Pecundang

167 22 12
                                    

Kau bisa menyebutku pecundang jika itu tentang cinta. Hanya berani mencintaimu dalam diam. Membeku ketika kau menatapku. Merenung ketika sedang merindu. Semua ku lakukan dengan diam diam. Ya,aku sangatlah pecundang! Aku tau. Aku bukan pecinta yang sempurna. Aku tak pandai merangkai kata. Aku tak mengerti apa saja yang kau favorit kan. Dengan siapa kau menghabiskan malam Minggu. Dimana kau saat kau sedih. Bukannya aku tak mau berusaha. Aku hanya tau diri, meski aku tau segalanya tentang dirimu-pun, kau tak akan pernah menyadari jika aku benar benar ada. Maksudku, mungkin kau hanya menganggapku angin lalu, atau mungkin hanyalah sebuah benalu. Makanya, aku lebih memilih menjadi pecundang jika itu tentang cinta. Mungkin kau bertanya tanya kenapa aku bisa tau semua  itu. Asal kau tahu saja. Aku pernah mengalami semua itu. Ya, aku tau rasanya peduli namun diabaikan. Aku tau rasanya ada tapi tak pernah dianggap. Aku tau pusingnya cemburu tapi tak berhak sedikitpun. Aku tau rasanya 'memaafkan' hanya karena tak ingin hubungan bertambah buruk. Aku tau rasanya marah tapi lebih memilih diam, padahal emosi meronta ingin didengar. Aku mengerti kecewanya janji yang tak pernah ditepati. Aku tau cemasnya mengkhawatirkan tetapi tak mampu untuk berucap. Aku tau sedihnya dicintai separuh padahal kau mencintai dengan penuh. Aku tau, aku paham, aku mengerti semua itu. Maka, maafkan aku jika aku sekarang menjadi pecundang jika soal cinta. Bukannya aku tak mau berjuang. tetapi tolong pahamilah, aku masih sedikit takut dikecewakan-lagi untuk kesekian kalinya oleh orang orang yang ku percaya.

zσℓαм

Semanis tawamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang