Ta'aruf Pertamaku

990 22 3
                                    

"Bagaimana Ning setujukah?" kata ibu kepadaku. Aku hanya diam sambil berpikir "Insyaa Allah dia lelaki yang baik dan sesuai dengan pilihanmu" lanjut beliau. Bibirku terkunci rapat dan hanya memandangi secarik kertas yang berisi biodata . Bagaimana tidak bingung...terakhir kali aku bergaul dgn lelaki ajnabi saat SMA dulu yaitu sekitar 9 tahun yg lalu sedangkan wktu itu kehabiskan dilingkungan pesantren yang penuh dgn sosok wanita "Bagaimana menurut Njenengan,bu?" kataku balik bertanya "Kalau ibu setuju banget lah,apalagi dia punya pengalaman pengabdian di pesantren sepertimu dan dia juga pilihan Ustadz" Jawab ibu dgn lancar tanpa suatu keraguan aku hanya menangguk "Aduh bagaimana ya...namanya aja baru dengar,wajah dan rupanya akupun tak tau tapi bismillah...niat mencari ridho Allah dan berbakti kepada ortangtua" Bisikku dalam hati.
"Lalu bagaimana dengan panjenengah,yah?" Tanyaku kepada ayah yg duduk disamping ibu.."Kalau ayah,sependapat dengan ibumu,Nak. Kami juga tak sembarangan memilihkan calon pendamping hidupmu. Sudah melalui berbagai tahap seleksi dan istikhoroh" Jawab ayah dengan nada tegas. "Terima kasih atas penjelasannya,Setelah mendengar jawaban dari Panjenengan...saya mau" Ucapan itu terlontar dgn lancar dari lubuk hatiku dan kulihat beliau saling berpandangan,wajahnya bahagia matanya berbinar "Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin...Terima kasih Nak,sesungguhnya engkau anak yg berbakti kepada orangtua." kata ibu sambil memelukku "Tapi...apakah kau benar-benar yakin tanpa keberatan sedikitpun?" Kata Ayahku "Insyaa Allah saya yakin...karena Ridho Allah terletak pada Ridho orangtua. Saya ikhlas lahir batin" jawabku mantab "Alhamdulillah kalau begitu...seminggu lagi tahap pengkhitbahan ya" kata beliau mengakhiri pembicaraan. Ya aku hanya mengangguk dan kembali kekamarku.
Satu minggu kemudian
Malam ini begitu bersejarah bagiku,karena aku akan dipinang oleh seseorang yang entah aku belum tau wajah dan rupanya untuk pertamakalinya. Namun,yang berbeda adalah acara ini cukup sederhana tak seperti lamaran yang diadakan oleh teman"ku. Acar ini hanya dihadiri oleh Ustadz dan ustadzah yg menjadi mediator,kedua orangtuaku dan orangtuanya juga kakek nenekku. Ya...hanya itu saja tak ada acara berpesta malah seperti silaturrahim biasanya. Aku...Hanya menunduk dan duduk diruang tengah. Tanggal telah ditentukan oleh beliau" dan membuatku terkejut sekaligus bersyukur adalah diadakan bulan kedepan. Bukan karena terburu" namun kami sudah siap secara lahir dan batin. Alhamdulillah..begitulah jika Allah mengkehendaki melalui jalur dan proses yang halal dan sesuai dengan ajaran Rasulullah.
"Minta mahar apa Ning?" tanya ibu kepadaku "Cukup QS. Ar-Rahman saja" jawabku sambil tersipu malu "Kalau berupa barang, apa toh?" tanya ustadzah "untuk barang ya semampunya dia ustadzah...saya tdk ingin memberatkan" jawabku. Sampai detik inipun aku blm bisa melihat wajahnya walaupun aku sdh sah menjadi pinangannya.
Satu bulan telah berlalu
Kini tibalah saat sakral dalam hidupku...udangan telah disebarkan,para sanak saudara berkumpul dirumah,ya Malam Jum'at di masjid sebelah rumah adalah saksi bisu proses penyempurnaan agamaku. Aku hanya duduk di kamarku,belum menemui dan melihat wajah suamiku "Selamat ya Ning...semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,kini kau resmi menjadi miliknya" kata ibu yang sejak pagi tadi menemaniku di kamar "Aamiin...terima kasih ibu" jawabku sambil meneteskan air mata memeluk ibu "sama-sama Nak,justru kami yg berterima kasih kepadamu karena kau telah berusaha menjadi anak yg berbakti kepada kedua orangtua dan guru".
Hari Jum'ah resepsi sederhana di rumahku..aku mengenakan gaun putih syar'i dituntun menuju pelaminan dan saat itulah pertamakali kulihat wajah suamiku,pandangannya sayu, dan teduh...dia duduk di sebelah kiriku aku malu dan canggung "tenang...kita sudah halal kok" bisiknya.
Terdengar adzan subuh menggema membangunkanku "Ya Allah ternyata mimpi" aku bangun dengan hati yang bergemuruh dan kusadari semua itu adalah mimpi. Masih terekam jelas dalam memoriku wajahnya...entah siapa itu. Yang berhasil membuatku jatuh cinta dalam jalan yang halal. "Ah...lupakanlah..mungkin hanya bunga tidur.Tapi semoga ceritaku seindah itu" harapku.
Satu bulan kemudian...
Aku mengenal seorang ikhwan dari jejaring sosial,dia terlihat religius dan kami sering diskusi berbagi ilmu namun sesuai dengan koridor syari'at..dan betapa terkejutnya diriku saat kulihat fotonya sekilas "Masyaa Allah Kok bisa mirip ya sama yg kemarin hadir dalam mimpiku?" Tersimpan seribu tanya memenuhi pikiranku "ya Wallahu a'lam lah" ucapku sambil tersenyum kecil.
Bangil,2703'18

Ta'aruf PertamakuWhere stories live. Discover now