PsycoLove #1

11.5K 295 9
                                    

Via berjalan berdampingan dengan Agni saat ini. Mereka baru saja selesai mengerjakan hukuman dari Pak Duta karena tertidur saat pelajaran matematika. Bingung juga, kenapa dua sahabat ini bisa saling kompakan tadi tidurnya? Tapi lupakan!

"Ag, liat deh," Via menghentikan langkah Agni dan menunjuk kearah taman sekolah. Agni mengikuti arah pandangan Via dan melihat Shilla teman sekelas mereka yang sedang berbicara dengan Alvin, anak kelas sebelah. "mereka ribut lagi." kata Via.

Alvin-Shilla pacaran semenjak 2 minggu yang lalu, tapi juga rajin ribut mulai seminggu yang lalu. Mereka terlihat sedang ribut besar, soalnya teriakan Shilla kedengaran sampai ke tempat Via dan Agni berada.

"udah ah, Vi! Lo doyan amat nonton yang begituan, orang lagi berantem juga!" Agni bersiap meninggalkan Via.

"liat!" Via menarik Agni dan memaksa Agni memandang kearah Alvin-Shilla tadi.

PLAK!!

"kamu kenapa ngomong kayak gitu, Shill?! Apa kurangnya aku dimata kamu?! Kenapa?!" Alvin berteriak gila-gilaan di depan Shilla yang sedang memegang pipinya yang merah, perih sehabis ditampar Alvin.

"kenapa?! Kamu tanya kenapa?!" balas Shilla yang juga teriak gila-gilaan. Air mata mulai mengalir dipipinya yang memerah. "kamu posesif, Vin! Kamu suka mukul aku! Kamu suka ngekang aku! Kamu jahat!!"

Alvin kaget mendengar pernyataan Shilla. Perlahan Alvin mengulurkan tangannya dan meraih Shilla dalam pelukannya. "aku nggak mau kita putus, Shill. Aku sayang kamu!" bisik Alvin lemah.

"udahan yuk, Vi! Lo seneng amat sih nonton film kekerasan dalam berpacaran?" Agni menarik-narik tangan Via, namun yang ditarik tidak bergeming sama sekali.

"ngapain Lo pada?" suara seseorang mengagetkan Agni dan Via. Mereka menoleh. Cakka, sahabat Alvin sudah berdiri tegak dibelakang mereka.

Agni terlihat sedang berpikir keras mencari alasan dan Via terlihat menelan ludah berulang kali, takut dia sama Cakka. Cakka terkenal pendiam dan dingin, tapi dia juga terkenal atas tindakan kriminal. Nggak terlalu kriminal memang, paling cuma mukuli 5 orang sekaligus sampai semuanya harus di opname di rumah sakit.

"Shilla!!" teriakan Alvin mengalihkan perhatian mereka semua. Terlihat Shilla berlari meninggalkan Alvin. Agni nggak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung narik Via buat ngibrit kabur. Dari pada harus berhadapan sama Cakka?!

***

"lain kali Lo kalo mau nonton yang begituan sendiri aja ya? Jangan bawa gue, jera gue!" Agni menghela nafas lega saat sudah sampai di dalam mobil.

"gue juga nggak bakal ngintip kalo nggak seru. Itu tadi seru tau, Ag!"

"seru kepala Lo botak! Kalo tadi kita di hajar sama bodyguardnya Alvin, Lo masih anggap itu seru?!" ujar Agni kesal. Cakka bodyguard Alvin?

"nggak mungkin lah, Ag. Dia mukul cewek!" Via masih aja ngeyel.

Agni melotot menatap Via yang sedang menyetir. Ngeyel banget di bilangin! "oke! Jadi Lo mau bilang waktu kita nonton Cakka yang nampar terus nyium Oik paksa itu cuma efek mata kita masing-masing? Cuma imajinasi ala spongebob gitu? Iya?"

Via terkejut. Dia keliatannya baru ingat tentang kejadian itu. Kejadian dimana Cakka ngeliat Oik yang waktu itu adalah ceweknya ngobrol akrab banget sama Obiet anak kelas 2 di ruang perpustakaan. Cakka panas dan langsung nyeret Oik ke gudang belakang yang kebetulan lagi ada Via dan Agni yang di hukum gara-gara nggak mengerjakan PR, tapi Cakka-Oik nggak liat (Agni-Via ngintip).

Cakka mencengkram lengan Oik hingga Oik menjerit kesakitan. Tapi Cakka sama sekali nggak peduli dan malah terus mencengkram lengan Oik, malah tambah kuat! Cakka melepas cengkramannya, dia menatap Oik yang tengah menangis di depannya. Dengan jari telunjuk, Cakka memegang dagu Oik dan menengadahkannya, tanpa disangka-sangka Cakka menampar Oik dengan kuat! Sudut bibir Oik sampe berdarah!

PsycoLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang