Prolog

3.9K 182 70
                                    

Dalam rengkuhan amis darah aku menghardik dunia ini ... kebodohan ini....

Mata pedang yang menancap padamu kutarik pelan dan menyisakan ringkihan pilu.

Tetapi, mengapa malah aku yang meneteskan nestapa?

Air mata tak henti juga mengalir.

Tangan ini gemetar dan selepasnya kuyakini tak mampu lagi menghunus benda laknat itu.

Aku bingung dan lidahku kelu kala topengmu tertanggal.

Hei ...

Kaukah itu?

Sosok yang setia menghampiri aku dan dia kala temaram.

Yang membisikkan fiksi serupa realita.

Ketika netra bertemu, senyum terakhir merekah, seketika juga aku mengerti ...

... takdirku berubah mulai dari sini.


===========================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===========================


First draft 24 Juli 2018

Disunting 3 Agustus 2020


Sincerely, 

RaDel28

Amethyst: The Lost PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang