bagian 1

205 30 16
                                    

Bandung pukul 6.25 wib

pagi yang cerah dan kabut yang masih tebal. seorang gadis ber hoodie pink itu berjalan melewati semak semak yang cukup tebal untuk menggapai sesosok hantu berparas cantik, bukan tanpa sebab.
Hantu itu sedari malam terus menjahilinya, dari yang menggerakan benda-benda disekitarnya, bahkan mengusili adik nya yang masih kecil.
Jangan lupakan bahwa ia terus mengancam yang sebenarnya tidak mungkin juga hantu itu lakukan.

"Kalau kamu engga nolongin aku, aku bakal gangguin kamu terus lho. Sama adik kamu yang masih kecil tuh aduh lucu banget mau aku bawa aja deh ke dimensi ku." Lontarnya dengan smirk kecil.

Yaa karna kasihan, garis keras karna kasihan bukan takut pada ancaman hantu itu akhir nya terpaksalah gadis itu kejar kejaran dengan si hantu kampret ini untuk menemui petunjuk.

Entah karena hantu tersebut mempunyai sifat jail yang sangat kronis atau ingin membuat Ninda kesal hantu tersebut terus membawa Ninda kemana-mana.

"Bangke lo mau bawa gue kemana sih perasaan dari tadi ga nyampe-nyampe." Geramnya sambil menahan sakit di  kakinya.

"Ayo ke belakang sekolahmu."

"Ngapain?"

"Ada bonekaku yang tersangkut di sana."

Gadis itu menganga.

Jadi dari tadi ia berkejar kejaran mengengelilingi jalan raya hanya di kerjai oleh hantu cilik ini? Shit.

Hantu itu pun menunjuk ke sebuah pohon beringin berukuran besar.
Kalau warga-warga sekolahnya tahu bahwa ia nekat kemari pasti ia akan diacungkan jempol karna sangat berani ke kawasan ini.

"Apasih yang lo cari kayanya berharga banget buatlo." geramnya

"Boneka, boneka itu pemberian ibuku  dan sekarang bonekaku tersangkut di pohon beringin ini." Ungkapnya

Rasa geram terhadap hantu tersebut berubah menjadi rasa penasaran.

"Kenapa bisa kesangkut?"

"Kepo udah cepet ambilin!"


"naik ke sana gitu?"

"Iya dong kaka cantik."

"Lo gila!"

"Adik kamu mau aku bawa ke dimensiku?" Ucapnya jail.

Bayangkan saja seorang gadis dengan tinggi badan 159 menaiki pohon setinggi gaban.

Ia saja seumur hidup baru bisa menaiki pohon ceri yang ada di belakangnya.

Ralat bisa naik gabisa turun alhasil malah jatuh dengan kondisi nahas.

Karna ini adalah kawasan yang sepi dan mungkin hanya segelintir orang yang lewat terpaksa Ninda memanggil bang Oci untuk mengambilkan boneka itu.

Tak butuh waktu lama akhirnya ia menemukan bang Oci sedang ngopi di kantin.

"Bang Oci yuhuuuu."

Bang Oci yang mendengar suara  cempreng Ninda langsung tersedak karena terkejut.

"Ah elah bang kaget banget nih kayanya."

DifferentWhere stories live. Discover now