I'll Shed No Tears - Niall Horan

576 21 8
                                    

Marfa tersenyum senang dengan hasil masakannya. Ia sengaja bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuk kekasihnya yang paling ia sayangi, Niall Horan.

Walaupun satu bulan ini sifat Niall berubah. Niall lebih sering pulang malam, membentak Marfa, bahkan ia tak sudi satu kamar dengannya. Marfa berpikir mungkin Niall berubah karna faktor pekerjaannya. Jadwalnya semakin padat. Mungkin Niall terlalu lelah juga kurang istirahat. Marfa memaklumi itu. Meskipun terkadang ia menangis karena tingkah Niall.

Marfa menata masakannya di meja makan. Ia tersenyum puas lalu duduk sembari menunggu Niall bangun tidur. Tak berapa lama, yang ditunggu pun datang juga. Niall terlihat sudah rapi dengan kaos dan celana jeansnya. Tidak lupa dengan sepatu supra putihnya. Ia melirik Marfa sekilas, "Marf, aku pergi dulu," ucap Niall acuh lalu segera keluar apartemen.

Marfa membelalak kaget, lalu segera menyusul Niall, "Sayang, sarapan dulu!" teriak Marfa saat Niall ingin memasuki lift.

Niall memutar matanya kesal, "Tidak perlu. Aku buru-buru! Sudah kau makan saja sendiri!" dan kemudian pintu lift tertutup.

Marfa mendengus kesal dan kembali ke apartemen dengan menghentakkan kakinya. Semua usahanya sia-sia. Kalau begitu, mending ia tidak usah bangun pagi-pagi deh.

Tanpa ia sadari air matanya turun perlahan. Ia segera menghapus air matanya kasar. Lalu menghampiri meja makan dan membuang makanan yang sudah ia siapkan untuk Niall dan dirinya. Ia sudah kehilangan nafsu makan.

Marfa semakin bingung, sebenarnya apa penyebab Niall berubah? Kemana Niall yang dulu lembut dan perhatian? Marfa sendiri tidak tahu salahnya apa. Tahu-tahu Niall berubah begitu saja, dan Marfa dengan sabar menghadapi Niall yang kerap kali membentaknya.

Lagipula kalau dipikir-pikir, tidak mungkin Niall berubah hanya karna pekerjaan. Buktinya, teman-teman satu bandnya -Harry, Zayn, Louis, dan Liam-tidak keberatan dengan jadwal mereka yang semakin padat. Mereka malah senang dengan jadwal Tour mereka, karena mereka senang akan bertemu para penggemarnya. Apalagi jadwal tour yang di tambah di benua Asia.

Niall sekarang juga jarang mengajak Marfa ikut tour dengannya. Padahal Marfa sudah selesai dengan kuliahnya. Dulu saja, saat Marfa sedang sibuk kuliah, Niall memohon-mohon agar Marfa ikut tour dengannya. Giliran sekarang, Niall berubah.

Marfa menghela napas berat. Ia memutuskan untuk menonton televisi. Baru saja ia menyalakan televisi, ia sudah disambut berita tidak mengenakkan hati.

Coba tebak?

Berita itu menampilkan Niall bersama perempuan lain, lebih tepatnya-Barbara Palvin. Lebih parahnya lagi, perempuan itu sahabat Marfa sendiri! Terlihat Niall menggandeng tangan Barbara, Niall tersenyum senang difoto itu. Senyum yang sudah lama sekali Marfa tidak melihatnya. Marfa berusaha mati-matian menahan tangisnya

Inikah alasan Niall berubah? Bahwa ia bermain dibelakang Marfa? Dengan sahabatnya sendiri?

Marfa tidak habis pikir. Ia membanting remote tv lalu menuju kamarnya dan Niall. Ia mengambil ponselnya lalu menelpon Niall.

"Apa lagi, Marfa? Aku sedang sibuk latihan untuk melanjutkan tour!"

"Sibuk latihan atau sibuk dengan perempuan lain, hah?!" bentak Marfa tajam. Ia membiarkan air matanya mengalir. Hatinya teramat perih sekarang.

"Kau bicara apa, sih?" kata Niall mengelak. Marfa memutar matanya, "Halah! Kau yang apa! Jadi selama ini kau pulang malam karena bermain di rumah Barbara, 'kan? Kau jahat!"

Niall menghela napas diseberang sana, terbongkarlah rahasia mereka. Mungkin ini sudah waktunya untuk Marfa mengetahui semuanya.

*

DelusionalWhere stories live. Discover now