Seperti kata Rey kemarin, mereka saat ini sedang berkumpul di rumah Adit, nonton bola sambil ngumpul kecil-kecilan. Ava memeluk Ana erat sambil loncat-loncat kecil, rindunya terbayar sudah, terakhir mereka bertemu liburan semester kemarin dan itu hanya sebentar.
"Padahal kita se kampus, tapi engga pernah ketemu." Ava mengerutkan alisnya, tangannya sibuk merapikan meja yang penuh sampah kulit kacang dan gelas.
"Kan kita beda fakultas, wajar lah jarang ketemu. Lo sibuk sama jurusan lo, gue sibuk sama fakultas gue." Sahut Ana kalem. Semakin kesini ana semakin dewasa dan cantik, serta sudah lebih cerewet dan meninggalkan dunia Roleplay.
"Iya iya, mentri pendidikan BEM, gue yang cuma kepala departemen Internal di Himpunan bisa apa." Cibir Ava.
"Kuliah kalo gak ikut organisasi ngebosenin, gak ada tantangan."
"Tapi Rey seneng banget malah gak ikut organisasi."
"Rey mah cupu."
"Gue denger." Sahut Rey. Ia duduk di sebelah Adit sambil makan cemilan. "Kalo ngomongin orang tuh suaranya agak di kecilin, jangan keras-keras, kedengeran."
"Sengaja, biar sadar." Ava menjulurkan lidahnya. Rey mendengus, ia kembali sibuk ngobrol dengan Adit.
"Dit."
"Apa?" Sahut Adit dan Dito.
Rey bingung, kenapa Dito juga ikut menyaut? "Nama kalian sama, mau manggil Adit yang nyaut dua duanya."
"Lagian lo manggilnya Dit doang, kan ambigu." Jawab Dito.
"Abis kepanjangan manggilnya Adit."
"Adit doang panjang, gimana orang manggil nama lo, Reynand Reynand. Lebih susah!"
"Kan gue ada nama panggilannya, Rey. Ganteng banget kan. Emang elo, Dit, pasaran."
Dito menarik nafasnya dengan gusar, masih saja kepercayaan diri Rey berada di tingkat dewa dan Adit yang mulutnya tidak bisa diam. "Kalo mau berantem, sana tuh di luar, ada lapangan, luas."
"Males, nanti gue diliatin cewek cewek sini kan berabe kalo mereka sampe naksir." Rey menggelengkan kepalanya, tangannya terulur mengambil bungkus cemilan.
"Lo sekarang udah jelek, Rey. Engga ada yang bakalan ngejar-ngejar lo lagi kaya di SMA!"
"Lo tuh yang jelek!"
"Gue ganteng, pake banget!"
"Dito, mending lo ambilin mereka pentungan deh biar saling mukulin, sumpek gue dengernya." Teriak Ava dari dapur. Gadis itu sedang membuat minuman dengan Ana.
Rey dan Adit langsung terdiam. Mereka hanya melirik satu sama lain sambil mulutnya sibuk mengunyah cemilan. Dito memilih duduk agak jauh, terlalu dekat dengan mereka bisa membuat kadar IQ nya menurun, kasarnya agak bego.
"Woi! Pacar lo mana Dit?" Tanya Ava setelah menaruh minuman di atas meja.
"Masih kejebak macet, bentar lagi dateng."
"Ah elah masa pacarnya gak dijemput sih, diputusin mampus lu!"
"Lagian nontonnya kan di rumah gue, masa gue kudu jemput dia sih. Aneh lo. Dosa doain temen yang engga engga."
Terdengar suara pintu rumah Adit terbuka lalu disusul suara kresek kian mendekat. "Hola every body! Daffa is here. Gue tau kalian kangen gue." Ujar Daffa dengan nada sombong.
"Iya tau, lo masuk jurusan sastra inggris." Cibir Rey.
"Calm down baby, gue udah bawa makanan banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yourmate (Ketua Kelas 2)
Teen Fiction[Sequel Ketua Kelas] Cover by: @jenirenita Dunia kuliah memang sangat berbeda dengan SMA, mungkin di SMA Ava adalah ratu di kelas, tapi di tempat kuliah ia hanya butiran upil jagung! Ia harus berpisah dengan Rey beserta para cecenguk kelasnya, ditam...