Prolog

18 4 0
                                    

"Akasa,"

"Apa?"

"Nebeng ya?"

"Gak"

"Yah, kok gitu. Uang gue abis nih, hehe"

"Gak percaya nih, hehe" Tanpa memusingkan perempuan yang ada di hadapannya, Akasa dengan segera menaiki 'si jessie' motor kebanggaannya. "Lo kan boong mulu kerjaannya, Na"

"Yaelah Kas, kali ini gak ada boong, suer" Ana mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Nanti gue kasih makan deh si jessie" Ana menampilkan wajah memohon dihadapan Akasa, berharap Akasa akan luluh dengan tatapannya.

"Gausah nunjukin muka kaya gitu, pengin muntah" Sambil memakai helm di kepalanya, Akasa diam-diam melirik ke arah Ana.

"Ish, yaudah deh gue balik sama Didin aja" Ana membalikan badannya dengan kesal, melangkah pelan meninggalkan Akasa.

Tujuh langkah Ana berjalan, diam-diam Ana menunggu Akasa, berharap Akasa akan memanggilnya dan menawari tumpangan kepadanya.

'Akasa kampret'

"Kok lo gak nahan gue?" Dengan kesal Ana memutar tubuhnya menghadap Akasa.

Tujuh langkah di depan Ana, ternyata Akasa sedari tadi sedang menatap Ana sambil senyum-senyum memperhatikan tingkah lakunya.

"Gak jadi pulang sama Didin?" Sambil cengengesan Akasa turun dari motornya dan menghampiri Ana.

"Lo emang mau gue pulang sama Didin?" Sambil mengerutkan alisnya, Ana menatap kesal ke arah Akasa.

"Lo emang mau dicabulin Didin?" Dengan gemas Akasa mengacak pelan rambut Ana. "Ayo pulang" Akasa merangkul Ana.

"Akasa jangan suka nyebelin jadi orang"

"Iya pacar"

***

VolverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang