Chapter 5

285 42 6
                                    

Hari ini merupakan hari yang tersial menurut Farah. Sedangkan menurut Raffa, hari ini merupakan hari keberuntungan nya. Pasalnya saat ini mereka berdua tengah dihukum membersihkan toilet guru.

"Lo makin cantik Far, kalau lagi serius gitu. " kata Raffa yang melihat Farah sedang serius mengepel.

"Dari pada lo bengong, senyum senyum nggak jelas. Mendingan lo lap tuh cermin. " kata Farah sambil melemparkan sebuah lap basah ke wajah Raffa.

"Ihh! Farah, bau tau. " kata Raffa lalu mengambil lap itu.

"Kerjain nggak!! " kata Farah sedikit berteriak sambil menodomgkan gagang pel ke arah Raffa.

"Iy.. Iya,iya ibu tiri... "kata Raffa sedikit takut dan menggoda.

"Raffa! " teriak Farah.

***
Saat bel istirahat berbunyi, pada saat itu juga hukuman Farah dan Raffa berakhir mereka pun segera menuju kekantin untuk menghilangkan rasa lelahnya selepas membersihkan toilet.

"Nih... " kata Raffa sambil memberikan sebotol air mineral ke hadapan Farah.

"Nggak butuh! " tolak Farah.

Farah pun segera menuju meja kantin yang kosong dan Raffa langsung mengikutinya tanpa berkata apa pun.

Saat Farah melihat Raffa didepan nya dia merasa sangat muak dan serasa ingin meninju habis orang yang ada di depannya. Setelah cukup lama Farah melihat Raffa dengan kesal, suatu niat mendarat di otaknya.

"Gue laper nih,Fa." kata Farah yang menatap Raffa sambil memberinya senyuman manis. Hal itu tentu saja membuat Raffa langsung senang dan antusias menjawab.

"Iya, Farah. Gue pesenin lo makan yah. " jawab Raffa yang langsung salting karena Farah menatapnya dengan senyum.

"Tapi....lo tau kan gue mau makan apa? " kata Farah sambil menarik menghentikan Raffa.

"Gue tau lah. " kata Raffa yang berbalik lalu mengedipkan sebelah matanya.

****
"Nih,Far. Semangkok mie ayam kesukaan lo. " kata Raffa sambil meletakan dua mangkok mie ayam.

"Loh? Raffa, ini minumnya mana? "  tanya Farah.

"Oh, iya.... Bentar yah. " kata Raffa lalu pergi membeli minuman.

Wah! Raffa udah pergi tuh,ini kesempatan emas buat gue ngerjain dia. Kata Farah dalam hati lalu mengambil mie ayam Raffa dan menyabotasenya.

Dia mengambil sebotol saus cabe dan memasukannya kedalam mangkuk mie ayam Raffa lalu segera ditutupinya saus itu dengan mie agar tidak terlihat.

"Ini, Far. Minumnya. " kata Raffa sambil memberi Farah sebotol air mineral.

"Makasih.... " jawab Farah sambil senyum.

Raffa pun mulai mengambil mie ayamnya dan memberikannya kecap dan sedikit saus dan mulai mengaduknya.

"Ehh..... Kok ini merah banget yah. Perasaan gue kasih saus dikit deh. " kata Raffa yang heran melihat mie ayam nya kayak pedas banget.

"Entah... Mungkin lo salah taroh deh. " kata Farah yang juga sedang asik menikmati mie ayamnya sambil sesekali tersenyum.

"Ieek.... Pedes banget Far," ujar Raffa yang merasakan mie ayam nya. "Ganti aja ahh. " kata Raffa lagi.

"Loh... Kok gitu sih Fa, lo tuh nggak boleh mubazir. Kasihan makanannya. " kata Farah sambil memasang wajah iba nya.

Raffa tak tau sekarang harus apa,dia berniat menyenangkan hati Farah dengan memakan mi ayam itu tapi ketika dia hendak memakannya dia terbayang betapa pedas nya mi ayam itu.

"Sini aku suapin... " kata Farah yang menarik mangkok Raffa dan menyodorkan garpu ke depan Raffa.

"Dimakan dong!" bujuk Farah.

Dengan berat hati Raffa membuka mulutnya dan mengunyah makanan itu sambil menahan pedasnya makanan itu.

"Habisin yah.... " kata Farah yang tak mau berhenti menyuapkan mie ayam itu, Raffa juga selalu menerimanya dengan terpaksa.

****
Bel pulang di SMA 1 Bhineka pun berbunyi, hal itu tentu membuat seluruh siswa bersorak kegirangan. Tempat parkir motor pun mulai dipadati para siswa yang ingin mengambil kendaraan mereka masing-masing.

Sementara Farah hanya terdiam pasrah di dekat gerbang sekolah karena mobilnya sedang dibengkel.

"Farah...! " sapa Milan yang menghapiri Farah. Seketika wajah Farah yang tadinya kusut berubah menjadi ceria, dia baru ingat kalau Milan satu sekolah dengannya.

"Lan!! Kok lo baru muncul sih?, tadi kan gue udah bilangin istirahat kita ketemu di kantin. Tapi lo nggak muncul? " oceh Farah.

"Hahaha...iya gue minta maaf," ujar Milan sambil memegang kedua telinganya.

"Ehh?btw,Pacar lo yang cerewet itu mana?" lanjut Milan.

"Ihh...dia itu bukan pacar gue. " seru Farah sambil menonjok kecil lengan Milan.

"Terus? Kok gue lihat dia perhatian banget sama lo..." goda Milan.

"Ihh....apaan sih, " kata Farah yang mengerucutkan bibirnya uang mungil.

"Udah, jangan ngambek deh. Eh, btw, lo balik sama siapa?" tanya Milan.

"Ehehe...kita bareng yah, Lan. Lo tau kan mobil gue mogok. " rayu Farah.

"Emangnya,lo nggak balik sama pacar lo? " tanya Milan lagi.

"Ihh... Milan yang suka ngawur, gue bilang sekali lagi, Raffa itu bukan pacar gue." ujar farah.

"Tapi...kok dia tumbenan sih, nggak ngekorin lo. " kata Milan.

"Gini ceritanya,Lan.Tadi tuh ...bla ...bla...bla.. " Farah mulai bercerita tentang bagaimana dia mengerjai Raffa sampai sakit perut dan disuruh pulang oleh guru.

Milan terbahak mendengar semua cerita Farah.

"Yuk pulang bareng." kata Milan lalu segera mengambil motornya.

***
Hi,readers!
Udah lama yah aku nggak update....

Chapter ini cukup sampai di sini aja yah. Aku janji chapter selanjutnya akan cukup panjang.

Salam manis,
Rubby_heart :)

Farah VS RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang