Bagian Satu

109 14 8
                                    

*
"Kariiiinnn..."
Suara itu membangunkan ku.

"Iya, Mih. Bentar," (menguap)

"Jam berapa ini, Karin. Memangnya kamu gak sekolah?"

Aku mengerenyitkan dahi.

"Bukannya ini Hari Sabtu ya, Mih?"

"Hari Sabtu darimana? Ini hari Kamis, Karin."

Ah, sial. Aku baru ingat kalau ini Hari Kamis. Aku langsung mandi dan tanpa berbasa basi, aku pergi sekolah. Oh iya, kita belum kenalan. Aku Karin. Nama lengkap Karina Azzahra Putri. Anak sematawayang, dari pasangan penulis terkenal. Aku lahir d Bandung, 12 Oktober tahun 2002. Kata orang-orang, manik mataku yang berwarna hitam pekat ini membawa daya tarik tersendiri. Padahal, menurutku biasa saja. Hahaha.

"Karin, sarapan dulu, Nak. Mamih udah buatin sarapan kesukaan kamu."

"Enggak ah, udah siang. Karin berangkat dulu, Mih. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalaam."

Ah, rasanya aku seperti dikejar kejar anjing. Tapi, untung saja aku tiba di sekolah tepat 2 menit sebelum bel masuk bunyi.

Brukk..

"Ih kalau jalan lihat-lihat gera. Kan bukuku semua jadi jatuh."

"Eh maaf. Gue gak sengaja," ucap laki-laki itu.

"Siapa sih. Pagi pagi udah gangguin aku. Ih dasar pikasebeleun."

"Hei, Karin. Ini gue. Fatur. Ep A Te U Er. Fatur. Lu gatau gue gitu? Padahal, gue kan orang terganteng."

"Ganteng ganteng ndasmu. Awas! Aku mau masuk."

"Maafin gue, Rin. Gue gak sengaja."

Serius. Pagi itu rasanya kacau sekali. Dari mulai bangun kesiangan. Eh disekolah tiba tiba Fatur ngajak berantem. Btw, Fatur itu anak kelas 1 Mipa 3. Orangnya aneh, ngeselin, dan sering bikin ulah. Tapi dia pintar. Pintar ngerayu. Hahaha.

"Karin," sapa Silvia yang notabennya sebagai sahabat Karin. Silvia memiliki sifat yang cenderung tertutup, tapi ia cukup terkenal karena kecantikannya.

"Ihh, Karin. Kenapa sih kamu gak nyahut?"

"Gapapa, Sil. Oh iya, kamu tau gak? Tadi aku ditabrak sama Fatur. Kan ngeselin."

"Hahaha, gak pa-pa kali, Rin. Dia itu kan ganteng."

"Ganteng ganteng your head, Sil!"

"Becanda lah becanda jangan marah. Yuk ah masuk," ajak Silvia.

Bel berbunyi. Pelajaran Biologi pun mulai. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 10 tepat. Bel istirahat pun berbunyi.

"Kuy ah ke kantin," ucap Silvia

"Gak ah, Sil. Aku disini aja. Mager," jawabku cuek.

"Ayo lah, cari cogan disana. Ada Kak Arka tuh yang ganteng banget."

"Bawel. Yaudah lah yo."

Tiba-tiba di kantin ada keributan. Ternyata, di sana lagi ada Kak Arka. Pemandangan yang sudah biasa dilihat setiap harinya. Kak Arka itu kakak kelasku. Dia kelas 2 MIPA 5. Oh iya, dia punya geng yang anggotanya itu para cowok ganteng. Salah satunya kak Sandi. Si pemilik lesung pipi yang manis.

"Hey, Karin!"

Suara itu mengagetkanku. Siapa sih yang manggil aku begitu keras. Ternyata itu Fatur. Sial. Kenapa aku harus kenal Fatur.

"Apa sih Fatur. Udahlah gausah dekat-dekat aku lagi. Risi."

"Iuwh ge-er ya lo. Gue manggil lo cuma mau nanyain soal biologi," jawab Fatur.

Blushing.

Ah sial, pipiku rasanya memerah karena sikap Fatur itu. Kalau aku punya kekuatan teleportasi, mungkin aku udah gunain kekuatan aku buat menghilang dari hadapan Fatur.

Brag..

"Lu semua awas! Jangan gangguin Arkanya gue lagi. Gue pacarnya Arka."

Suaranya kaya aku kenal. Hmm, ternyata itu Yani teman sekelasku. Dia memang centil, dia juga punya geng yang hits walaupun baru kelas 1.

"Apa sih lo. Gangguin hidup gue mulu. Minggir! Gue bukan pacar lo, tai!" ucap Arka sedikit membentak.

"Ih ... bebski sayang. Jangan gitulah. Kita kan udah jadian," jawab Yani sambil genit.

"Dengerin, ya. Gue itu udah punya pacar, dan pacar gue itu bukan lo. Tapi dia." Arka menunjuk salah seorang yang ada dikantin.

Aku terhentak saat itu. Pertemuan nyata dengan kak Arka sungguh hal yang paling mengerikan dihidupku. Terlebih, aku tersakiti karena ternyata kak Arka yang aku suka ternyata sudah punya pacar. Memang, aku jatuh cinta lewat sosial media. Aku melihat dia sangat penuh dengan aura yang membuatku tertarik.

"Sil, udah yuk ke kelas aja. Aku gak nafsu makan," ucapku pada Silvia.

"Yaudah yuk, maaf ya gara-gara aku ngajak kamu ke kantin, kamu jadi gini," jawab Silvia.

"Yaudah gak pa-pa, bukan salah kamu juga."

Sungguh, hari itu hari yang paling sial menurutku. Aku rasa, aku membutuhkan Fatur kali ini. Untuk menghiburku.

Dreet dret dreet dret

"Siapa sih? Tau aku lagi kesel," gerutuku.

*aku mengangkat telpon

"Halo halo Bandung ibukota periangan. Eh gak deng, apakah ini dengan Karina Azzahra Putri?" ucap seorang laki-laki dengan suara yang berat.

"Iya saya sendiri. Ada apa ya?" jawabku.

"Selamat anda mendapatkan hati seorang Fatur yang gans dan terkenal," jawabnya.

"Fatuuuuur... sialan kau! Buat aku kaget aja," jawabku ketus.

"Hahaha,, kalem atulah brad," jawabnya sambil tertawa. "Udah ya gua mau masuk dulu. Ada guru," tambahnya.

"Fatur, kamu di mana? Memangnya kamu belum masuk? Padahal, Pak Aria udah masuk dari tadi," ucapku.

"Oh, iya. Gue minggat dulu. Yah, ketauan bohong deh. Hehe, gue lagi nongkrong sama si Faiz."

"Tapi sekarang katanya ada ra...."

"KALIAN NGAPAIN DI SINI? BUKANNYA MASUK MALAH NONGKRONG GAK JELAS GINI. MASUK RUANG SAYA SEKARÀNG!"

*****

Voment for next😍
Salam hangat dari aku yang cantik
Calon makmumnya dia yang entah ke mana.

Sif💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang