Selamat sore,
Sepertinya diluar sedang hujan. Dan aku yakin, kini aku sedang bersayang pada hati orang yang sedang ditinggalkan, yang sedang mengisak tangisan dan yang sedang merindukan sebuah kenangan.Perkenalkan, Namaku Luka
Aku pandai bermain dengan siapapun. Banyak yang mengenalku. Dan aku dijadikan alasan untuk seseorang bangkit dari kesedihan.
Aku tak suka dengan aku sendiri. Aku selalu membuat orang lain menangis. Tapi, aku suka dengan orang yang pandai menaklukanku.
Mereka tegar, mereka sosok yang paling tanggung dan penuh hatinya dengan sabar.Siapa mereka?
Jika ku ingat lagi, ku cari dari daftar manusia yang kukenal, mungkin semua manusia sama. Sama-sama punya aku dan keturunanku. Ada aku yang terborgol dalam kenangan seseorang. Ada keturunanku yang menempel pada tubuh seseorang. Ada aku yang masih berkecambuk pada hati orang. Dan banyak lagiDear manusia,
Aku tak suka berlama-lama di dalam hati kalian. Aku suka memberi kalian pelajaran, tapi untuk memberi tahu kalian bagaimana caranya hidup, bagaimana caranya bersyukur dan bagaimana caranya bertahan untuk tidak terLuka.
Tapi ternyata kalian lemah. Aku membencinya!
bukan begitu menyikapiku.
Lawan aku, dekati Tuhanmu. Pinta agar aku lewat dari hari mu. Tapi kalian masih saja begitu, menaruh ku di hati ke tujuh.Ingin tau aku bekerja seperti apa?
Hariku berat. Aku menghampiri ribuan, bahkan jutaan manusia yang tak ku kenal sebelumnya. Mereka hanya menangis. Tapi tak melepaskan aku. Tak begitu tahu cara mereka berfikir. Tiba-tiba, aku terpenjara dalam hati mereka.
Bahkan, ada saat dimana manusia menangis dan sesak bernafas pun, masih saja aku disalahkan. Salah sendiri, mengekangku terlalu lama. Harusnya, aku keluar begitu air mata kalian keluar. Tapi ini sebaliknyaAku sangat jahat, katanya begitu.
Tapi jika difikir ulang, aku tak datang jika tak diundang.
Banyak yang menyalahkanku. Padahal aku datang karena ulah manusia nya sendiri.Jika Manusia terjatuh, luka sedikit saja diobati. Normalnya kan begitu?
Tapi luka dihati? Nangis berhari-hari, lupa makan lupa mandi . Sampai aku malas menempel ditubuhnya pun mereka tetap menghabiskan waktu untuk bernostalgia dalam kenangan.
Padahal ikhlaskan saja kawan, agar akupun lepas. Jangan menyakiti diri sendiri, aku malas bermain dengan hati yang mudah retak. Sangat sangat malas.
Jika aku lama-lama bersarang dalam tubuhmu, aku bisa jadi penyakit. Kamu jerawatan, diare, tak nafsu makan. Kasian badanmu, tak cukup kuat menanggungku, sudah ada luka baru-24,18