Hari yang begitu melelahkan untuk Bella, selama beberapa jam harus duduk didepan kertas berisi berkas penting untuk kemajuan Kantor yang telah sekian lama di bangun oleh Ayahnya.
Sesekali Bella memandangi foto keluarganya yang masih utuh sebelum takdir berkata lain. 20 tahun silam setelah kejadian naas itu terjadi.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu sukses membuyarkan lamunan Bella.
"Masuk. Sarannya.
Tampak pemuda tampan dari arah pintu yang sedang senyum sumringah ke arah Bella.
"Siang sayang. Sapa pemuda itu.
"Siang. Jawab Bella singkat.
Pemuda itu mendekati tunangannya yang tampak sangat tak bersemangat setelah bekerja seharian suntuk.
"Kita makan yuk. Ajaknya.
"Aku.......
"Bell, aku paksa atau.......
"Tapi Gin "Giorgino Abraham". Bella hanya bisa pasrah menuruti ajakan tunangannya itu.
Bella dan Gino bangkit dari duduknya bergegas meninggalkan ruangan Bella.
**
Setelah perjalanan cukup jauh, tibalah mereka di sebuah resto ternama di Jakarta, tempat yang sering mereka kunjungi hanya untuk makan atau pun jalan.
"Sayang, kamu kenapa sih? Tanya Gino penasaran.
"Aku lagi gak mood aja. Jawab Bella seadanya.
"Ya udah turun yuk, kita makan.
Gino dan Bella turun dari mobil dan memasuki ruang Resto.
*****
Kampus GARUDA MUDA
Sesekali Anisa membayangkan kejadian tahun lalu, hari dimana dia dan Bella berseteru hingga detik ini. Anisa masih tidak terima atas kejadian itu.
Flashback on
"Nis, maafin aku yah, aku gak bisa lanjutin hubungan kita, aku mau kita putus aja. Kata Gino yang tak lain sekarang adalah Tunangan kakaknya, Bella.
"Tapi, kenapa Gin? Aku salah apa? Tanya Anisa dengan airmata yang tak terbendung.
"Aku mencintai gadis lain, dan minggu depan kami akan segera tunangan. Jelasnya lagi lebih membuat Anisa merasa tersakiti.
"Kamu jahat Gin, kenapa kamu lakuin ini ke aku?
"Maafin aku Nis, semoga kamu bisa bahagia tanpa aku. Kata Gino dan meninggalkan Anisa.
Seminggu kemudian.
Hari demi hari telah berlalu, tibalah hari dimana pertunangan Gino di selenggarakan.
"Kak Bella cantik banget, aku jadi sedih ntar lagi kakak bakalan nikah dan ninggalin kami. Kata Anisa bahagia agak cemberut.
"Gak dek, kakak akan selalu ada bersama kalian dan gak akan ninggalin kalian. Jawab Bella dengan senyum tipis.
Semua tamu telah berkumpul di ruang tengah, menantikan proses pertunangan Bella dan calonnya.
Seorang pemuda tampan dengan setelan jas hitam dengan kemeja putih turun dari mobil alphard miliknya. Semua tamu tampak antusias menyambutnya.
Bella keluar dari kamar dengan di gandeng oleh adik-adiknya, Anisa dan William. Anisa tampak bahagia saat itu. Tapi setelah melihat Gino, ekspresinya mendadak berubah.
"Ngapain Gino disini? Batin Anisa.
Sampailah Gino dan Bella di panggung yang telah di siapkan untuk mereka, dimana mereka akan menukar cincin pertunangan.
"Gino, kak Bella, ternyata mereka. Batin Anisa tak percaya.
Anisa berlari, ingin lari dari kenyataan tapi rasanya tak mungkin.
Flashback off
Sejak saat itu Anisa tak lagi ingin mempunyai ikatan apapun dengan Bella, tapi itulah kenyataannya.
"Woi cewek setengah mateng. Ucapan Rizky sontak membuat Anisa kaget.
"Lo yah, gak bisa banget liat orang tenang dikit. Kata Anisa merasa terganggu.
"Lo nangis yah? Haha! Gue pikir lo gak punya airmata, secara gaya lo, hm!
"Gue gak nangis tau. Jawab Anisa sembari menyeka airmatanya.
"Haha! Seorang Anisa Rahma cewek yang gue kenal tomboy, gaya urakan, brutal, ternyata punya sisi lembut juga. Sindir Rizky.
"Udah, gue mau lewat, bye. Kata Anisa dan meninggalkan Rizky.
******
Ini adalah tahap pembelajaran, semoga suka. Salam.