BAB 5

1.4K 136 29
                                    

Setelah apa yang terjadi di apartemen Jung Shin, Aiko memutuskan tidak langsung pulang ke rumah. Hari ini hari minggu dan ia tidak ingin ayahnya -yang kemungkinan telah pulang ke rumah- mengkhawatirkannya karena pulang dalam keadaan menangis. Ia memilih menghabiskan waktunya di tempatnya biasa menenangkan diri di jembatan Banpo-sungai Han.

Memang tidak ada yang menarik saat sore hari seperti ini, tapi ketika malam datang dan langit mulai gelap, dari tempatnya berdiri saat ini ia akan bisa melihat pertunjukan air terjun pelangi yang sangat indah, Moonlight Rainbow Fountain.

Aiko tertegun menatap kejauhan, hembusan dinginnya angin menerpa tubuhnya. Ia cukup tahu diri keluar menggunakan baju hangat karena udara musim gugur yang dingin. Tapi meskipun begitu ia tetap saja merasakan kedinginan ketika angin-angin itu mulai menerpa tubuhnya.

Ia benci musim gugur yang mendekati musim dingin.

Dulu ia selalu merasa kedua musim itu adalah musim yang sangat disukainya karena pergantian musim itu mengantarkan kebahagiaan yang tak terkira untuknya. Tapi sekarang tidak lagi.

Bertahun-tahun ia membenci kedua musim itu dan berharap kedua musim itu tidak pernah ada lagi.

Masih jelas dalam ingatannya pergantian musim gugur ke musim dingin sebelas tahun lalu ketika untuk pertama kalinya ia mengatakan perasaannya pada Jung Shin. Pria yang selama ini menjaganya dengan baik karena perintah Yong Hwa.

Jung Shin memang memperlakukannya dengan sangat baik. Pria itu selalu menjaganya hingga membuatnya jatuh cinta.

Sesederhana itu, tapi itulah yang dirasakannya. Aiko yang masih polos jatuh cinta pada pria dewasa yang selalu menjaganya dan memperlakukannya dengan baik -Lee Jung Shin.

Sayangnya ia lupa pria dewasa seperti Jung Shin tentu memiliki seorang wanita yang dicintainya. Dan begitulah yang terjadi. Jung Shin memiliki kekasih dan ia dengan begitu bodohnya menyerahkan kehormatannya pada pria itu. Pria yang tidak pernah mencintainya.

Aiko menghela napas. Ia tidak mungkin melupakan awal mula semua itu terjadi. Ketika Jung Shin yang tengah mabuk ditemukannya hampir tertidur di depan pintu apartemen miliknya ketika ia datang membawakan pria itu makanan.

Masih terlalu pagi untuk mabuk. Itulah yang terlintas dalam benak Aiko saat itu ketika ia melihat jam tangannya yang baru saja menunjukkan pukul delapan malam.

Ia mencoba membangunkan Jung Shin, dan dari sanalah semua berawal.

Pria itu menciumnya dan membawanya ke atas ranjang. Mengenalkannya pada sebuah rasa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Awalnya ia pikir semua dilakukan karena Jung Shin membalas penyataan cintanya saat itu. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Pria itu menyebut nama seorang wanita dalam tidurnya dan betapa frustasinya ia karena mendengar nama wanita itu dalam tidur Jung Shin.

Perasaan Aiko luluh lantak, hancur seketika. Ia kecewa dan memilih meninggalkan apartemen Jung Shin saat itu juga.

Seakan sakit dihatinya tidaklah cukup, seorang wanita berdiri di depannya, menatapnya dengan tatapan merendahkan dan langsung mengenali dirinya dan mengatakan semua hal yang dikatakan Jung Shin tentang dirinya. Bagaimana Jung Shin merasa terganggu dengan keberadaannya selama ini. Bagaimana jijiknya Jung Shin ketika ia terus mengekor pria itu selama ini.

Aiko menghela napas. Semilir angin yang menerbangkan aroma dedaunan membuat Aiko memejamkan matanya. Kenangan menyakitkan sebelas tahun lalu masih belum bisa dilupakannya begitu saja. Ia benci karena Jung Shin memanfaatkan apa yang dirasakannya untuk memuaskan dirinya sendiri.

Aiko membuka mata dan menatap kejauhan. Tempatnya berdiri saat ini memang tidak seramai ketika malam tiba, tapi ia bersyukur setidaknya saat ini ia bisa menikmati saat-saat sendirian di tempat ini.

✔Unbreak My Heart (Sequel #1 GMAB) (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang