Sudah lama aku mendengar tentang novel Dilan, mahakarya dari seorang yang bernama Pidi Baiq, yang sering disebut Ayah. Pidi Baiq tidak hanya dikenal sebagai penulis Dilan tetapi juga sebagai imam besar The Panas Dalam yang selalu menciptakan goresan kata yang indah yang tak hanya dijadikan caption foto diinstagram, tapi salahsatu tulisannya terpampang nyata dibawah jembatan di jalan Asia Afrika, Bandung.
" Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi - Pidi Baiq"
oke, cukup membahasa ayah, mari kita bahas Dilan.
Dilan, aku sudah mengenal sosok itu sebelumnya, walau hanya sekedar dari cerita orang-orang. semua yang sudah selesai membaca Novel tersebut pasti mengagumi sosok Dilan. Bila dia adalah seorang wanita, dia pasti mendambakan dapat memeiliki Dilan seperti Dilan yang Milea punya. Dan bila dia seorang laki-laki, dia pasti ingin bisa menjadi seorang Dilan, yang dapat memiliki pacar secantik Milea.Pasti semua sudah tau, ada 3 buah Novel Dilan: Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990, Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1991 dan Milea, Suara dari Dilan.
Awalnya aku tak ingin memulai untuk membaca novel tersebut, bukan karena aku malas membaca, iya sih sebenarnya tapi lebih tepatnya karena aku tak ingin terlalu larut didalamnya, berandai-andai menjadi Milea dan bisa memeliki Dilan dihidupku. Karena dengan mendengar Dilan dari cerita orang saja sudah membuatku cukup berandai-andai.Hingga akhirnya Dilan 1990 dibuat menjadi sebuah film, sosok Dilan divisualisasikan. Ah untunglah aku tak membaca novelnya, aku takut kecewa ketika nonton filmnya nanti, seperti saat aku nonton "twilight", aku kecewa karena film tersebut tak sama dengan saat aku membaca novel dengan judul sama.
Ketika Dilan 1990 dibuat menjadi sebuah film, ketika sosok Dilan divisualisasikan, semua penggemar Dilan turut berkomentar mengenai hal tersebut. Semua media sosial penuh dengan perbicangan mengenai film Dilan, dan mereka berandai-andai agar idolanya lah yang dapat memerankan sesosok Dilan. Hingga akhirnya, tibalah hari dimana diumumkan siapa yang akan memerankan Dilan, dan dia adalah Iqbaal, Iqbaal Ramadhan Diafakhri.
Penggemar Iqbaal pasti senang dengan hal tersebut, tapi tidak dengan yang lain yang berfikir bahwa idolanyalah yang lebih pantas memerankan sosok Dilan. Lalu, bagaimana denganku? Aku? Untukku hal tersebut bukanlah sebuah masalah, karena aku juga menyukai Iqbaal. Aku suka Iqbaal dari sejak dia dikenal sebagai Iqbaal Coboy Junior yang menyanyikan lagu "eaaaaa" yang Iqbaal yang masih SD dan aku sudah SMA (kalo ngga salah, ini aku lupa hahaha), awalaupun aku tak terlalu mengikuti perkembangan selanjutnya ketika Coboy Junior berubah menjadi CJR, walaupun aku tak sepanatik Soniq, tapi percayalah aku pernah menjadi Soniq dulu. Diluar dari itu, percayalah bahwa itulah yang terbaik untuk film Dilan 1990 karena surayah @pidibaiq turut serta dalam memilih siapa yang pantas memerankan Dilan. Surayah yang lebih tau sosok Dilan, surayah yang lebih mengenal Dilan dibanding kita yang hanya mengenal Dilan dari goresan kata yang surayah bagikan. Sepertinya, lebih banyak yang kontra dibanding yang pro ketika tau bahwa Iqbaal lah yang akan menjadi Dilan. Mereka bilang Iqbaal begitulah, beginilah, macem-macem pokoknya. Hingga ingin sekali aku turut berkomentar bahwa "ingatlah teman, saat seseorang membaca sebuah novel, dia akan tenggelam dengan imajinasinya bersama cerita dalam novel tersebut, bersama orang-orang yang menjadi tokoh didalam novel tersebut. Oleh karena itu, siapapun yang memerankan Dilan, pasti akan ada yang kontra. Karena setiap orang mempunyai imajinasinya masing-masing, dan mereka memiliki Dilannya sendiri dalam bayangan ketika mereka membaca novel tersebut". tapi hal itu aku urungkan karena aku merasa tak pantas untuk turut serta karena aku belum begitu mengenal Dilan, aku belum membaca novelnya, baru mendengar dari cerita orang. Tapi ternyata, hal tersebut masih sama seperti setelah aku membaca novelnya, aku berpendapat bahwa imajinasiku tidak akan sama dengan imajinasimu, dan Dilanku pun tak akan sama dengan Dilan dalam bayanganmu.
Oke, cukup membahas Iqbaal karena disini aku bukan bermaksud membuat biografi tentang dia, tapi aku ingin bercerita tentang Dilan, tentang aku yang sangat telat mengenal Dilan.
Kebaperanku tentang Dilan memang berawal dari cerita mereka yang sudah membaca Novel Dilan. Hingga akhirnya akhirnya 3 Novel tersebut sudah ada tertumpuk di meja kamarku, tapi belum aku sentuh hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hingga akhirnya, trailer film Dilan mulai tayang, aku termasuk kedalam salahsatu dari jutaan orang yang sudah menyaksikan trailer tersebut. Dan gue baper cuy abis nonton trailernya! Ditambah, semenjak itu cerita Dilan dan Milea bersebaraan diinstagram dan insta story kak Aya Hahaha kak Aya, Soraya Hylmmi seorang beauty vloger yang aku follow bukan karena dia adalah seorang beauty vloger, tapi karena dia suka Jefri Nichol Hahaha
kak Aya sangat sering menebarkan virus kebaperan Dilan Milea di instagram storynya, karena kak Aya merupakan fans Dilan garis keras. Karena kak Aya, akhirnya aku kepoin akun tentang Dilan dan Milea, dari mulai Dilanku, dilanmileafc dll. Dan gue makin bapeeeeeeeeeeer! Hingga akhirnya aku putuskan membaca novel Dilan yang awalnya hanya tertumpuk membisu diatas meja kamarku. Butuh waktu 2 hari untuk aku selesaikan membaca ketiga novel tersebut, mungkin bila aku tak mengejrakan hal lain dan tak butuh tidur, seharipun akan cukup untuk aku selesaikan membaca ketiga novel tersebut.
Setelah selesai membaca, aku tulis sebuah surat terbuka untuk Ayah Pidi Baiq di instagram storyku, yang begini isinya :
Aku tau,
Aku tak secantik Milea.
Tapi salahkah bilaku mendambakan sesosok Dilan dihidupku?
Bolehkah, yah?
Bolehkan aku mempunyai Dilanku sendiri?
Dilan yang seperti Dilannya Milea
Dilan yang selalu membuat Milea bahagia
Dilan yang memiliki Bunda yang asik untuk berbagi cerita
-
Gidi, 19 Januari 2018, 19.10
Suratku untu ayah, Pidi BaiqMembaca Dilan 1990, membuatku seperti kembali ke masalaluku. Dulu ketika masih berseragam, akupun pernah berada diposisi Milea, memiliki pacar seorang anak geng motor (pacarannya backstreet, karena aku belum diizinkan pacaran tapi nakal karena masih aja pacaran hahaha), tapi dia anak geng motor yang berbeda dengan Dilan, bisa dibilang musuhnya geng motor Dilan Hahaha
Meski dia tak seperti sosok Dilan yang diidampakan banyak orang, dia lebih banyak ditakuti karena dia juga memiliki peran didalam geng motor tersebut, tapi aku tak tau apa, entah panglima tempur atau apapun itu aku tidak tau. Tapi, aku pernah ada diposisi Milea, senang karena memiliki dia yang melindungiku, karena tak ada yang berani menggangguku ketika aku menjadi pacarnya. Meski dia ditakuti banyak orang, tapi dia baik kepadaku, seperti halnya Dilan yang menjemput Milea sepulang sekolah, seperti halnya Dilan yang kecewa ketika Milea berbohong, dan seperti Dilan yang juga sedih ketika mendengar kata putus dari mulut Milea. Begitupun dia, ada raut sedih dan kecewa ketika aku ketika keluar kata putus dari mulutku. Tidak ada lagi pesan atau telfon setelah itu, tapi beberapa waktu kemudian dia menghubungiku, aku lupa melalui apa. Bahkan aku sempat bertemu dengannya ketika dia ingin memberikan kado untuk ulang tahunku. Sebenearnya ketika aku kuliah dia sempat menghubungiku kembali, tapi tak begitu aku tanggapi. Cukup bercerita tentangganya, takutnya nanti dia baca dan menjadi besar kepala hahaha
Seperti halnya Milea, "Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya, melainkan oleh sikap dan perbuatannya".
Aku tidak butuh orang hebat apalagi orang yang merasa dirinya hebat, tapi yang aku butuhkan adalah seseorang yang bisa membuatku selalu merasa senang ketika bertemu dengannya, yang bisa membuatku nyaman jika berada didekatnya dan kurindu jika jauh. Dan sikapnya bisa membuatku selalu merasa sseperti mendapatkan rasa aman, mendapatkan perlindungan, bahkan di saat ketika dia sedang tidak ada denganku.
Sebenarnya, mereka yang mencintai Dilan dan mendambakan sosok Dilan dihidupnya bukan menginginkan para lelaki untuk berubah menjadi Dilan, tetapi menginginkan agar para lelaki belajar kepada Dilan. Untuk membuat seorang wanita merasa bahagia itu tidak selalu dengan sesuatu yang mahal, tapi sesuatu yang sederhana karena akan terasa lebih bermakna.
YOU ARE READING
Aku dan Dilan
RomanceSaat aku mengagumi Dilan, saat hanya menulis yang bisa aku lakukan untuk meluapkan