10. Azzahra Kayla

80 27 4
                                    


Dia adalah wanita yang nantinya akan aku dekati. Dia memang mengajakku untuk menjadi pacar pura-puranya, tapi lambat laun perasaanku mulai tumbuh. Aku mulai menyayangi Azzahra dan memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Aku dan Azzahra berpura-pura cukup lama, kalau tidak salah 1 bulan lebih. Aku memutuskan untuk menjadikan dia sebagai pacarku dan mulai melupakan Mega yang selama ini hanya menjadi bayangan yang selalu aku harapkan.
Hari Sabtu aku mengajak Azzahra untuk makan malam di luar,

"Zah, kamu sibuk ga?"

"Ngga Dir, kenapa?"

"Aku mau ajak kamu makan, gimana?"

"Boleh boleh. Ke mana?"

"Ikut aja nanti juga tahu. Aku jemput jam 4 gimana?"

"Oke oke, aku tunggu ya."

"Sipsip."

Aku pun bersiap untuk makan malam. Aku minta izin ke Bunda untuk keluar sebentar,

"Bun, Dirga izin keluar sebentar yaa."
"Mau ke mana?"

"Makan malam Bun"

"Oh, sama siapa? Megaa ya?"

"Bun, Mega terus yang diomongin. Bukan Bun, tapi Zahra."

"Oh kirain bunda Mega. Ya sudah hati-hati, jangan pulang terlalu malam nak."

"Siap Bunda. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Aku menjemput Zahra di rumahnya dan meminta izin pada ibunya,

"Bu, saya mau ajak Zahra makan di luar."

"Boleh Nak Dirga, tapi jangan terlalu malam pulangnya yaa."

"Iya bu, makasih."

Akhirnya aku mendapatkan izin dari Ibunya Zahra dan langsung pergi ke The Parlor yang ada di Bandung.
Setelah sampai, aku dan Azzahra langsung memesan makanan dan minuman. Tidak lama menunggu, pesanan kami datang dan kami langsung memakannya.
Setelah selesai makan aku meminta untuk ngobrol serius ke Azzahra dan dia meng-iyakan,

"Zah aku boleh jujur?"

"Boleh kok Dir."

"Sebenarnya aku suka sama kamu Zah, aku sayang sama kamu. Maaf kalau aku berlebihan, tapi kamu yang bisa ngebuat aku Move On dari seseorang Zah. Kamu mau jadi pacar aku?"

"Oke kalau gitu, aku mau Dir. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu. Selama kita berpura-pura aku merasakan bahwa aku sudah melanggar pernyataanku. Aku sudah menyimpan rasa yang lebih ke kamu."

"Alhamdulillah kalau gitu. Aku mau kita kalau ada masalah dibicarakan dengan cara baik-baik."

"Iya Dir, untuk sekarang kita jalanin aja."

"Iya Zah. Kalau gitu sekarang kita pulang aja gimana? Takut ibu kamu nyariin."

"Ya udah. Hayu atuh."

Setelah itu, aku dan Azzahra pulang. Kebetulan saat itu hujan dan aku meminjamkan jaketku ke dia agar tidak kedinginan,

"Makasih jaketnya. Tapi kamu gimana?"

"Gapapa pake aja, kalau kamu sakit nanti aku akan merasa bersalah."

"Kenapa?"

"Karena kamu sekarang adalah tanggung jawabku Zah."

"Iyaiyaa Dir, Makasih ya."

"Iyaa sama sama."

Di tengah perjalanan pulang, Azzahra memelukku di atas motor mungkin dia kedinginan dan aku membiarkan itu agar dia tidak kedinginan lagi pula dia sekarang adalah pacarku.

Maafkan aku Mega, aku harus mulai melupakanmu. Sekarang adalah saatnya aku menemukan orang yang menyayangiku juga, bukan orang yang hanya menyia-nyiakan kasih sayang tulus dariku. Kini, aku sudah punya tanggung jawab untuk menjaga Azzahra dan aku mohon sama kamu jangan datang lagi Ga! Aku mohon! Setiap kamu datang, niatku akan roboh, aku ga akan bisa ngelupain kamu Ga! Tapi, aku masih menunggumu sampai kamu menjadi milikku. Tapi untuk saat ini aku akan mencintai Azzahra, aku fokus ke dia, aku harus bisa membuat dia bahagia. Terserah kalian mau bicara apa, Azzahra bukanlah pelarianku atau pelampiasan. Dia adalah wanita yang berhasil membuatku lupa dengan Mega.

Bersambung...

⭐⭐⭐

🔘Jangan lupa vomment guys!
🔘Kirim saran dan komentar yaa
🔘Tunggu kelanjutannya

Dirga & MegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang