ZRAKK...
Aku terlonjak kaget mendengar suara pintu tergeser cukup keras
"Wo-woohyun?!?" aku semakin terkejut melihat siapa yang menggeser pintu itu
"BODOH!!! APA YANG KAU LAKUKAN SAMPAI JAM SEGINI HAH?!?" bentak Woohyun sambil menarik tanganku sehingga membuatku berdiri dari tempat dudukku
"K-k-kenapa kau disini? Bukankah kau sudah pulang dengan yang lain?"
"SEHARUSNYA KAU TELFON AKU BODOH!!"
"M-m-mianhae..." aku menunduk dan menutup rapat mataku takut dengan bentakan Woohyun, dapat kudengar dia menghembuskan nafas pasrah. Perlahan kurasakan sebuah tangan mengusap puncak kepalaku dengan lembut
"Ayo pulang" kata Woohyun sambil berlalu
"e-eoh..." segera kuambil tasku dan menyusul WoohyunSKIP>>
Kami masih beruntung karena kereta bawah tanah masih beroperasi, terpaksa karena kami ketinggalan bus terakhir menuju terminal, setidaknya kami hanya perlu berjalan sedikit jika menaiki kereta
"Pintu akan ditutup" ucap petugas kereta , aku melamun sehingga tak menyadari kalau aku berdiri tepat didepan pintu, pintupun mulai tertutup, aku menatap Woohyun yang terdiam tanpa ekspresi
(kenapa dia diam? Apa dia marah padaku?? Kesal padaku??) pikirku penuh dengan tanda tanya
Kereta mulai berjalan, kurasakan rokku seperti tertarik sesuatu, kutolehkan wajahku
"Wo-woohyun-ah... g-gawatt..." kataku menggantungkan kata terakhirku
"Mwo?" jawab Woohyun datar
"R-rokku terjepit" kataku sambil berusaha menarik rokku tetapi sia-sia, aku hanya menunduk pasrah menahan malu melihat tatapan para penumpang. Kudengar Woohyun menghela nafas untuk kesekian kalinya, Lagi?
"Dasar.. selalu saja merepotkan" Woohyun mulai mendekatkan badannya didepanku mengurungku diantara tangannya yang menumpu pintu kereta
(eh.. i-ini t-terlalu d-dekat) kini wajahku mulai memanas semakin malu
"Yaa, posisi ini agak..." kataku sambil mendorong dada Woohyun sambil memalingkan wajahku
"Nggak mau?, wahh ada anak kecil tersesat disini" kata Woohyun mempeyotkan(?) kedua pipiku dengan tangannya
"H-hwentwikwannn" jawabku tak beraturan karena peyotannya(?) dia melepaskan tangannya dari wajahku
"Sabarlah sebentar lagi kita sampai" kata Woohyun yang kini menatap kearah depan, entah apa yang dia lihat
(Bohong...)
(Sebenarnya aku senang dia ada didekatku...)
(kalau dekat begini aku harus mendongak yaa...) batinku sambil menatap sayu pria didepanku
"Kau terlalu lama menatapku" kata Woohyun tanpa melihatku
"Ah.. ma-maaf.." segera kutundukkan wajahku, agar dia tak melihat rona merah yang kini bersarang diwajahku, jantungku berdetak semakin kencang
(debaran ini, terasa sangat menyenangkan... andai... waktu dapat terhenti... andai... kami tak kunjung sampai tempat tujuan)
.
.
Keesokan harinya
.
Seperti biasa setiap pulang sekolah kami masih menetap dikelas menyelesaikan segala persiapan festival budaya sekolah kami
"Seminggu lagi festival budaya, fighting yeorobbun!!" kata ketua kelas menyemangati seisi kelas yang sibuk dengan pekerjaannya
"Woohyun-ah coba lihat, aku manis kan pakai gaun ini" kata salah seorang gadis kelas kami yang memerankan tokoh utama sambil memutar-mutar gaun snow whitenya yang ia tujukan untuk Woohyun, kulihat Woohyun hanya memandang sesaat kemudian pergi berlalu tanpa bersuara
"Wahhh, cocok sekali, Woohyun-ah coba kau pakai juga, sepertinya cocok untukmu" kataku bergurau
"Tidak akan!" balas Woohyun dengan penekanan disetiap kata diiringi sebuah senyuman yang mematikan. Aku hanya dapat mengerucutkan bibirku
"Semua gadis sibuk berdandan yaa? Kau tidak?" tanya Woohyun memperhatikan sekitar
"Anii, mereka berdandan untuk persiapan malam terakhir festival bukan?" kataku
"Malam terakhir festival?"
"Eoh,.. Hyejin mengatakan padaku, katanya jika kita mengungkapkan perasaan kita pada seseorang dimalam terakhir festival, dan dia menerimanya, mereka akan bertukar dasi, makanya banyak sunbae yang pakai dasi laki-laki kan?" kataku menjelaskan
"Heeeeeh....."
"Yoora-ya aku mencarimu kemana-mana, ini kostummu, cobalah" kata Hyejin menyodorkan sebuah kostum yang tak kuketahui kostum apa itu, kuharap itu kostum tuan putri
"e-eohh..." kuambil kostum itu dan pergi menuju ruang ganti
"Yoora pakai kostum apa?" tanya Woohyun
"Yang pasti, kostum yang cocok untuknya" jawab Hyejin sambil tersenyum seperti merencanakan sesuatu
"i-ini.. kostum apa??" tanyaku mendekati Hyejin, Hyejin dan Woohyun menoleh menatapku dapat kulihat keduanya menatapku tanpa kata-kata
"Kostum kurcaci imut" jawab Hyejin
"Ahh, ku-kurcaci yaa..." kataku sambil meremas topi kurcaci ditanganku
"Mianhae, aku sudah coba mix and match tapi tak ada yang seukuran dengan Yoora, tapi manis kok.." kata Hyejin mencoba menghiburku
(Tapi.. tapi aku...)
"Bagus kok, cocok dengan Yoora, kan?" aku tersentak mendengar jawaban Woohyun, membuatku semakin menundukkan kepalaku
"i-i-iya ya... aku kecil sih... pantasnya jadi kurcaci yaa" kataku dengan nada bergetar. Tanpa kusadari cairan bening menetes dipipiku, aku segera berlari meninggalkan kelas aku tak ingin Woohyun melihatku menangis
(aku memang... tidak akan bisa jadi putri, aku hanya bisa jadi kurcaci kecil yang tidak menarik... aku tidak bisa berdiri disamping pangeran... dia sangat jauh dariku...)
.
SKIP>>D-Day festival budaya
Seminggu berlalu, aku berusaha menghindari seisi kelas terutama Woohyun, aku terlanjur malu untuk menemuinya, biarlah.. toh semua persiapan sudah selesai. Aku berjalan menuju atap sekolah sambil membawa Orange juice ditanganku menikmati suasana tenang diatap
Hari mulai gelap, terlihat ditengah lapangan seluruh murid berkumpul membuat api unggun raksasa
"Ahh acara malam terakhir sudah dimulai" gumamku sambil meminum Orange juice yang kubawa
tak begitu jelas tapi masih dapat kulihat dari atap, Woohyun sedang berlari kesana kemari
(sepertinya dia sedang buru-buru) pikirku, aku menyipitkan mataku agar dapat melihat lebih jelas
(tidak ada... dasi Woohyun... sudah tidak ada...) entah kenapa tanganku terasa licin sehingga menjatuhkan kaleng minumanku sampai tumpah
"Bohong" aku mulai mengusap air mata yang kembali menetes dipipiku, dadaku tercekat terasa sangat sesak, aku meninggalkan atap berlari tak tentu arah
(Bohong... dia sudah bertukar dasi dengan seseorang, aku seperti orang bodoh berharap yang tidak-tidak, padahal sudah jelas ada gadis yang disukai Woohyun) aku memperlambat lariku, aku berjalan menyusuri lorong sekolah yang sepi dengan sedikit tertatih memegangi dadaku, air mataku tak mau berhenti, terlalu sakit untukku menerima kenyataan ini
(berarti Woohyun akan semakin menjauh lagi.. padahal aku ingin dekat dengannya) langkahku terhenti saat melewati sebuah gang yang penuh dengan loker sepatu
(dari semua tempat, kenapa kau bisa sampai kesini, Yoora bodoh) aku merutuki kebodohanku sendiri
(ini... tempat pertama kali aku bertemu Woohyun) aku mengusap setiap loker sambil terus berjalan hingga aku berhenti tepat didepan lokerku, aku menengadah pandanganku tertuju pada satu loker, loker lamaku, lebih tepatnya kini loker Woohyun
(perasaanku ini...)
"*Nggak sampai ya?*" entah kenapa tiba-tiba aku mengingat kalimat Woohyun saat kami pertama kali bertemu
"Nggak sampai" gumamku sambil mendongak menatap loker itu tanpa berusaha meraihnya
(benar-benar tidak sampai? Perasaan ini.. mustahil sampai padanya...) air mataku kembali jatuh untuk kesekian kalinya, kakiku terasa lemas tak kuat menahan tubuhku, aku terduduk memeluk kedua lututku
"Padahal aku menyukai Woohyun" kini tangisku semakin pecah, aku terisak sejadi-jadinya
.
."Akhirnya ketemu" ucap seseorang sambil memelukku dari belakang, aku mengangkat kepalaku berusaha menatapnya
"Kucari-cari.. kenapa menangis huh?" lanjut pria itu
(dia.. mencariku??)
"Kau nggak suka jadi kurcaci?... Nggak apa kan? Menurutku itu manis.." ucap pria itu
"Aku sih suka" lanjutnya, dadaku semakin tercekat mendengarnya
(Woohyun...)
"a-apa yang kau bicarakan, huh?" tanyaku tak percaya dengan apa yang kudengar
"Meski hanya kurcaci dan nggak pakai kostum putri.." kata Woohyun memotong kalimatnya, perlahan kurasakan dia semakin mengeratkan pelukannya
"Wo-woohyun-ah"
"Yoora adalah..."SRET
Mataku membulat menyadari apa yang terkalung dileherku
(dasi Woohyun...)
"Tuan putriku" kata Woohyun melanjutkan kalimatnya yang terpotong
"Apa ini? Bukankah kau menukarnya dengan seseorang?" tanyaku masih tak percaya menatap dasi Woohyun yang terkalung dileherku
"Sebenarnya dari tadi aku dikejar gadis-gadis tapi aku menyembunyikannya untuk Yoora" ucapnya sambil tersenyum
"Be-begitu??" aku hanya dapat tersenyum kikuk, Woohyun memutar pundakku sehingga kami saling bertatapan, dia menatap mataku yang sembab karena menangis kemudian mengusap air mata dipipiku dengan ibu jarinya
"Berterima kasihlah, aku tahu kau ingin bertukar dasi denganku, kan?" kata Woohyun yang kini membelai puncak kepalaku beberapa kali secara perlahan. Aku menundukkan kepalaku mendengar penuturannya
"Eh... Yoora-ya... ada serangga besar dikepalamu" sontak kudongakkan kepalaku menatap Woohyun
"Hah??? Cepat ambilkan!!!" ucapku bergetar
"Iya-iyaa.... pejamkan matamu" ucap Woohyun, tanpa penuh kecurigaan aku langsung menutup mataku, perasaanku lebih takut pada serangga dikepalaku
Woohyun memindahkan tangan kanannya menumpu loker dibelakangku, perlahan kurasakan deru nafasnya mendekatiku, reflek kebuka mataku tapi terlambat, bibir kami sudah saling bersentuhan, dia menciumku dengan lembut, menyadari apa yang terjadi aku berusaha mundur tapi tak bisa karena loker dibelakangku aku mendorong dada bidangnya tapi tetap tak berhasil, disisi lain aku menikmatinya, walaupun itu bohong, tapi itu adalah kebohongan yang manis, Woohyun semakin menghimpitku dengan loker dibelakangku, tangan kirinya meraih tengkukku memperdalam ciumannya dan aku hanya bisa pasrah menerima perlakuannya. Woohyun melepaskan ciumannya perlahan dan menatapku dalam, kemudian dia menjilat bibirnya sendiri
"Hmmm... Orange juice..." ucap Woohyun sambil mengusap bibirnya dengan ibu jarinya , aku hanya bisa menunduk menahan malu
"B-b-bodoh" ucapku pelan karena malu, Woohyun tersenyum menyeringai
"Tapi kau menyukainya kan?" bisiknya tepat ditelingaku, membuat wajahku semakin memerah.
(sepertinya sebuah awal baru akan dimulai...)END
Gomawo readerssss, udah baca ff gw yang banyak typo bertaburan seperti bijih wijen ini, maapkeun kesalahan kesalahan author yakk :'v sekali lagi makasih udah mampir di work gw yg ga jelas dan unfaedah ini :'v
Anyyeong
KAMU SEDANG MEMBACA
Love 30cm
RandomCast : - Han Yoora (OC) - Nam Woohyun (INFINITE) Beda tinggi badan kami 30cm, dekat tetapi sangat jauh. Aku berharap dapat menjadi butiran hujan yang rela dijatuhkan ribuan kali, tapi butuh alasan untuk naik keatas walaupun harus dijatuhkan kembali...