Metanoia (Home Spin Off)

(1)

Gavin nggak pernah percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama,

Cinta itu terjadi karena terencana,

Dari awal ngajak kenalan cewek, pasti udah terprogram dalam otak cowok mulai dari eyes-scanning siapa yang mau diajak kenalan sampe ke tahap metode apa yang akan dipakai waktu kenalan.

Pas pendekatan, mulai muncul perasaan yang dimiliki cewek sama cowok tergantung mereka akan terus mengikuti intuisi mereka apa milih buat berhenti di tengah jalan.

Ada alasan dibalik semua langkah berikutnya yang akan mereka buat.

Lalu saat diantara kedua memutuskan buat menyatakan perasaan mereka, semua butuh keberanian bukan spontanitas ya mungkin ada sedikit hawa nekad yang mereka punya.

Tapi toh memupuk rasa berani butuh waktu, dan juga waktu bisa memastikan kalo keputusan yang diambil itu bukan hal yang salah.

Setelahnya, ketika harus berpisah pasti dari jauh-jauh hari kejanggalan mulai muncul, perasaan nggak cocok untuk tetap berada di jalan yang sama mulai terasa atau setidaknya mulai membatasi komunikasi,

Yang dekat menjadi renggang

Yang renggang mulai menjauh

Yang menjauh mulai hilang

Semua terencana walaupun bisa aja terjadi dalam waktu yang singkat, setidaknya untuk berpisah nggak akan pernah ada kata tiba-tiba.

Telinga itu masih mendengarkan dengan seksama suara penyanyi yang lagunya sedang diputar bercampur dengan banyak suara pengunjung yang saling bersahutan dalam percakapan di tempat favoritnya -tempat ia bisa menjadi dirinya sendiri,

Kepala itu masih bergerak pelan mengayun ke kiri dan ke kanan mengikuti alunan nada yang bersenandung,

Mata itu masih terpejam menikmati perasaan yang tertuangkan dalam setiap kata yang dilantunkan,

Andai otak yang dimiliki ini mengenal dan sudah merekam dari awal hingga akhir lirik lagu yang dinyanyikan, mungkin Gavin akan menggumamkan satu atau dua bait lirik yang diingat,