Kanya masih setia duduk dan memandang lapangan basket di depannya. Pelajaran Sekolah sudah usai sejak satu jam yang lalu. Hanya ada beberapa siswa yang masih lalu lalang di sekitaran kelas kebanyakan kakak - kakak kelas yang mungkin mengikuti kegiatan ektra kurikuler. Tak berapa lama munculah siswa-siswa laki-laki bersama seorang guru membawa bola basket ke tengah lapangan. Kanya berdiri dari duduknya dan berpindah duduk di emperan kelas, meperhatikan kekekompakan tim basket itu.
'Jadi keinget kakak' batin kanya memandang seorang pemain bernomor punggung 10.
Lelaki itu cukup pandai membawa bola juga pandai mengecoh lawan. Bibir kanya tertarik keatas tatkala melihat lelaki tersebut sukses mecentak jump shot.
Lalu terdengarlah suara sorak sorai dari teman-teman si lelaki tersebut.
'Pulang a, lama-lama di sini malah ngingetin aja'
Kanya berdiri dan melangkah menuju gerbang sekolah. Tepat saat kanya beranjak berjalan meninggalkan emperan kelas. Siswa bernomor punggung 10 tadi melihatnya tanpa sadar." eh itu adik kelas ya ?"
"Iya mungkin, napa ? Lo kenal ?"
"Entahlah, gue kira lo yang kenal dia"
"Enggak. Ya udah yok latihan lagi"
.
.
.
Kanya menaiki taxi menuju rumahnya.Tok..tok..tok
"Eh kanya sudah pulang kamu sayang. Ayok masuk. Tadi tante masakin sop kesukaan kamu hlo. Sini tasnya biar tante bawain"
Kanya hanya pasrah saja ketika wanita itu mengambil tas di punggungnya. Kanya diam dan melangkah menuju dapur. Wanita itu mengikuti kanya
"Gimana tadi sekolahnya ? Suka sama suasana masa sma ?"
"H'm" kanya hanya menjawab dg dehemannya. Lalu membuka kulkas mengambil botol berisi air dingin.
"Ini gelasnya" wanita itu menyodorkan gelas kepada kanya
Kanya menerimanya dan menuang air dingin itu lalu meminumnya. Wanita itu beralih menuang nasi juga sayur sop di piring kanya.
"Ayok duduk kanya. Makan bareng tante ya" kanya melirik piring yang di geser menuju sebelah wanita itu. Mau tidak mau kanya menghembuskan nafasnya lelah. Lalu duduk dan menggeser lebih dekat piring itu kedirinya.
"Cobain kanya. Ini krupuk emmm ini juga tante bikin sambal kecapnya"
Wanita itu menggeser mangkuk kecil berisi kecap yang sudah di campur irisan bawang merah tomat juga cabai rawit. Lalu beralih menggeser kaleng krupuk agar lebih dekat ke jangkauan kanya"H'm makasih"
"Sama-sama"
Mereka berdua akhirnya makan. Kanya yang makan dg lelah juga diamnya dan wanita itu yang berusaha membangun obrolan kepada kanya yang banyak di acuhkan oleh kanya.
Namun tiba sang wanita itu tersedak karena terlalu banyak bicara dan mungkin juga sedikit kesal karena di abaikan oleh kanya.Uhuk..uhuk...uhuk
Wanita itu menepuk-nepuk dadanya dan berusaha mencari gelas. Kanya berdiri hendak membantu mengambil air di kulkas. Namun saat berbalik dia menemukan wanita itu menggunakan gelas almarhumah ibunya. Kanya yang sejak awal memang tidak suka orang lain memegang benda-benda ibunya menjadi kesal lalu merampas gelas itu."Sudah kanya bilang berapa kali jangan pakai gelas mama. Saya biarin tante nikahin papa saya tapi saya sudah bilang sejak awal jangan sentuh atau bahkan menggunakan barang mama saya"
"Maaf kanya, tante lupa"
"Saya heran. Sudah 5 tahun tante di sini kenapa selalu lupa. Barang mama di sana dan barang tante di sebelah sini. Kenapa selalu mengambil barang mama saya" kanya menunjukkan letak barang dapur mamanya dengan letak barang dapur ibu tirinya.
"Tante minta maaf kanya. Sekarang ayok kita makan lagi ya" wanita itu menarik lengan kanya pelan menuju meja makan lagi.
"Maaf, saya sudah kenyang" kanya menyentak tangan wanita itu di lengannya lalu berjalan menuju tangga"
"Mbak..... mbak sun"
"Iya dik kanya"
"Pindahin barang dapur mama ke kamar saya sekarang ya"
"Sayang gak usah di pindahin tante bener-bener nggak segaja tadi. Tante janji bakal lebih hati-hati lagi"
"Enggak. Sudah hampir 30x saya mergoki tante pake barang mama. Dari pada saya berantem dengan tante terus mending saya yang ngalah. Mbak sun tolong ya, pindahin barang mama. Saya tunggu di kamar"
"I..iya.. dik"
.
.
.
Mbak sun (art) sudah 2x masuk ke kamar kanya membawa barang-barang majikan lamanya. "Mbak bantuin saya lagi ya. Saya mau pindahin boneka-boneka saya di kartus itu nanti barang mama taruh di sini""Iya dik"
"Kalo gelas mama taruh di meja saja mbak"
"O. Iya dik. Kalo celemeknya ?"
"Taruh sini nggak papa. O iya mbak kapan papa pulang?"
"Mungkin besuk deh dik. Kenapa kangen tuan ya ?"
"Mau kangen juga nggak ada bedanya mbak. Papa sekarang kan sibuk sama istri barunya, aku mah nomor sekian"
"Nggak boleg gitu loh dek. Bapak sayang kok sama dik kanya"
"Dulu. Sekarang beda mbak"
"Beda apanya ? Perasaan kamu aja dek"
"Mbak sun nggak percaya sih. Coba aja besuk kalo papa pulang trus liat barang mama nggak ada di dapur pasti bakal marahin aku"
"Ya mungkin maksudnya nggak marah cuma ya.. menjelaskan"
"Marah. Liat aja besuk. Pasti di kirinya aku ngapa-ngapain istri mudanya. Pasti di kira papa. Aku banding-bandingin istri barunya sama mama"
"Ah, kamu dik mikirnya kejauhan. Udah yuk di tata yang bener dulu" mbak sun kembali menata barang-barang mama kanya ke dalam lemari hias di kamar kanya.
'Dek-dek hla wong ibu sebenernya baik kok, bapaknya non aja yang selalu keliru menyikapi kemarahannya ke non' batin mbak sun
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Sisi
Teen FictionCerita rumit antara kanya dan dimas. Dimana ibu kandung dimas tiba-tiba menghilang semenjak sidang putusan bercerai orang tuanya di ketuk. Mempunyai kakak laki-laki yang selalu berusaha mencari keberadaan ibu mereka di setiap perjalanan bisnisnya un...