Aku adalah manusia, manusia yang tidak pernah berhenti untuk berharap. Berharap yang mungkin bisa terjadi, bahkan bisa lebih berharap yang tak akan pernah terjadi. Tapi aku yakin, tak ada yang tidak mungkin, maka dari itu aku tak pernah berhenti untuk berharap. Saat aku mencintai seseorang, aku selalu berharap seseorang itu memiliki rasa yang sama sepertiku. Namun terkadang harapan itu tak terkabul, orang yang ku cintai sepenuh hati ternyata mencintaiku setengah hati atau bahkan tidak sama sekali.
Aku pernah mengutip sebuah kalimat dari film Satu Jam Saja “Aku mencintaimu, aku akan menunggumu untuk dapat mencintaiku secara penuh walaupun itu hanya satu jam saja.” kalimat itu benar menyakitkan, namun apakah ada yang salah dari pengorbanan seseorang untuk dapat dicintai oleh orang yang sangat dicintainya walaupun hanya satu jam saja? Tidak, karna cinta rela untuk berkorban.
Aku selalu berharap, bahwa “pengabaian” itu harusnya dihapuskan. Aku sering merasakannya, saat aku memberikan sejuta perhatian tapi dirinya mengabaikanku, sakit rasanya tidak dihargai seperti itu. Maaf jika perhatianku, ternyata hanya mengganggumu. Mungkin aku memang berlebihan, namun apa aku salah jika aku memberikan seluruh perhatianku terhadap orang yang sangat aku cintai? Hanya orang tidak tahu diri yang berkata bahwa itu salah.
Saat aku mulai pupus harapan, aku hanya diam. Bukan diam karena menyerah, namun aku diam untuk berpikir, apa semua harapanku salah? Apa yang kurang dari aku? Apa aku salah bila aku sangat mencintaimu? Aku memang tidak sempurna, tidak bisa menjadi yang kamu inginkan, namun setidaknya aku memiliki hati yang penuh dan tulus kepadamu.
Berikan aku sedikit perhatianmu, sedikit perhatianmu walau hanya sebentar. Aku senang mengenalmu, bisa mengetahui tentang dirimu dan bisa merasakan perasaan ini. Terimakasih untuk kesegananmu telah hadir dihidupku, memberi warna baru walaupun tak semua warna baru itu cerah mungkin lebih banyak yang gelap. Terima kasih telah memperkenalkanku dengan semua rasa. Mulai dari senang, sedih, bahagia, kecewa dan paling terutama antara cinta dan sakit hati. Terimakasih telah membuatku tertawa dan tangis dengan ketidaksengajaan.
Aku sering berharap, ketika esok kamu terbangun dari tidurmu kamu menyadari bahwa ada yang menunggumu untuk diucapkan ‘Selamat Pagi’, yaitu aku. Namun harapan itu hanya sebuah angan-angan tinggi yang mungkin akan terjadi jika kamu sudah memiliki rasa cinta yang penuh untuku. Jika semua harapanku salah, aku akan mundur, aku akan mencoba untuk menjauhi angan-angan pikiranku tentang dirimu. Selamat tidur untuk kamu. Ya kamu, yang telah membuatku sesayang bahkan juga sesakit ini, mimpi indah selalu.
Harapan terakhirku, Aku harap tuhan selalu membisikan kerinduanku padamu.