Ku tutup kedua telingaku seerat mungkin, air mataku terus mengalir, sebuah kata kata kasar terlontar dari dua orang yang sedang berdebat. Ini menyakitkan, aku hanya bisa menangis, menahan sesak yang ku alami. Sesekali kudengar namaku mereka sebut, entah dengan sebutan kasar atau sebuah pembelaan, tapi yang kudengar hanya panggilan dari dua iblis.
Ku dengar suara langkah yang semakin mendekat. Oh tidak akan ada yang datang ke kamarku, segera ku ambil selimut, ku baringkan tubuhku, lalu ku pejamkan mataku. Aku takut, aku sangat takut. Suara langkah itu telah berhenti, namun sekarang yang ku dengar adalah suara pintu berdecit. Apa aku akan tertangkap? Dan masuk ke dalam ring tinju bersama dengan dua orang yang tengah bertarung ini? Entahlah, yang pasti diriku tidak merasa aman sekarang.
Ku tahan nafasku, aku masih berharap jika ini mimpi, aku sendirian tidak ada yang mendekat. Tapi aku salah, ini nyata, kurasakan rambutku dibelai lembut oleh seseorang, Kurasakan tetesan air di pipiku. Apa dia menangis? Entahlah, tapi perlahan air mataku membasahi pipiku, saat orang yang kusebut ibu memanggil namaku.
"Hwang.. Hwang Hyunjin."
Suara itu terdengar lirih, tapi cukup terdengar jelas ditelingaku. Ku buka mataku, kulihat wajah ibuku, namun bukan hanya itu saja, aku juga melihat iblis dibelakang ibuku dengan pisau ditangannya.
Aku terbangun dengan dada berdetak sangat cepat, sial lagi-lagi mimpi itu. Peluhku terus bercucuran, ku hela nafasku berkali-kali, mungkin aku butuh segelas air putih. Segara aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju dapur, jam dinding masih menunjukkan pukul dua dini hari, dan ini ketiga kalinya aku terbangun karena mimpi yang sama.
Sekarang tanggal tiga April, tepat tiga tahun kematian ibuku, dan tanggal dimana aku harus memeluk jasad ibuku. Huft, itu sangat menyakitkan, bahkan aku masih mengutuk orang yang pernah kusebut Ayah itu. Aku tak ingin larut dalam kesedihanku, ya mungkin dengan membuka sosial media, aku akan mendapatkan hal lucu.
PING!!!
Hum? Aku mendapatkan sebuah pesan di Kakao Talk di jam segini, ya meski tidak begitu membuatku terkejut, karena aku bisa mendapatkan 99+ notifikasi setiap hari. Ku buka pesan itu, dan tertera jelas siapa pengirimnya, Felix.
Felix : Hei. Apa kau hari ini sibuk?
Felix : Ikutlah denganku, ada Changbin dan juga Jeongin. Jangan bertanya dimana, besok aku tunggu kau di cafe depan sekolah.
Felix : Kau harus ikut, rugi jika kau tidak datang Hyunjin.Dasar Felix, ya tapi tidak ada salahnya untuk datang, daripada aku harus mengurung diriku sendiri seharian. Segera ku habiskan minumanku, dan kembali tidur.
*******
"Kau lama sekali Hyung."
"Apa kau baru bangun Jin?"
Aku baru saja sampai dan disambut dengan protes dari mereka.
"Setidaknya aku datang bukan? Sudahlah, kita akan kemana?"
"Kau akan tau nanti." Jawab Felix.
Huh, apa aku harus menahan penasaran? Felix sialan.
Ransel milik Jeongin terlihat sangat berat, entah apa saja yang ia bawa. Bahkan ransel milik Changbin pun dilengkapi oleh lampu senter. Oh God, tempat apa yang dimaksud Felix.
Aku mengikuti ketiga temanku dari belakang, kenapa juga aku harus datang. Tapi rasa penasaranku yang sangat tinggi ini menuntunku untuk datang. Felix bilang kita akan menaiki kereta lalu bus untuk sampai di tempat tujuan. Berapa lama waktu yang kita perlukan, astaga aku semakin penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Death - Stray Kids
Mystery / Thriller"Kejadian 3 Tahun lalu terulang lagi. Membuka semua luka lama, membuat luka baru di hati Hwang Hyunjin."