Senior

4 1 0
                                    

Aku menyukai nya.
Semua orang di SMA-ku tau akan itu.

Dan aku sangat yakin, rasa yang dirasakan hati ini, sudah dia ketahui.

Sudah genap 6 bulan aku mengejarnya, berharap balasan rasa dari nya.

Setiap hari tak pernah kulewatkan tanpa berbicara atau sekadar tersenyum menyapanya "Pagi Bang,"

Wajahnya selalu terbayang di benakku tanpa permisi.

Merona kedua pipiku ketika mendengar namanya.

Tenggelam dalam gugup saat mendengar suaranya.

Walau,

Aku tak pernah melihat mata itu, karena tatapannya yang selalu menatap lurus ketika aku berbicara kepada nya.

Wajahnya tidak pernah sedetikpun menoleh melihatku.

Ucapan singkat dan datar yang selalu terlontar untukku.

Aku tetap suka.

Rasa yang perlahan bertransformasi menjadi cinta.

Setiap detik, semakin dalam.

Tidak pernah terlintas untuk menghapus perasaan ini, karena aku sendiri tidak tau bagaimana caranya.

Sampai pada hari dimana dia tersenyum melihatku dari jarak 10 meter.

Berlatar langit senja yang menawan, dia tersenyum tulus.

Baru kali pertama aku melihat senyum itu.

Tidak, aku tidak pernah melihat ia melengkungkan bibirnya padaku.

Selalu ada wajah datar tak berekspresi ketika ia mengetahui dan melihat kehadiranku.

Aku kembali menatapnya dengan senyum paling manis yang ku punya.

Dan berjalan pelan menuju nya.

Debaran jantung ini semakin cepat sejalan dengan jarak yang terkikis  di antara kami.

Dan aku berhenti.

Dikala kusadari, mata itu bukan menatapku.

Sejenak aku tertegun, memalingkan wajah kebelakangku.

Napasku tercekat.

Sesak rasanya melihat sahabatku berdiri disana.

Memandangnya dengan cara yang sama.

Perlahan aku mundur.

Berlari menuju sepi menahan gejolak hati.

SAJAK (iseng Doang) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang