(A/N) Hi! Let me know what you think of this Chapter. Oh!! I need your votes too! Leave comments for next Chapters! Thank you :)
Ⓒ auliamitap 2014
***
Chapter 2
Kucoba hapus pikiranku tentang pria aneh itu. Tapi kalau dia benar-benar akan satu sekolah denganku, pasti Dylan tahu sesuatu kan? Mungkin lebih baik kutanyakan saja padanya.
Aku berjalan kembali menuju tempat duduk dimana Dylan menungguku sejak tadi dan meletakkan dua gelas tiramisu frappuccino di atas meja.
"Kenapa lo sama cowok tadi?" tanya Dylan saat aku duduk di sampingnya.
Oh, ternyata dia lihat juga.
"Itu, tadi gue nggak sengaja nyenggol cokelat panasnya jadinya tumpah. Eh, emang dia anak Crestlin Prep juga?"
Dylan tertawa kecil, "Setau gue sih iya. Kenapa? Jangan bilang lo naksir?"
Aku mengernyitkan dahi, "Ya nggak mungkinlah, baru juga liat tadi."
Dylan terus tertawa sambil memegang tiramisu frappuccino di tangan kanan-nya, "Gapapa lagi kalo lo naksir. Tapi hati-hati ya, saingan lo banyak lho."
Setelah 15 menit akhirnya minuman kami telah habis. Kami memutuskan untuk pergi ke rumah Tante Cassie.
Dylan mengendarai mobilnya sambil mendengarkan lagu-lagu hits yang diputarkan radio. Karena lelah, aku pun tertidur di dalam mobil.
Kira-kira setelah 30 menit perjalanan, akhirnya Dylan membangunkanku.
"Oh my God, my dear Luna, you look so different!" sapa Tante Cassie ketika aku dan Dylan tiba di rumahnya.
Tante Cassie mempersilahkan kami masuk. Rumah Tante Cassie cukup besar, apalagi hanya dihuni 2 orang. Tante Cassie dan Paman Za. Memang sih mereka memiliki satu orang anak, tapi ia mengambil S2 di luar negeri.
"Makasih Tante. Paman Za dimana, Tan?" ucapku sembari duduk di sofa.
"Dia lagi dirumah temannya. Ohiya, hari ini kamu menginap di sini dulu kan?" tanya Tante Cassie tersenyum.
Aku menoleh ke Dylan, dan ia seperti memberikanku tatapan 'terserah lo'.
Kuputuskan untuk setuju atas usulan Tante Cassie, mengingat pengambilan jadwal baru diadakan pada esok hari.
"Besok pagi lo mau gue jemput gak?" tanya Dylan sebelum meninggalkan rumah Tante Cassie.
Sebelum aku menjawab, Tante sudah membuka mulut, "Tidak usah, Dylan. Besok Tante saja yang antar Luna."
"Okay then", Dylan bergegas masuk ke mobilnya dan meninggalkan kami.
Setelah Dylan pergi, Tante Cassie pun menunjukkan sebuah kamar untukku.
This bedroom is awesomesauce!
Kamarnya sangat luas, nuansa hijau ada dimana-mana. Dindingnya hijau, sprei kasurnya hijau, sampai sofanya pun hijau. Seriously, this is perfect!
"Nah, Luna. Sekarang kamu istirahat dulu ya. Besok pagi kan kamu sudah harus berangkat", ujar Tante Cassie.
Aku tersenyum dan memeluk Tante Cassie, "Thank you so much."
Karena lelah dengan perjalanan hari ini, akhirnya aku memutuskan untuk mengganti pakaianku dengan pajama merah muda dan segera pergi tidur.
***
"LUNAAAAAA!"
Aku tersontak kaget untuk yang kesekian kalinya. Kepalaku pening seketika, karena terbangun dari tidur dengan cara yang tak mengenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Serenade
Romance"I wish you the best, I really do. Even though I know that I'm still not over you. I know that we both are to blame, I can't believe, you didn't fight harder for me." Copyright Ⓒ All Rights Reserved. Ⓒ auliamitap 2014