Entah mengapa seseorang yang terlihat bahagia di sekolah, selalu merasa kesepian begitu sampai di rumah. Seperti Siera saat ini. Ia selalu sendirian di rumah. Ayahnya bekerja dari pagi sampai sore, kadang-kadang sampai malam. Televisi saja tidak cukup untuk meramaikan rumahnya yang sunyi.
Siera berdecak kesal. "Bosen ih, Ares pasti sibuk main futsal nih."
Ia menatap jam besar yang tergantung di ruang tamu. Baru pukul 15.25. Padahal ia ini sudah sangat sore.
Karena bosan mendera dirinya, Siera memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks rumahnya. Ia memilih duduk di taman begitu melihat ada bangku kosong di sana. Ia duduk sendirian di dekat pohon yang lumayan rindang.
Siera membuka kunci layar ponselnya. Tidak ada chat dari Ares. Membuatnya sedikit kecewa. Jika saja ibunya tidak memutuskan hubungan dengan ayahnya, pasti saat ini Siera memiliki teman di rumah dan tidak akan merasa kesepian.
Di tengah-tengah angin yang berhembus serta keadaan taman yang sepi, membuat Siera tidak bisa mengelak ketika kenangan bersama ibunya muncul begitu saja.
Kala itu Raina—ibunya Siera—baru saja selesai membuat kue tradisional; klepon. Kue bulat berwarna hijau muda yang dibalut parutan kelapa itu adalah kue kesukaan Siera. Dengan bahagia Siera melahap kue itu. Kue buatan ibunya terasa sangat enak. Raina tertawa melihat tingkah putrinya yang begitu senang hanya karena dibuatkan klepon.
"Bahagia itu sederhana ya," kata Raina pada Siera kala itu.
"Iya, ma. Cukup makan kue kesukaan yang dibuat sepenuh hati sama mama." Siera memamerkan deretan giginya pada sang ibu.
Mendengar penuturan putrinya, membuat Raina tidak tahan untuk tidak mencubit hidung mancung anaknya.
"Kamu tuh ya, paling jago kalo godain mama."
"Kayak papa ya, ma?" Tawa Siera langsung pecah begitu melihat ibunya melotot.
Tak terasa air mata keluar di ujung mata Siera begitu mengingat kenangannya bersama sang ibu yang penuh canda dan tawa. Ia langsung menghapus air matanya dengan cepat. Untung saja taman ini masih sepi seperti tadi.
"Bahagia itu sederhana," kata itu terngiang-ngiang di telinga Siera.
Jika bahagia itu sederhana, apa definisi 'sederhana' yang dimaksud? Siera merasa bahwa di masa sekarang mewujudkan kebahagiaan sangat rumit. Atau mungkin semuanya terasa rumit karena tidak adanya sang ibu yang menemani hari-harinya kini.
Karena tidak ingin terlalu berlarut-larut akan kenangan, Siera memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Mungkin nanti ia bisa menonton TV lagi.
***
Pagi yang cerah diiringi cuitan burung yang sangat ceria. Namun, seperti biasa. Mau secerah apa pun pagi, tetap saja bagi Siera pagi selalu membosankan. Ayahnya sudah meninggalkan rumah duluan. Sebentar lagi Ares akan datang untuk menjemputnya agar bisa berangkat ke sekolah bersama.
"Andai aja gue bisa bawa mobil, pasti udah cus ke sekolah nih." Siera duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.
Tak lama Ares datang dengan motor sport-nya. Jujur saja, Siera sangat terkesima melihat Ares yang begitu keren. Nyaris setiap hari Siera selalu terpesona dengan paras serta gaya kekasihnya itu. Pantas saja banyak kakak kelas yang menggilai Ares, padahal mereka semua tahu jika Ares sudah memiliki pacar. Dan orang itu adalah Siera. Yang dianggap kakak-kakak kelas—yang menggilai Ares—sebagai anak kecil yang lebih pantas menjadi adiknya Ares ketimbang pacarnya. Yang benar saja!
"Aku tahu kok, kalo aku ganteng." Ares terkekeh di akhir ucapannya.
Siera langsung pura-pura mual mendengar pujian Ares untuk dirinya sendiri. Padahal di dalam hatinya, diam-diam Siera mengakui jika Ares memang ganteng.
"Halah, ngaku aja deh kalo kamu tuh lagi terpesona dengan kegantengan aku."
"Najis, Res." Siera tertawa pelan sambil geleng-geleng kepala. "Udah ya, gak usah narsis. Mending sekarang langsung ke sekolah aja, nanti telat lagi."
***
Hal yang paling tidak disukai oleh Siera salah satunya adalah melihat kakak-kakak kelas yang kecentilan pada Ares. Seperti sekarang, beberapa teman sekelas pacarnya itu mengajak Ares menuju kelas bersama mereka. Dan Siera ditinggalkan begitu saja di belakang.
Ares tahu Siera pasti merasa kesal saat ini. Namun, apa daya. Kelly tidak mau melepaskannya. Cewek satu itu terus saja memegang tangannya sambil terus berjalan menuju ke kelas mereka. Padahal rencananya Ares akan mengantarkan Siera sampai di depan kelas.
Saat menoleh, Ares tidak melihat keberadaan Siera lagi. Mungkin Siera sudah pergi menuju kelasnya sendiri.
***
"Lo kenapa sih, Ra?" tanya Mirna yang baru saja piket kelas.
"Itu tuh, si Kelly keganjenan sama Ares. Terus Ares nya mau-mau aja lagi." Siera menekuk wajahnya dengan perasaan kesal.
"Gitu deh, tekanan batinnya kalo pacaran sama cogan."
Siera berdecak. "Lo tuh ya! Bukannya ngehibur gue, malah ngeledek."
Mirna langsung tertawa. Membuat kekesalan Siera bertambah besar. Mood-nya benar-benar buruk. Siera menyesal sudah terpesona pada Ares tadi pagi dan mengakui bahwa cowok itu ganteng meski hanya di dalam hati.
"Percaya deh, kalo di dalam hatinya Ares itu cuma ada lo doang." Mirna mengedipkan sebelah matanya pada Siera. Cewek itu hanya mendengkus. Karena buktinya Ares tidak mengirim pesan apa-apa padanya saat ini.
Entah kebetulan atau bagaimana, begitu Siera menatapi layar ponselnya tiba-tiba muncul satu notifikasi chat dari Ares di pop up. Yang langsung dibuka oleh Siera.
Kalo lagi kesel gara-gara aku yang dideketin sama cewek lain, yang harus kamu inget cuma satu. Di hatinya Ares cuma ada Siera doang.
Lalu muncul satu pesan lagi.
Ciyus deh, gak bo'ong 😂
Dengan wajah yang nyaris bersemu, Siera mengumbar senyum senang. Jika saja saat ini ia sedang di kamarnya dan sendirian, sudah dipastikan ia akan lompat-lompat kegirangan atau mungkin sudah menggigiti bantal di kamarnya dengan gemas.
***
Senin, 19 Maret 2018
Jangan lupa vote & Komen ya! Semoga banyak yang suka sama cerita ini ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan
Dla nastolatkówSetiap orang pasti ingin memiliki keluarga yang lengkap. Begitupun dengan Siera, ia berkeinginan agar kedua orangtuanya kembali rujuk. Tapi apa daya, ternyata ibunya sudah menikah lagi dengan orang lain. Dan orang itu adalah ayahnya Ares, pacarnya s...