1

1.4K 140 24
                                    

"Perkenalkan, nama saya Na Jaemin. Kalian bisa memanggilku Jaemin, salam kenal dan-"

Ucapan Jaemin terhenti saat tanpa sengaja Jaemin melirik seorang siswi yang sedang duduk di pojokan kelas menatapnya..

Cantik,

Pikir Jaemin.

"Dan? Dan apa Jaemin?"
Ucapan wali kelasnya kini berhasil membuatnya kembali sadar setelag beberapa saat terdiam.

Ughh, Jaemin melamun tiba-tiba

"A-a.. dan, dan.. dan apa ya?"
Tanya Jaemin sendiri kebingungan.

Jaemin hanya ikut tertawa canggung saat teman sekelasnya menahan karena ulahnya barusan. Bahkan siswi tadi sampai menutup bibirnya.

Astaga, benar.. benar cantik,

Ok stop Jaemin.

Tiba-tiba siswi itu berhenti tertawa dan seperti mengatakan sesuatu pada Jaemin.

"Dan mohon bantuannya!"

Bibir siswi tadi mengatakan sesuatu tapi Jaemin masih kurang paham karena dia tidak mendengar suara siswi itu.

"Dan-"
Ucap siswi itu pelan pelan.

Jaemin pun mengangguk kecil.

"Mohon,"
Lanjutnya.

"Bantuannya."

Jaemin pun mengangguk lagi dan mengarahkan pandangannya ke teman temannya yg kini juga menatapnya.

"Dan mohon bantuannya."
Ucap Jaemin lalu tersenyum yakin.

Jaemin pun kembali melihat ke arah siswi itu lagi yang sedang menatapnya kaget lalu tersenyum senang,

Mungkin seperti..

Dia tidak percaya?

Tidak percaya dengan apa? Memangnya apa yang  Jaemin lakukan sampai siswi cantik itu menatapnya kaget sekaligus tidak percaya?

Mungkin karena aku bisa tau apa yang dia ucapkan tadi..
Pikir Jaemin.







"Okey. Jaemin, kau bisa duduk di kursi pojok sana dekat tembok. Tak apa kan, kalau kau duduk paling pojok?"

"Ahhh, ya tak apa bu. Terimakasih," balas Jaemin sambil melirik pojok kelas dan tersenyum canggung.

"Ya, sama-sama.. Anak-anak, kalian belajar yang rajin dan benar, ya? Ibu ada urusan sebentar..Jaemin, silahkan duduk."

"Tapi, bu-"

"Lupakan itu, itu sudah sangat lama."
Potong guru itu kepada siswa yang hendak mengatakan sesuatu padanya.

Setelah itu, guru itu pergi keluar kelas meninggalkan murid-muridnya yang sedang menatap punggungnya.

Jaemin pun akhirnya berjalan ke pojok kelas setelah wali kelasnya pergi. Rasa-rasanya senyum Jaemin tak akan luntur hari ini.

"Hai, Jaem!"
Sapa Siyeon itu riang ke Jaemin.

"Hai, juga-"
Ucapan Jaemin terhenti saat dia tidak melihat name tagg di baju Siyeon, tapi yang dia lihat malah lengan bajunya yang sedikit robek dan ada bercak darah.

"-lengan bajumu, kenapa?"

"Tidak apa-apa."
Ucap Siyeon sambil tersenyum.

"Bagaimana perasaanmu saat masuk kelas ini?"
Tanya Siyeon itu ke Jaemin sambil mengambil buku di tasnya dan hendak menulis sesuatu.

"Kesanku? ... hmm kurasa menyenangkan. Dan ya, aku sedikit merasa takut. Kau tau kenapa?"
Tanya Jaemin ke Siyeon yang sedang menulis lalu berhenti dari kegiatannya saat Jaemin mengatakan 'aku sedikit takut.'  Rasanya moodnya benar-benar menurun drastis sekarang.

"Hm.. entahlah."
Kata Siyeon sambil membolak balikkan bukunya dengan mukanya lesu.

"A-apa.. aku salah bicara?"
Tanya Jaemin hati-hati. Jujur saja, dia tak mau membuat teman pertamanya merasa sedih.. apalagi karenanya.

"Aahh, lupakan. Ku kenalkan teman teman di sini, ya?"
Tawar Siyeon ke Jaemin. Senyuman Siyeon juga telah kembali. Siyeon rasa agaknya sedikit berlebihan jika ia mudah ngambek.

"Boleh."

"Ok perta- yahh.. udah jam istirahat, ya? Ya sudah nanti saja. Kau mau ke kantin atau mau kemana?"

"Ah tidak. Lanjutkan yang ada saja di sini."
Minta Jaemin sambil melirik buku milik Siyeon.

"Okey.. yang sedang bermain di ujung sana ada Haechan, Renjun, Jinyoung. Haechan yang kulitnya eksotis, Renjun yang ada gingsulnya, Jinyoung yang mukanya kecil," tunjuk Siyeob ke depan kelas. Jaemin hanya menganggukan kepalanya. Entah apa tidak.

"Lalu yang sedang duduk di depan pintu kelas itu  Samuel sama Jeno. Samuel itu wakil, yang mukanya bule bule, terus Jeno yang hidungnya mancung. Terus cewe yang maniss itu, yang lagi baca buku sama cewe bule namanya Herin sama Somi. Nah sekarang, yang duduk di depan kita sekarang namanya Eunbin. Mengerti?"

"Ohh, okey aku mengerti."

Selang beberapa menit kemudian, Eunbin pergi keluar kelas.

"Emmm, Jaemin. Sekarang jawab jujur, ya?"
Tanya Siyeon yang sekarang menatapnya dengan raut muka serius.

"Ya.."

"Cantikan aku atau Eunbin?"
Tanya Siyeon ke Jaemin.

"Can-cantikan.."

"Iyaaaa cantikan siapaa???? Ayoo cepattt."
Paksa Siyeon sambil menunggu jawaban Jaemin.

"Can-cantikan kau.."

"....."

Tidak ada balasan dari Siyeon. Tapi dia menatap Jaemin dengan tatapan berbinar.

"Sungguh??? Wahhh Jaemin terbaikkkk,"
Kata Siyeon yang hendak memeluk Jaemin namun tidak jadi. Dia sadar kalau Jaemin laki laki bukan perempuan.

"Siyeon?"

Siyeon pun mengadah ke atas saat seorang siswi memanggilnya.

"Ya, Herin?"

"Kabarmu baik kan?"
Tanya Herin dengan senyumannya.

"Tentu, memangnya ada apa?"

"Ahh.. tidak lupakan. Hai, Jaemin. Namaku Herin temannya Siyeon. Salam kenal."
Kata Herin sambil menatap Jaemin sebentar dan beralih lagi ke Siyeon.

"Heiiii, kau ini sahabatku dengan Somi, bagaimana kau bisa mengatakan bahwa kau ini hanya temanku? Ck ck ckkk."
Kata Siyeon ke Herin lalu menepuk ringan perut Herin diselingi kedua tawa orang itu.

"Iya iyaa... kau memang sahabatku. Ah ya, aku di panggil ke perpus. Sampai jumpa lagi kalian berdua!"
Kata Herin lalu meninggalkan Jaemin dan Siyeon.

"Kalau dibandingkan aku dengan Herin tentu baru cantikan Herin," lirih Siyeon sambil melihat langkah kaki Herin.

"Tidak, cantikan kau."
Jawab Jaemin dengan suara kecil

"Apa? Kau mengatakan apa Jaemin?"
Kata Siyeon sambil menatap Jaemin dengan tatapan penasaran di iringi sedikit senyuman.

Siyeon mendengar apa yang Jaemin katakan tadi. Namun, dia ingin Jaemin mengatakannya secara jelas. Yaah, sedikit menggodanyaa. Melihat Jaemin yang sering canggung hiburan tersendiri untuknya.

"Ti-tidak.. aku tidak mengatakam apapun."
Tolak Jaemin sambil menghindari tatapan Siyeon.

"Ahh. Ya sudah.."
Kata Siyeon lalu membaca lagi bukunya.

"Ah ya, tadi Herin memanggilmu Siyeon.. namamu Siyeon?"
Tanya Jaemin sambil membuka bekal makanannya.

"Iya.. namaku Siyeon. Park Siyeon."

"Ahhhh.. baiklah, akan ku ingat."

Odd Sense 1 ✿ฺ Na Jaemin - Park Xiyeon / Siyeon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang