Kepada engkau yang bersarang jauh di kedalaman hati.
Yang mengganggu setiap hembusan nafas.
Kepada engkau yang selalu hadir tanpa permisi.
Yang datang tanpa mengetuk pintu dan menunggu untuk di buka.
Kepada engkau yang namanya 'rindu'.
Mengapa ada di dalam hidupku?
Mengapa memaksaku bersedih karena dirimu?
Mengapa aku yang kau singgahi?
Mengapa bukan dia?
Jika saja dia yang merindu dan bukannya aku.
Pasti rasanya tak sepahit ini.
Aku, merindukan dia bersama diriku sendiri.
Bersama memori dalam otakku yang bisa pudar bersama waktu.
Aku mencari cari rumah dari rindu ini.
Agar tak terus menerus bermain dalam diriku.
Agar ku kembalikan pada pemiliknya.
Agar aku tak tersiksa lagi menahan sang rindu ini.
Berbagilah rindu ini bersamaku, supaya bukan cuma aku yang mencarimu.
Jika kau juga merindu, tentu kau pun mencariku.
Dengan begitu, rindu ini telah adil.
Jika kau bertemu dengan rindu itu.
Katakanlah padanya, agar jangan lagi menemuiku.
Karena seberapa kuatpun dirinya memaksaku untuk merinduimu.
Tetap saja kau tak akan menemuiku untuk mengambil rindu itu dari padaku.
-fertaniaWf-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kisah di Tengah Jalan yang Patah
PuisiSetiap kalimat memilik caranya masing - masing untuk mendeskripsikan tentang dirinya, tentang maknanya, juga tentang rasa yang dituangkan padanya. Dari setiap kata yang bergandengan, maka terciptalah baris demi baris kalimat. Jadilah sepenggal kisah...
