5

96 5 0
                                    

Woo Joo membawa Byul ke tempat sepi. Woo Joo mencium Byul. Kembang api menyala. Bintang di tangan Byul menghilang satu. Sisa 4 bintang.

"Misi Ketiga : Ciuman Pertama."

Se Joo keluar dari rumah sakit. So Ri memanggilnya dan menghampirinya.

"Jika tidak memberitahumu sekarang, kurasa aku tidak akan punya keberanian lagi. Aku seorang dokter yang cantik dan penghasilanku dua kali lipat darimu. Tapi aku mandi hanya saat ada kencan. Aku perokok berat dan aku tidak bisa tidur tanpa obat tidur. Aku tidak punya teman karena terlalu banyak bekerja. Aku tidak tahu apa-apa tentang memasak dan hal lainnya. Karena penampilan dan kepribadianmu cocok dengan seleraku, kurasa itu cukup adil. Tapi... tetap saja semua itu... Apa gunanya semua itu? Pekerjaanmu berbahaya. Benar, bukan? Seperti orang itu hari ini, mungkin saja kamu meninggal juga. Itu sedikit menakutkan," ujar So Ri. Dia sampai menghapus air matanya. "Jika tidak kukatakan sekarang, aku mungkin tidak bisa melakukannya lagi besok. Aku menyukaimu," aku So Ri. "Tidak masalah kamu menyukaiku juga atau tidak. Hanya... hanya jangan dating dalam kondisi terluka."

So Ri kemudian jongkok dan mengikat tali sepatu Se Joo yang terlepas. Se Joo tidak tahu harus menjawab apa.

Woo Joo menarik Byul naik ke bus. Semua yang ada di bus langsung heboh mengambil fotonya. Byul panic dan takut matanya akan di cungkil oleh penggemar Woo Joo. Woo Joo tidak peduli dan tetap memegang erat tangan Byul. Byul kemudian bertanya mereka hendak kemana? Woo Joo mengajak Byul ke pantai.

"Misi Keempat : Perjalanan ke Laut."

Dipantai, Woo Joo dan Byul berjalan sambil mengenggam tangan dengan erat. Mereka berlari-lari di pantai dan menikmatinya. Tangan mereka tidak pernah terlepas. Sangat bahagia.

So Ri masuk kembali ke ruang UGD. Dia teringat jawaban Se Joo yang merasa tidak layak untuk menerima perasaan So Ri. So Ri tertawa dan menghapus air matanya, dia berkata apa itu semua karena dia adalah seorang dokter? Dia tidak menakutkan, kok. Atau karena julukannya Malaikat Maut UGD? Itu hanya lelucon. So Ri kemudian berjanji akan mengurangi merokoknya. Se Joo berkata kalau dia tau kalau So Ri adalah orang baik. So Ri balas mengatakan kalau dia mengenal Se Joo sudah lama dan tau kalau Se Joo 100kali lebih baik darinya.

Se Joo terdiam dan menjawab kalau dia bukan orang baik. Se Joo meminta maaf pada So Ri. So Ri menangis dan berkata tidak apa-apa tapi dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. So Ri berbalik hendak pergi. Se Joo menasehati So Ri untuk mengurangi rokok dan minum obat juga jagalah kesehatannya.  So Ri berbalik dan berkata : Lihatlah, kamu orang baik. Dia kemudian pergi.

Woo Joo dan Byul pergi ke mini market dan membeli semua makanan instan dan snack yang hendak mereka makan. Mereka makan bersama dan tertawa bahagia. Selesai makan, mereka lanjut bermain di pantai. Woo Joo mengambil sebuah kerang dan meletakkannya di telinga Byul untuk mendengar suaranya. Dia kemudian bertanya warna kesukaan Byul. Byul menjawab : Putih.

Woo Joo mengumpulkan banyak kerang putih dan memberikannya pada Byul.
Hari sudah malam, Byul dan Woo Joo bersantai di tepi pantai. Woo Joo bercerita kalau sejak ibunya meninggal, dia dan ayahnya jadi jarang ke pantai.

"Saat aku kecil, rumah kami selalu gelap. Ayahku selalu sibuk. Sekarang aku yang sibuk."

"Bintang-bintang di langit sama cantiknya dengan tongkat bersinar di stadion. Kelihatannya seperti itu tepat sebelum kamu muncul."

"Terkadang aku membayangkan, bintang-bintang itu menghilang satu persatu. Aku akan ditinggalkan dalam kegelapan lagi. Jika kamu memikirkannya, itu wajar. Sejujurnya, kita tidak pernah tahu kapan mereka akan berubah pikiran," cerita Woo Joo mengenai kekhawatirannya.

"Woo Joo, kami bukan melihatmu untuk melihat sebaik apa penampilanmu. Kami hanya melihatmu. Seperti melihat bintang saat melewati masa sulit. Saat kamu bersinar, rasanya seolah-olah hari gelapku menjadi terang juga meskipun hanya dalam waktu singkat. Tidak peduli selelah apa pun, aku akan menjadi baik-baik saja. Apa pun yang sedang kuhadapi, aku bisa melewatinya berkat kamu. Menjadi cahaya bagi orang lain tidak bisa dilakukan semua orang. Kita hanya hidup sekali dan menurutku kamu sudah hebat. Pacarku. Jadi, saat sedang lelah, tidak masalah berhenti bersinar sebentar. Kamu tidak perlu mencoba untuk selalu bersinar."

The Universe's StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang