Desimal 0,5

97 26 96
                                    

Saya lebih senang jika kalian mengkritik dan memberi saya saran pada cerita ini agar saya dapat membenahi nya dengan revisian 😆😆 maaf bila saya gaje wajar kurang minum 😀

Happy Reading guys, oh iyahh salken yah untuk pembaca bwhaha 😂
************************

Sebuah takdir yang sudah menggariskan, apa kita bisa menolaknya?

Seorang gadis berjalan terburu-buru dengan tangannya yang mengepal kuat. Dia menatap tajam kearah sebuah gedung yang tak terlalu besar dan wajahnya yang sembab seperti sudah menangis. Dia langsung masuk tanpa permisi terlebih dahulu saat melewati beberapa pria yang kelihatan sudah senior.

Gadis itu celingak celinguk melihat sekeliling ruangan dalam gedung itu mencari sosok yang tengah dicarinya. Saat dia berjinjit untuk lebih memperjelas penglihatannya, tak lama kedua matanya tertuju kearah cowok yang terus memukul punch mitt ditangan pelatihnya. Gadis itu langsung berjalan ke tengah gedung menghampiri cowok itu.

"Aaronnnn...hwaaa...aaronnn...hwaa" gadis itu menangis keras dihadapan cowok itu dan membuat seisi gedung melihat kearah mereka.

Cowok itu menghentikan pukulannya dan melirik kesamping dimana gadis itu berdiri. Dia mengerutkan keningnya, "Kiara, lo kenapa?" tanyanya bingung.

Gadis itu menarik ujung baju Aaron seperti anak kecil yang merengek mau dibelikan mainan. Aaron yang menyadari telah jadi pusat perhatian, dia menarik tangan gadis itu untuk menyisi dan mendudukkannya dibangku yang tersedia disana.

**********
"Dit, minta botol air mineral, sama tisunya sekalian!" Aaron berteriak memanggil salah satu temannya untuk mengambilkan yang dia minta. Teman Aaron itu mengangguk paham.

Tidak lama dia menghampiri Aaron dan menyodorkan apa yang diminta Aaron tadi. "Thanks," ucap Aaron sambil menggerakkan tangannya menginterupsi agar temannya itu kembali ketempatnya karena dia malah bergeming ditempat, menatap Kiara yang nangis sesenggukan.

Aaron menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang satu ini menangis. "Nih minum dulu airnya, elap tuh ingus lo, malu diliatin orang," ucapnya sambil menyodorkan botol air dan tissu yang dibawa teman Aaron tadi.

Kiara mengambilnya dan langsung meneguk botol air itu sampai habis. Dia menghembuskan napasnya pelan. "Aaronn.. apa gue salah ya?"suara Kiara terdengar lesu sambil mengelap dan mengeluarkan sisa cairan dalam hidungnya.

Tanpa mengindahkan pertanyaan gadis itu, Aaron malah balik bertanya "Lo kenapa sih, Kia?"

"Gue putus sama kak Fatih," Kiara menangis lagi saat menjawab pertanyaan Aaron.

"Kok bisa?"

"Gue gak tahu," jawab Kiara sesenggukan.

"Terus apanya yang gue salah?" Aaron makin tidak mengerti.

"Masa karena gue-" Kia menarik napas untuk melanjutkan kalimatnya "gue.. gue bilang.. gue maunya.. nikah sama Sehun... gak mau sama dia," Kiara terbata menjelaskan ucapannya. Aaron membeku seketika dan menyesal telah menanyai juga mendengar jawaban yang Kiara lontarkan.

"Terus.... Kak Fatih bilang ini gak bisa dilanjutin, kita putus aja katanya, ahhh... gue harus gimana dong?" lanjut Kiara menangis lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang