#1# KARENA NGGAK NYIMAK

109 14 25
                                    


Bel tanda masuk sekolah pun berbunyi, dilanjutkan dengan dengan pengumuman melalui soundspeaker.  "Untuk seluruh siswa siswi diharapkan masuk ke kelasnya, kerena jam pelajaran  sudah dimulai."

            Meskipun disuruh masuk, tampak beberapa murid masih duduk-duduk di dalam kantin, tak menghiraukan pengumuman tersebut.

            "Ehh... malas kali aku belajar sama Pak Firman, Lil." Sahut salah seorang murid.

            "Itulah, aku pun malas kali." Jawab seorang temannya, tampak wajahnya yang membosankan.

            Percakapan singkat itu berhenti, tak lama kemudian datang seorang siswi menghampiri mereka berdua. "Ngapain kalian? Kok nggak masuk?"

            "Malas."

            "Oh... sama lah, Ser! Gimana kalo kita ganggu bapak tu?"

            "Setuju aku kalo kayak gini. Pintar juga kau, Nara. Yok lah masuk kelas." sahut Sera bersemangat.

            Mereka bertiga pun beriringan berjalan menuju kelas. Sesekali mereka melemparkan gurauan. Membuat ketiganya tertawa bersama.

            Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di depan kelas.

-XI IPA 4-
Tampak suasana kelas yang berantakan dan berisik.

            "Woi... Pak Firman datang." Teriak beberapa murid.

            Serentak semua murid berjalan menuju bangku masing-masing dengan wajah yang tertekuk. Ocehan terdengar dimana-mana. Terdengar ketukan pintu dan seorang guru yang masuk kedalam kelas mereka.

            "Selamat pagi." Sapa Pak Firman.

Murid-murid hanya menjawab sekedarnya saja, tak bersemangat untuk mengikuti pelajaran guru tersebut.

"Hari ini saya akan mengajarkan tentang Rounders. Apa yang kalian tau tentang Rounders?" Tanya Pak Firman.

"Ya mana kita tau, Pak. Bapak kan belum ngajarin." Sahut Sera.

"Tapi kan ini pelajaran kalian dari SD sampai SMP."

"Kita kan sekarang udah SMA, Pak." Balas Lila.

"Ya udah, saya akan menjelaskan lagi apa itu Rounders. Tolong dengarkan baik-baik!"

Lalu Pak Firman mulai menjelaskan tentang permainan Rounders. Tapi, tak ada yang mendengarkannya satu pun. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang mendengarkan music, membaca novel, bergosip, dan sebagainya.

"Kalian dengar nggak sih, apa yang saya jelaskan?" Tanya Pak Firman sambil menepuk meja.

"Dengarnya tu, lanjutin ajalah lagi." Sahut Sera

"Kalo gitu, siapa pencipta permainan Rounders, Sera?"

"Mana saya tau, dikira saya orangtuanya." Balas Sera sambil tertawa terbahak-bahak, diikuti dengan siswa yang lain.

"Jadi percuma saya jelasin tadi panjang lebar, dan kalian nggak dengerin saya sedikitpun."

"Lah.. kita kan nggak ada nyuruh bapak jelasin panjang plus lebar," kali ini mereka semua semakin terbahak-bahak mendengar jawaban Nara.

"karena kalian nggak dengarin penjelasan saya tadi, jadi tugas kalian cari siapa pencipta rounders!"

"Kalo kami yang cari, buat apa kami sekolah, Pak?. Gunanya sekolah tu lah untuk belajar dari bapak." cetus Lila.

"Ya, karena itu makanya kamu cari biar kamu tau."

"Alah—bilang aja nggak tau. Bacot!" maki Sera.

Lila berkata dengan suara lembut. "Bapak—harusnya bapak yang cari informasinya, bukan kami. Kami bayar mahal disini, kami yang gaji bapak. Masa kami nggak dapat apa-apa"

Sontak semua menyahut, "Tu—dengar!"

Pak Firman lalu duduk di bangku guru sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing. "Tolong sekretaris, ambilkan obat saya di kantor dalam tas saya."

"Oke, siyyap!" sekretaris mengacungkan jempolnya sambil melangkahkan kaki menuju ruang guru.

Lima menit berselang, sekretaris masih belum kembali. Lalu...


BERSAMBUNG....

Salken buat readers... ( ͡° ͜ʖ ͡°)

MEDICINE ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang