Jangan lupa vote n'comment!
~~Happy Reading~~
Aku menatap sebuah kertas di tanganku. Hatiku sakit dan air mataku selalu jatuh bercucuran setiap kali aku melihatnya. Ingin rasanya aku menyobek kertas ini menjadi serpihan kecil dan menganggapnya sebagai sebuah mimpi buruk tetapi hal itu tidak akn mengubah apapun. Ini adalah takdir dan aku harus menerimanya, mau atau pun tidak mau karena aku hanya makhluk biasa, bukan sang pencipta.
Aku menghela napas panjang dan menyeka air mata yang terlanjur jatuh . Saat ini aku sedang diatap sekolah, tiduran dengan bebas sambil menatap langit di atasku yang terbentang luas. Aku tersenyum kecil ketika angin melambai lembut kulit dan rambut panjangku. Begitu segar dan menenangkan.
Aku bangun lalu berdiri.
"Glad, semangat!!!" teriakku keras-keras, berusaha menyemangati diriku sendiri.
Aku memantapkan hatiku berjalan pelan menuju ke kelasku. Aku menuruni anak tangga dengan semangat dan berhenti melangkah saat aku melihat suatu pemandangan yang sudah hampir tiga tahun aku lihat.
Braak.
Sebuah tas terjatuh dan seluruh isi dalamnya seperti buku pelajaran, pensil, bulpen, dan lain-lain jatuh berhamburan ke lantai. Tas itu di jatuhkan dengan sengaja oleh seorang cowok badboy yang sudah terkenal jahil seantero sekolah. Dengan sengaja dia merebut paksa dan menjatuhkan tas itu dari cowok berkacamata yang ada di depannya. Aku mengenal keduanya.
Cowok dengan kacamata tebal itu segera berjongkok dan memunguti barang-barang yang terjatuh itu dengan kikuk. Wajahnya tampak oon dan aku muak melihat wajah OON nya itu.
"Hai, nerd. Kau tidak mau mengatakan sesuatu padaku?" cowok badboy itu mulai bertingkah angkuh.
"Maaf." ujar cowok berkacamata itu pelan.
Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat. aku benci melihatnya begitu. Dia kembali menjadi seorang pecundang seperti yang sudah dia lakukan selama ini.
"Wah, baguslah. Kau rupanya tahu diri. Sampai jumpa nerd." cowok badboy itu berlalu pergi.
Aku masih diam di tempatku, mengamati kira-kira apa yang akan cowok berkacamata itu lakukan.
Mungkinkah dia akan melupakan emosinya saat musuhnya pergi atau dia memang tipe pecundang?
Jawabanya tidak. Dia hanya diam, masih dengan ekspresi wajah yang sama,OON.
Cowok berkacamata itu telah selesai membereskan isi tasnya, dia berdiri dan mulai berjalan pergi. Aku sungguh membenci sikap pecundangnya itu. Sebentar lagi kami akan lulus dan jika begini terus, dia tidak akan pernah dihargai oleh siapapun.
Aku jadi teringat kertas yang sedang sedang aku pegang. Aku kembali melihat tulisan yang ada di kertas itu dan sebuah ide gila muncul di otakku yang jarang aku gunakan.
Aku mulai berjalan menuruni anak tangga, melanjutkan langkahku yang sempat tertunda. Aku menyusuri koridor sekolah dengan tergesa, hendak menyusul cowok berkacamata itu . Namun aku berhenti didepan tempat sampah terdekat, meremas kertas yang aku pegang dan membuangnya dengan penuh semangat.
Aku kembali melangkah dan mulai setengah berlari ketika cowok berkacamata itu terlihat.
"Given!" panggilku.
Cowok berkacamata itu tertegun namun tak lama, dia acuh dan memilih mengabaikan panggilanku. Dia bahkan tidak menoleh kebelakang.
"Given!" panggilku sekali lagi.
Cowok berkacamata itu masih berjalan lurus seperti sebuah kereta listrik yang mustahil dihentikan.
"Given!" aku meraih tas ransel cowok berkacamata itu dan menariknya kuat sehingga memaksa cowok itu berhenti dan menolehkan dirinya kebelakang.
"Given, aku gladys." aku memperkenalkan diriku.
Given hanya mengangguk bingung. Dia menggerak-gerakkan tasnya seolah memintaku untuk melepaskan tanganku yang sedang menarik tasnya.
"Ah! maaf." ujarku sambil melepaskan tanganku yang menggenggam erat tasnya.
Given mengangguk sekali lagi.
"Given, jadilah pacarku!" pintaku dengan sungguh-sungguh.
Given tampak kaget mendengar pernyataanku.
"Maaf." jawabnya lirih.
"Jadilah pacarku! sehari saja tidak masalah." aku memaksa.
Given menggeleng.
"Aku benci cewek!" tolaknya tegas lalu berlalu pergi dari hadapanku.
Aku menghela napas panjang dan menatap lekat punggung given, cowok berkacamata yang barusan menolakku.
Jika cara baik-baik tidak mempan. aku akan melakukan cara yang belum pernah aku bayangkan, given. Aku akan menjadikanmu pacarku meski hanya satu hari. kau harus berubah. Aku benci melihatmu jadi pecundang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Given
Teen FictionBertemu dengan lo buat gue merasa berbeda. dekat dengan lo buat gue nggk niat jauh dari lo. Gue ingin slalu ada buat lo. Gue ingin selalu menggenggam tangan lo. ※ ※ Gue harap lo selalu bahagia tanpa gue, karena apa? Karena gue nggak tau kapan disa...