Inilah rutinitas yang biasa kulakukan setelah lelahnya beraktivitas seharian. Melihat wanita si pelukis itu dari balik kaca kedai kopi sambil menikmati harumnya white coffe caramel.
Dari kecil aku memang tidak menyukai suatu hal yang berkaitan dengan seni. Bagiku seni adalah sesuatu hal yang membosankan.Tapi ternyata opiniku selama ini salah,seni adalah suatu media yang tepat untuk menyampaikan apa yang sedang kita rasakan,kita lihat,atau bahkan yang sedang kita alami sekalipun. Seperti yang sedang dilukiskan wanita di sebrang sana.
Dari balik kaca terlihat wanita itu sedang melukis sepasang burung merpati yang indah,tapi sayangnya tak seindah wajahnya ketika sedang melukiskan sepasang burung merpati tersebut.
Aku melihat setetes demi setetes air berjatuhan membasahi tanah tempat ia berpijak. Aku tahu ia sedang menangis walaupun aku hanya bisa melihatnya dari belakang tubuhnya, tapi tetesan air tersebut seolah memberitahuku bahwa ia sedang menangis.
Dari banyaknya lukisan yang pernah ia lukis selama ini,baru kali ini aku melihatnya melukis sampai meneteskan air mata.
Aku heran banyak pertanyaan pertanyaan yang muncul di benakku. Bukankah burung merpati itu melambangkan kesetiaan? Lalu mengapa dia bersedih?
Seketika rasa penasaranku akhirnya terjawab ketika wanita itu melukis sebuah panah tepat menusuk tubuh burung merpati jantan. Ia juga menambahkan tinta berwarna merah disekitar tubuh burung merpati jantan itu.
Ketika wanita pelukis itu selesai melukis ia segera bangun dari tempat duduknya dan tiba tiba saja ia jatuh tergeletak. Seketika banyak masyarakat yang langsung menghampirinya. Dari balik kaca aku hanya bisa melihat krumunan orang orang mengililingi wanita itu.
Dan akhirnya sekarang aku paham apa yang telah ia lukis. Sepasang merpati yang ia lukis itu adalah aku dan dirinya.
Dua bulan yang lalu aku meninggal tepat di depan kedai kopi ini. Aku meninggal karna tertembak oleh orang tak dikenal. Arwahku masih berkeliaran disekitar kedai kopi ini untuk mencari siapa orang yang telah menembakku.
Sedangkan wanita pelukis itu, ia membunuh dirinya sendiri dengan menusukkan pisau ke perutnya. Dan tinta berwarna merah yang ada pada burung merpati jantan itu adalah darah alena, darah si wanita pelukis itu.Alena,apa ini yang kau maksud setia sampai mati? Seperti layaknya burung merpati yang setia pada pasangannya sampai ia mati?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen FictionHadirmu memberikanku sebuah pelajaran berharga yang tidak pernah kutemukan dimanapun selain di dalam dirimu.