Pelayaran yang sia sia.

119 18 13
                                    

"Lalu berhenti lah, dan cari yang mampu membalas perasaanmu." -Itu adalah jawaban dari ketidak tahuanku kapan harus berhenti memperjuangkan rasa sepihak.

Maka tak perlu lagi aku menghantam kalutnya samudramu, haluanku berganti kapalku babak belur, hancur dihajar badai,dan tak menemukan pulau tuk berlabuh adalah berlayar yang sia-sia.

Maka terhenti lah pencarian ruang dalam relungmu yang penuh dengannya, berusaha mencari celah agar setidaknya menyempil diantara rasa yang mendominasi yang pada akhirnya hanya di cap sebagai pengganggu. Dibuang. Lalu terabaikan.

Maka sajakku bukan lagi kamu, aksara-aksaraku berhenti memujamu dan aku tak tau apa dan siapa yang akan dipuisikan.

Maka dengan terpaksa membunuh rasa, perlahan menelan paitnya kenyataan, menampar harapan agar segera sadar lalu mengakui bahwa kamu tak lain hanya sebuah angan, merehatkan apa yang lelah, menyatukan apa yang melebur, mengobati apa yang lebam, menyudahi apa yang belum pernah dimulai.

Maka aku berhenti memperjuangkanmu.
Maka aku akan berhenti memperjuangkanmu.
Maka aku benar akan berhenti memperjuangkanmu.
Namun tidak dalam mencintaimu..

-zσℓαм

Semanis tawamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang