Don't Go : 10

2.2K 286 5
                                    

Suasana rumah sakit ini terasa sangat menegangkan.Seulgi terus berteriak kesakitan.Dan Jimin panik bukan main bahkan dia tidak sadar sudah berapa kali dia menjambak rambutnya sendiri saking paniknya.

''Akhhhh ...'' Suara kesakitan itu bahkan terasa mendengung di telinganya.Dia tidak tega melihat Seulgi kesakitan seperti ini. Jika dia bisa bertukar posisi dengan Seulgi dia lebih ingin agar dia yang merasakan sakit dari pada harus melihat Seulgi menjerit seperti sekarang ini.

Hal yang membuat Jimin takut adalah Seulgi melahirkan di usia kandungannya yang ke-tujuh bulan.Seharusnya dia melahirkan di-usia ke-delapan ataupun ke-sembilan.Itu baru wajar.Jimin tahu bahwa banyak pula wanita yang melahirkan di usia-tujuh bulan tapi tetap saja hal itu mengkhawatirkan. Sebab melahirkan di usia itu sangat beresiko tinggi dan Jimin takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada Seulgi.

''Jimmhh A-aku tidakk kuat.'' Suara putus asa itu semakin membuat Jimin takut.

Dia menggeleng dengan cepat.
''Tidak Seul jangan menyerah seperti itu aku yakin kamu bisa."

''AKKHH...Tidak Jim.tidak, aku tidak yakin dengan hal itu.'' Ucapnya disela-sela mengambil nafas.

Berkali-kali Jimin berdoa dalam hati.Agar Seulgi dapat selamat.Tangan kirinya mencoba menggenggam tangan Seulgi dan tangan kanannya bertugas untuk mengusap rambut Seulgi untuk menenangkan.Genggaman di tangannya terasa semakin kuat.

Kepanikan semakin terasa kala genggaman Seulgi mulai melemah.Matanya semakin menyipit.Jimin menggeleng kasar.

'' Tidak Seul ...Jangan memejamkan matamu kumohon.Please bertahan untukku dan Untuk anak kita. I need You Seul ...Please!Don't close your eyes.''

Tak terasa setitik air mata lolos begitu saja dari kelopak mata Jimin.Tidak,Tidak mungkin.Seharusnya Jimin tidak bisa menangis untuk saat ini.Seharusnya Seulgi yang menangis karena tidak kuat menahan sakit.

Seluruh sel dalam tubuhnya terasa kaku saat Jimin melihat Seulgi mulai memejamkan mata.

''Maaf tuan Park. Sepertinya kami harus menjalankan operasi untuk Nona Kang. Sebab kandungannya bermasalah terjadi pendarahan hebat."Ujar sang dokter.

Jimin bungkam.Di tatapnya Sang dokter.Tanpa berpikir panjang dia mengangguk setuju.

''Baiklah.''Jawabnya sembari menatap Seulgi yang kini memejamkan mata. Dalam hati dia berdoa agar Seulgi kuat dan mampu bertahan.

''Silakan tunggu di luar Tuan Park.''

Dengan langkah pelan Jimin berjalan keluar dari dalam kamar persalinan. Sesekali matanya melirik Seulgi yang masih betah memejamkan kedua matanya.Dia kembali berjalan mendekati kursi tunggu yang berada di depan kamar persalinan.

Sudah hampir dua jam Jimin tetap pada posisinya. Matanya terus bergerak melirik pintu. Bajunya bahkan sudah terlihat kusut rambutnya juga berantakan,Yang jelas penampilan Jimin terlihat sangat kacau.

Pintu terbuka.Jimin menoleh mendapati Pria yang sedari tadi ia Panggil dokter melangkah mendekati dirinya.Tanpa banyak basa-basi Jimin mengeluarkan kata-kata yang sedari tadi ia pendam.

''Bagaimana keadaan Seulgi dan anakku Dok?''

''Seulgi belum sadar tuan Park.Tapi anda beruntung karena Anak dan Ibunya selamat.''Ujar sang dokter sembari tersenyum.Membuat Jimin dapat bernafas lega.

Jimin balas tersenyum.''Terimakasih banyak Dok.''Dokter muda itu mengangguk.

Tanpa berpikir banyak Jimin berlari membuka pintu kamar tempat dimana Seulgi tengah berbaring.Kakinya mendekati ranjang dia menatap Seulgi yang kini terlihat pucat dengan banyak peluh yang mengalir di sekitar kening. Tangannya mengusap lembut kening sang istri dengan pelan Jimin mengecup bibir Seulgi dengan lembut.

''Terimakasih Seul.'' Ujarnya sembari tersenyum hangat.

''Tuan Park?''

Jimin menoleh.Dia menatap wanita yang kini tengah berdiri di depannya sembari menggendong bayi yang kini tengah menggeliat lucu.

''Ini bayi anda tuan.'' Suster muda itu memberikan bayi yang berada di gendongannya dengan pelan pada Jimin yang kini tengah memandang bayi tersebut.

Perasaan senang datang menghujam hatinya saat melihat bayi berjenis kelamin laki-laki sudah berpindah kegendongannya itu menggerakkan tangannya keatas seolah ingin meraih Jimin.

Jimin terkekeh senang.

Bahkan suster yang kini masih berada di depan Jimin ikut tersenyum senang menatap bayi mungil tersebut.

''Saya pamit pergi Tuan.''Ujar suster tersebut yang langsung diangguki Jimin tanpa mengalihkan pandangannya pada bayi mungil yang wajahnya mirip sekali dengan dirinya.

''Jim'' Panggilan itu terdengar cukup lirih.

Jimin lantas menoleh.Seulgi kini tengah menatapnya agak sayu.

Dengan perasaan senang dia memeluk Seulgi dengan pelan.''Terimakasih Seul karena telah membuat Kebahagiaanku semakin sempurna.''Seulgi mengangguk lemah dibalik dekapan Jimin.

Setelah Seulgi melepaskan pelukannya dia lantas menatap Jimin.'' Sudah di beri nama? ''Tanyanya.

Gelengan dari Jimin menjadi jawaban dari pertanyaannya.''Apakah sudah memikirkan namanya?''Sekali lagi Seulgi bertanya.

Jimin mengangguk singkat sembari tersenyum membuat kedua matanya menyipit lucu.

''Namanya Park Jino.''











Tbc...

****

Holaaaa baby Jino lahir ukkhh senangnya hatiku ini...Eitttsss o iya dkit lagi mau End nih...Boleh deh kalian kasih saran ke gw supaya end nya gk terlalu bikin kalian nangis nanti ...*LabilSadOrHappy*

Ataupun mau minta happy end sokk atuhhh nanti akan kepertimbangin deh...

Typo bnyk tapi mles ngerevisi Maapkeun...

Bye-bye See You next chap...

Sertai vote+koment setelah membaca...

Don't  Go. [SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang