7

49 3 0
                                    

"Gue tau hati lo lagi buat siapa,sepandai-pandainya lo nyembunyiin perasaan itu di hati lo,mata lo selalu ngebongkar apa yang ada dihati lo itu!"


JIJI


~~~

"Maaf,gue ngga biasa jalan sama orang yang gue ngga kenal"

"Makanya jalan sama gue biar lo lebi kenal gue kak" dia orang pertama yang bisa bantah alasan gue kalau di ajak jalan

"Gue ngga bisa"

"kapan lo bisa deh kak"

"Apasih alasan lo ngajak gue jalan?" Gue jawab dengan nada yang mulai ketus

"Buat deket sama lo,dan gue mau tau alasan lo dingin kebanyak cowok"

"Bukan urusan lo"

"Yauda,gue ngga bisa maksa lo kak,tapi saran gue jangan terlalu dingin"

"Ntar gue angetin" seraya pergi masuk ke dalam kelas gue

Baru gue duduk di singgasana gue di kelas,tiba-tiba Fanya datang dan duduk di sebelah gue yang aturannya bangkunya si Farkha

"Ersya ngomong apaan sama lo?"

"Ngga ada"

"Ngajak lo jalan?terus lo tolak lagi?"

"Hmm" jawab gue yang mulai malas,karna gue bakal tau ujung dari pembicaraan gue sama Fanya ini ada pemberantaman kayak sama Ifa

"Kalau lo mau marah lagi perkara gue nolak ajakkan cowok,terserah,gue udah malas urusin yang kayak gitu"

"Stop sayang sama Ariq,itu saran gue" Fanya langsung pergi ninggalin gue

APASIH ANJING,GUE YANG DIAJAK JALAN YANG DITOLAK JUGA BUKAN KALIAN TAPI KALIAN YANG LEBIH HEBOH,batin gue yang udah terlalu panas

Bell masuk berbunyi,semua siswa yang tadinya dikantin perlahan mulai masuk ke dalam ruangan kelasnya,termasuk la Farkha sebangku gue,gue yang dalam kondisi mood sangat buruk hanya mengabaikan ketika Farkha nyobak senyum.

"Kell.." panggilnya

Gue masih diem

"Kelly"

Gue malas nyaut

"Kelly Naura"

Gue cuman ngelirik dia,ngga ada niat sepersen pun buat nyautin dia

"Gue tau lo marah,cuman yang kita bilang itu demi kebaikan lo" Farkha berkata setengah berbisik,karena kondisi kelas yang kebetulan sedikit tenang hari ini

"Bukan urusan lo pada"

Farkha menghembuskan nafasnya berat,ia mengerti dengan amat sangat rasa marah yang gue rasain,gue ngga ngerti sama jalan pikirnya Farkha dia tau jelas gue orang yang ngga perna suka dipaksa.

"Permisi buu" sontak ketika mendengar suara itu satu kelas melihat kearah asalnya suara,dan itu adalah mam Leni,Mam Leni berbincang sebentar dengan guru yang kebetulan sedang mengajar di kelas gue.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang