SEMUT DAN MERPATI

3.7K 36 1
                                    

" Ketika kamu berbuat sesuatu kepada seseorang yang mungkin kamu tidak mengenalnya, niscaya kebaikan itu pasti akan terbalaskan suatu saat nanti "

Pada suatu hari, ketika musim panas, segerombolan semut-semut sedang berjalan beriringan sambil membawa makanan diatas kepala mereka. Semut-semut itu terlihat begitu kompak dan sangat bersahabat satu dengan yang lain.

Pemimpin mereka adalah seekor semut gagah yang berjalan paling depan yang dengan cekatan selalu memberi aba-aba saat harus berbelok ataupun melangkah, agar makanan yang dibawa mereka, tidak jatuh ke tanah.

“Satu!!..dua!!..kiri!!..kiri..!!” Sang pimpinan memberi komando…”Awas!! di depan ada tanjakan!!” katanya lagi sebagai peringatan. Semut-semut yang lain cepat-cepat bersiap-siap agar makanannya tidak terjatuh dan mulai menanjak. “dibawah ada sungai, kita harus belok kekiri!” kata sang pemimpin lagi, rombongan semut di belakang mengikuti terus petunjuk dari pimpinan mereka hingga akhirnya mereka tiba di sarangnya.

Setelah meletakan hasil bawaan mereka, semut-semut itu berpisah untuk mengerjakan tugas-tugas mereka yang lain.

Adalah seekor semut yang masih muda belia. Rasa ingin taunya tentang dunia di luar sarangnya, begitu besar sehingga dia memberanikan diri untuk meminta iijin kepada sang pemimpin agar dapat diijinkan keluar dari sarang untuk memulai petualangannya.

“ehmm..maaf pak pemimpin” kata semut muda itu terbata-bata. “Apa boleh aku pergi keluar untuk melihat-lihat? Aku berjanji kalau aku tidak akan pergi lama” katanya lagi. Sang pemimpin semut itupun menatap dengan penuh rasa sayang kepada semut muda itu

“Anakku, jika engkau ingin pergi berjalan-jalan, aku tidak akan melarangmu. Tetapi berhati-hatilah karena dunia di luar sarang ini sangat luas dan kejam” katanya dengan bijaksana. Alangkah senangnya hati semut muda itu.

Setelah menyiapkan bekal untuk perjalanannya, berpamitanlah semut muda kepada sang pemimpin “Pak pemimpin, aku akan pergi sekarang,” katanya dengan penuh semangat.

“Berhati-hatilah di jalan, dan segeralah pulang,” kata sang pemimpin sambil menepuk-nepuk bahu semut muda itu. Maka berangkatlah semut muda itu dengan penuh semangat dan sukacita.

Kebetulan tak jauh dari sarang semut itu, terdapat sungai dengan air yang jernih. Karena rasa ingin tahunya, semutpun berjalan menelusuri jalan yang lembab, beberapa kali ia harus memanjat beberapa dahan pohon dan rerumputan.

Semut muda berjalan tanpa mengenal lelah hingga akhirnya dia merasa sangat haus. Semut muda segera mencari air untuk diminumnya. Di kejauhan, dilihatnya mata air yang sangat jernih, lalu semut muda ini pun segera berjalan menuju mata air yang sejuk itu.

Setelah dekat dengan mata air, semut muda sempat kebingungan, karena ternyata setelah dekat, letak mata air itu lebih tinggi dari tanah yang dipijaknya. Tetapi semut muda tidak kehilangan akal. Dia naik perlahan-lahan keatas sebuah batang rumput yang daunnya menjulur ke arah mata air itu.

Saat dia hampir saja mencapai puncaknya, tiba-tiba semut muda terpeleset dan jatuh kedalam mata air. Semut muda berusaha untuk menyelamatkan diri, tetapi dia kesulitan karena dia tidak bisa berenang.

Saat semut muda sedang bertarung antara hidup dan mati untuk menyelamatkan dirinya, seekor burung merpati yang sejak tadi asyik memperhatikan tingkah semut muda itu, tergerak oleh belas kasihan, lalu segera mematuk daun di pohon yang sedang dihinggapinya hingga jatuh ke dekat semut muda yang hampir tenggelam.

Semut muda segera menggapai daun itu dan dengan bersusah payah dia berusaha untuk naik keatas daun. Ketika sampai di atas daun, semut muda menatap burung merpati dengan penuh rasa terima kasih. Burung merpati pun terbang kearah daun itu dan mendorong dengan paruhnya agar daun tersebut menepi kepinggir mata air.

“Hai burung merpati, terima kasih atas pertolonganmu hari ini. Jika bukan karena engkau, aku sudah mati tenggelam tadi,” kata semut muda itu sambil berusaha untuk turun dari daun itu menuju ke tanah. Burung merpati menjawab

“sama-sama semut. Apa yang sedang kau lakukan di tempat ini?” tanya merpati.

“Aku sedang berjalan-jalan untuk melihat dunia di luar sarangku, lalu aku kehausan. Saat aku sedang memanjat rumput itu, aku terjatuh,” kata semut muda.

“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya merpati lagi.

“Aku akan kembali ke sarangku, karena ibu bapakku pasti sedang mencemaskan diriku,” jawab semut muda lagi.

Sementara semut muda dan merpati sedang bercakap-cakap, mereka tidak menyadari bahwa ada bahaya yang sedang mengintai. Seorang pemburu sedang mengarahkan senjatanya kearah burung merpati dan siap menembaknya. Saat burung merpati menyadari keadaan itu, dia pun segera terbang ke atas meninggalkan semut muda sendiri.

Melihat kejadian ini, semut muda segera berlari kearah si pemburu dan dengan sigap dia memanjat sepatu si pemburu dan masuk kedalam sepatu itu. Segera digigitlah kaki si pemburu. Pemburu menjerit karena kesakitan lalu segera melemparkan senjatanya ke bawah untuk cepat-cepat melepaskan sepatunya. Semut muda keluar dari sepatu sang pemburu lalu pergi meninggalkan tempat itu.

“Terima kasih semut, kau sudah menyelamatkan nyawaku hari ini,” kata burung merpati.

“Sama-sama burung merpati. Tadipun engkau sudah menyelamatkan nyawaku,” kata semut muda. Akhirnya merekapun berpisah.

••

#PojokQuotes

Cerita FabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang