Faithful

516 66 10
                                    

Deru mesin membuyar kesunyian malam itu. Pintu yang menjadi luapan amarah malam itu menjadi retak karena pukulan seorang pemuda raven yang tengah menyalakan mesin mobilnya. Teriakan wanita dari dalam rumahnya tak ia hiraukan. Ia justru menginjak pedal mobilnya dan melajukan mobil berwarna hitam itu.

Hinata terisak di balik pintu. Rasanya sangat sakit saat mengetahui semua ini. Sasuke sudah tak setia lagi padanya. Sasuke sudah berkhianat dengan perempuan lain. Bahkan yang lebih parah perempuan itu adalah saudaranya yang menjadi anak angkat ayahnya 9 tahun yang lalu. Sakura namanya. Kenapa Sasuke setega ini padanya.

Air panas yang ia siapkan mengalir di lantai. Panasnya sudah menjadi dingin. Akibat ulah Sasuke yang marah padanya sebelum pergi meninggalkannya . Hinata remas baju di bagian dadanya. Hatinya sangat sakit. Ia tidak punya pilihan lagi selain pergi dari Sasuke mulai sekarang.

Ia bangkit dari duduknya. Hinata menghapus air matanya pelan. Mungkin ini terakhir kalinya ia akan melihat rumah yang ia dan Sasuke beli setelah pernikahan mereka dua tahun yang lalu. Tangan putihnya gemetaran. Ia tidak mampu jauh dari Sasuke. Tapi mulai sekarang ia harus berusaha dan mencoba untuk mampu. Mungkin memang inilah yang terbaik untuknya dan Sasuke.

Hinata salah. Ia pikir selama ini Sasuke baik-baik saja dengannya. Walau mereka si jodohkan tapi selama dua tahun terkahir Sasuke tidak pernah terlihat membencinya. Justru setiap harinya Sasuke selalu menunjukkan kesetiaan dan cintanya. Tapi entah kenapa dua minggu terakhir Sasuke berubah. Dan malam ini adalah puncaknya. Pesan yang Sakura kirimkan padanya menjadi bukti perselingkuhannya. Dan saat ditanya saat itulah emosi Sasuke tersulut dan mengamuk.

Kepala Hinata berdenyut sakit. Semakin memikirkannya semakin Hinata sakit hati. Tangan putih Hinata terulur mengambil sapu. Berniat membersihkan rumahnya untuk yang terakhir kalinya.
.
.
.
.
Sasuke membuka pintu rumahnya. Suasana sepi langsung menyapa dirinya. Tatanan rumahnya sudah rapi dan bersih dari semalam. Sasuke menghela nafaanya kasar. Pasti wanita itu lagi yang melakukan semua ini. Ia lelah berakting. Mungkin ia harus..

Sret

Amplop putih tercecer ke lantai. Sasuke membungkuk dan mengambil amplop tersebut. Satu tulisan berbaris huruf dari nama Hinata menjadi fokus onyxnya. Alisnya mengernyit heran. Memangnya untuk apa surat bodoh ini? Tangannya kemudian beranjak  membuka tutup amplop. Dan mengambil secarik kertas yang terdapat di dalamnya.

Dear Sasuke-kun

Hai Sasuke-kun, mungkin aneh karena aku menulis ini dalam secarik kertas. Dan mungkin kau akan menganggap ini tidak penting. Tapi jika kau membuka surat ini artinya kau masih punya rasa peduli. Dan terima kasih untuk itu.

Oh ya, surat ini ku tulis agar kau tahu apa yang aku pikirkan. Dan jangan mencariku setelah membaca surat ini.

Dengan adanya surat ini aku hanya ingin bilang bahwa aku sudah ikhlas melepasmu. Walau sebenarnya itu bohong. Karena jujur aku sangat mencintaimu.

Dan satu hal lagi maaf karena telah memaksamu melakukan semua ini bersamaku. Dan aku bersyukur karena kau telah bertahan 2 tahun terakhir ini.

Aku juga ingin mengatakan bahwa aku akan pergi jauh. Dan jika kau menyesal jangan pernah mencariku. Jangan pernah kembali padaku. Karena mungkin aku sudah pergi jauh saat itu. Jadi ku mohon berbahagialah selamanya bersama Sakura. Aku tidak akan membencimu dan maafku sudah terbuka kapanpun. Jadi teruslah menjalani hidupmu.

Dari Hinata Hyuuga.

Sasuke mengakhiri acara bacanya. Entah kenapa rasanya sangat membingungkan. Dan sedikit kesal bahwa Hinata sudah tak menggunakan nama marga Uchiha di penghujung namanya. Hatinya rasanya bercampur aduk bahkan bisa dibilang berantakan. Di satu sisi ia bahagia karena pada akhirnya bisa saling merajut cinta bersama Sakura pujaan hatinya. Tapi di satu sisi ia merasa..entahlah ia juga tidak mengerti. Mungkin ini sydah takdir yang tuhan rancang untuknya. Jadi tinggal menjalaninya.

Watashi no HanashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang