Dua

59 6 3
                                    

Hanya perlu waktu tiga hari bagi Gia menunggu hasil dari surat lamaran yang dikirimnya tersebut. Karena siang ini sebuah pesan yang masuk di pinselnya sukses membuat senyum gadis berambut panjang itu merekah.

0812xxxxxxxx

Selamat siang,
Kami dari PT. SDS (Gfood) mengharapkan kehadiran saudara / saudari untuk berhadir pada sesi wawancara yang dilaksanakan pada :
Hari Kamis, pukul 10.00
Terimakasih.

"Ada yang lagi seneng kaya nya nih. Senyam senyum ga jelas gitu" ucap ibu Gia saat melihat putrinya cuci piring sambil senyum ga jelas.
"Hehehe, Gia lagi seneng banget mah, Gia dapat panggilan wawancara besok mamah doain Gia ya." Ucapnya seraya memeluk sang ibu tercinta.
"Hugh.. iya iya mamah doain tapi ini ga pake peluk peluk tangan kamu banyak sabunnya Gi." Seraya berusaha melepaskan pelukan anak gadisnya itu.
"Ups sorry mah" dan Gia kembali meneruskan kesibukan nya mencuci piring.
"Gi, kamu yakin gak mau kuliah aja. Mamah sama abah masih sanggup ko biaya in kuliah kamu" ucap sang ibu sambil menatap Gia yang masih sibuk mencuci.
"Gia yakin mah, lagian sekarang banyak kok kampus yang jadwal kuliahnya malam jadi Gua bisa kerja sambil kuliah" ucapnya sembari mengeringkan tangan
"Gia ke kamar dulu ya mah" dan si ibu hanya bisa memandang punggung sang anak sambil menghela napas.
Gia memang gadis yang berpendirian teguh, dia tidak akan main main dengan keputusan yang sudah diambilnya.

***

Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan pihak perusahaan kemarin. Saat ini tepat pukul 09.45 Gia sudah berada di pintu masuk PT. SDS.
'Banyak juga ternyata yang  mau wawancara' batin Gia.
Setelah mengisi absensi yang disediakan security Gia pun menunggu panggilan sembari mengisi angket yang disediakan untuk para pelamar bersama beberapa pelamar lain sambil sesekali tersenyum saat ada pelamar yang menengok ke arahnya.
Setelah kurang lebih 45 menit menunggu tibalah giliran Gia di panggil. Gadis itupun beranjak dari duduknya dan menuju ke ruangan yang dimaksud oleh security.
"Ya, silahkan masuk." Ucap suara bariton itu saat Gia mengetuk pintu kaca ruangan yang dimaksud.
"Duduk mba" ucap seorang laki laki yang ada di hadapan Gia"
"Makasih pak". Ucap Gia gugup.
"Dengan mbak Gia," ucapnya seraya membaca CV yang sedang dia pegang dan diangguki oleh Gia.
"Kenalkan saya Martin." Ucap lelaki tersebut sembari menjabat tangan Gia.
"Gia" dan Gia menerima jabatan tangan lelaki itu.
"Kita langsung aja ya mbak, sebelumnya saya sudah baca CV nya mbak dan disini tidak ditulis jabatan yang rencananya mbak ingin masuki. Kebetulan yang saat ini sedang kosong adalah SPG dan tim gudang, berhubung mbak perempuan saya menyarankan SPG, tapi keputusan ada ditangan mbak sendiri berminat atau tidaknya." Ucap pak Martin sambil menatap mata Gia.
"SPG itu apa ya pak kalau boleh saya tau" jawab Gia.
"SPG itu Sales Promotion Girl mbak, mungkin kalau biasa mbak ke swalayan kan ada tuh mbak mbak yang nawarin produk, kira kira seperti itu mba" ucap pak Martin.
"Oh gitu ya pak" terlihat jelas raut ragu di wajah Gia.
"Kebetulan saya tidak handle langsung bagian itu mbak, kalau mbak berminat untuk jadi SPG bisa datang lagi besok untuk wawancara selanjutnya dengan kepala tim langsung biar lebih jelas" ucap pak Martin.
"Emmm boleh pikir pikir dulu kan pak ya?" Tanya Gia dan disambut oleh kekeruhan pak Martin.
"Tentu boleh mbak, gini aja saya kasih waktu 2 hari deh kalau misalkan mbak berminat bisa hubungi nomer telpon kemarin ya" ucapnya.
"Baik pak" dan Gia pun pamit meninggalkan perusahaan tersebut.

***

Sesampainya dirumah gadis itu segera ke kamar dan merebahkan dirinya. Jarak tempuh yang lumayan jauh sekitar 12 km dan memakan waktu hampir 30 menit berkendara ternyata cukup menguras tenaga Gia.
" gimana wawancaranya Gi?" Tanya sang mamah seraya duduk di pinggir kasur.
"Gitu deh mah, cuma yang kosong katanya SSPG gimana menurut mamah" tanya Gia.
"Kalo kamu minat terima aja, coba jalani dulu, siapa tau cocok kan" ucap nya seraya mengelus puncak kepala sang putri.
"Gia pikirin dulu deh mah, masih bingung" jawabnya.
"Ya udah mamah mau kedapur dulu masak." Dan mamah Gia pun beranjak dari kamar sang putri.

***

Hayo...
Kira kira si Gua mau ga ya jadi SPG?

Makasih buat kalian yang udah bersedia baca cerita ini jangan lupa vote comment sama follow aku ya.
Makasih.

The Other Side SPGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang