Teruntuk sajak.
Ukiran kata penggambar jiwa.
Kau merayuku tanpa malu untuk menggores tinta.
Merayu supaya ku tak malu pada masa lalu.
Masa lalu yang selalu melambai bias kenangan dulu.Teruntuk sajak.
Katamu yang mendayu seakan hembusan rindu pada lembah haru.
Haruku pada dirimu, duhai anganku.
Memang aku pecandu, pecandu musik malam yang memberikan harapan.
Walau aku sadar hanya sebatas harapan semu.Teruntuk sajak.
Entah mengapa aku pedamba sebuah karya indah dirimu.
Seakan hariku tak lepas dari kertas dan pena.
Mereka itu seperti istri di kehidupan penuh fana.
Hanya kau yang mengerti rasa akan sebuah asa.Teruntuk sajak.
Al-farras
23-03-'18