Bab 4

110 6 1
                                    


~~Happy Reading ~~

Shirayuki mulai mengobati zen dengan perlahan tetapi sesekali zen meringis kesakitan saat shirayuki menyentuh lukanya.

Zen mulai memperkenalkan 2 temannya yang sedang memainkan catur

Shirayuki perkenalkan yang selalu kalah itu bernama mitsuhide dan yang di depan nya dan selalu menang bernama kiki

"Hai Shirayuki "Sapa mereka berdua bersamaan

"Zen bagaimana kau tau kalau aku akan kalah tanpa melihat kesini"jawab mitsuhide seakan tidak terima

"Kau memang kalah bukan "timpal kiki sambil meminum Cofee nya

Mitsuhide mendengus kesal mendengar hal itu sedangkan zen dan shirayuki tertawa kecil melihat hal itu

Setelah selesai mengobati lengan zen yan terluka shirayuki memutuskan meminta izin untuk berjalan2 di hutan untuk menikmati keindahannya

"Untuk apa kau mengikuti ku" ucap shirayuki sambil melirik zen yang sedang mengikutinya dari belakang dan memasang wajah tak bersalahnya.

"Bagaimana mungkin aku membiarkan seorang perempuan berjalan-jalan di hutan saat sedang terluka" ucap zen.

Mendengar hal itu shirayuki hanya bisa mendengus kesal karna tidak memiliki jawaban atas ucapan zen yang mengenai hati nya

Dia berjalan melewati semak-semak sampai tiba di tempat yang cukup luas ia pun mulai bersandar di salah satu pohon itu

Tapi salah satu bagian pohon menyangkut beberapa rambut nya yang agak panjang dari yang lain

Dia pun mulai memberanikan diri dan meminta pertolongan kepada zen

"M-maaf bisa kau menolong ku zen" ucap shirayuki sambil memegang rambut yang tersangkut". Zen mulai mendekati shirayuki dan melihat hal yang cukup aneh baginya

"Kenapa rambut mu ada yang panjang dan ad yang pendek "sarkas zen sambil melirik shirayuki

"Haruskah aku mengatakan Alasan nya pada mu"ucap shirayuki sambil melipat kedua tangannya di dada

"Yaa jika kau tidak keberatan"kata zen sambil mengangkat kedua tangan nya ke atas tanda tak peduli

Shirayuki hanya bisa menghela nafas kasar melihat kelakuan orang di depannya ini seperti anak-anak tapi akhirnya dia pun terpaksa menceritakan nya kepada zen.

Dan kalian tau apa reaksi zen??

Dia tertawa dan mendukung keputusan shirayuki karna tidak seharusnya wanita itu di sama kan dengan barang dan bisa di beli dan di buang begitu saja.

Awalnya shirayuki hanya tersenyum melihat zen berkata seperti itu tapi kenyataan nya ia seperti buah apel yang baru di beli dan berbeda warna dari yang lain, jadi jika cacat sedikit saja akan di buang oleh orang itu.

Dia tersenyum masam melihat takdir memainkan kehidupannya. Dia hanya ingin sebuah keluarga harmonis akan tetapi semua itu hanya khayalan karna melihat kedua orang tua nya saja dia tidak pernah.

Dia hanya di besarkan oleh kakek dan nenek nya yang selalu menyayangi nya penuh dengan kasih sayang.

Melihat kesedihan shirayuki zen pun mulai menghiburnya dengan mangatakan "kau tau merah itu adalah warna takdir jadi biarkan takdir menuntunmu menuju kebahagian mu karna hanya kau lah yang akan dapat menentukan apa kebahagian yang akan kau impikan" ucap zen sambil tersenyum.

Next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Snow White With The Red HairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang