CHAPTER 1
(18+) This chapter may contain
violent scenes. If you're Ok with that
please continue, happy reading..
.
.Blood Moon Pack adalah wilayah tempat berkumpul para manusia serigala paling menyeramkan. Di bawah kekuasaan Elder yang terkenal dengan kebengisan dan haus akan kekuasaan, membuatnya mendapatkan gelar Sang Alpha tirani. Bahkan putra semata wangnya sekalipun menyebut dirinya tiran. Namun Elder dengan segala keangkuhannya tak pernah terusik dengan sebutan itu, justru ia merasa bangga dengan dirinya.
Sore itu, seperti hari-hari biasa Elder berjalan membusungkan dada. Sambil bersenandung kecil dengan bertelanjang kaki ia berjalan cuek di atas lantai marmer putih, telapaknya penuh lumpur dan darah menyisakan tapak merah di mana pun ia melangkah. Tidak ada seorang pun yang berpapasan berani menegurnya, justru mereka semua menundukkan kepala seolah tidak melihat kekacauan apa pun.
Senyuman Elder seketika pudar begitu sorot matanya menangkap sosok Brian, putra tunggalnya dengan Luna sebelumnya. Brian menatap tidak suka, cemas sekaligus kesal. Anak itu tidak pernah sedetik pun mendukung perilaku ayahnya yang tirani, namun di sisi lain ia juga tidak punya keberanian untuk menghentikannya.
"Ayah darimana saja?" tanya Brian, matanya langsung menatap tajam ke arah tas jinjing dalam genggaman Elder. Darah segar merah kental menetes cukup deras dari bawah sana. Percayalah tidak ada yang berani menebak atau sekedar membayangkan isi dalam tas tersebut.
"Berapa banyak kepala lagi yang sudah kau penggal hari ini?" timpalnya. Elder tak kuasa menahan tawa mendengarnya. Brian mengerutkan kening, tangannya mengepal keras. "Apakah ini merupakan sesuatu yang menyenangkan untukmu? Kenapa, kau tidak pernah puas dengan apa yang telah kau miliki dalam pack ini? Denganku dan semua orang dalam Blood Moon Pack yang selalu siap melayanimu kapanpun. Kau, lagi-lagi mengambil keputusan tanpa merundingkannya dulu denganku."
Todong Brian sambil menekan ujung telunjuknya ke dada Elder.
Elder menepis tangannya kencang sambil menghembuskan tawa mengejek perkatan Brian. Ia kemudian melemparkan tas di tangannya ke arah Brian. Darah dari tas itu melumuri baju Brian sebelum sesosok kepala manusia masih dalam setengah wujud serigala keluar dari sana dan menggelinding di bawah kaki mereka. Seolah kepala itu belum lama dicabut dari tubuh manusia serigala lain sehingga sebagian wujudnya masih berbentuk serigala. Darah menyisakan jejak bercecer di lantai mengikuti arah ke mana kepala itu berguling.
Terdengar beberapa wanita menjerit ngeri dan sebagian dari mereka yang melihat itu pingsan di tempat, namun tidak ada yang berani melangkahkan kaki untuk keluar dari sana. Seolah udara pun tidak berani bergerak barang ke luar atau mendekat ke arah mereka. Beberapa orang yang mengikuti di belakang Elder membantu membawa yang pingsan keluar dari sana. Brian yang mematung segera mendapatkan kembali kesadarannya begitu keadaan makin gaduh.
"Silence!" bentak Elder menggunakan Alpha tone yang menggema ke seluruh Manssion. "Semua berhenti bersikap seperti kucing penakut yang bodoh, kita adalah werewolf! Kita adalah Blood Moon Pack. I'm the Alpha and you are my son."
Elder menonjokan kepalannya ke dada Brian, kakinya yang sudah lemas tidak dapat menahannya. Sambil disusul beberapa kata, Brian mundur satu langkah demi satu langkah dari setiap tonjokan yang diarahkan Elder padanya. Brian berusaha sekuat mungkin untuk mengambil sikap bertahan namun tubuhnya sama sekali tidak merespon.
"Menjadi ayah dari manusia serigala pengecut sepertimu lah yang paling membuatku menyesal. Justru aku yang harus cemas pada masa depan Pack ini jika orang lemah sepertimu kelak memimpin mereka. Kita akan diinjak-injak oleh Pack lain dan nasib kepalaku akan berujung sama seperti ini," ujarnya kemudian menendang penggalan kepala itu jauh.
![](https://img.wattpad.com/cover/143155722-288-k525560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Mate
Hombres Lobo[ ON REVISI ] Brian, Alpha muda dari Blood Moon pack. Menjadi rival untuk ayah dan teman kecilnya sendiri demi mendapatkan posisi sebagai serigala Alpha. Tekadnya makin kuat ketika ia bertemu dengan Devena. Bocah umur 7 tahun itu adalah Matenya. Ak...