PsycoLove #18

1.7K 93 3
                                    

Kerja paksa dimulai! Rela nggak rela harus rela. Via sudah bersiap dengan seragam dan peralatan sekolahnya. Hari ini emang nggak belajar, semua sibuk persiapan perpisahan entar dan dia kebagian sibuk persiapan theaternya Bu Winda.

Via duduk diruang tamunya sambil menghentakan kaki, sesekali dia melirik pergelangan tangannya. Sudah hampir jam 7 tapi Alvin belum juga datang. Kemaren Alvin sendiri yang memaksa Via buat berangkat pagi bersamanya dan sekarang Alvin sendiri pula yang membuat Via menunggu.

Klakson mobil didepan pagar rumahnya membuat Via segera beranjak dan bergegas keluar. Itu sudah pasti Alvin! Seenak jidat ngeklakson berkali-kali didepan rumahnya.

Via memasang tampang cuek setelah keluar dari rumahnya, efek setengah jam Alvin membuatnya menunggu. via membuka pintu mobil Alvin nggak sabaran dan langsung saja duduk diam disana.

"lama ya?" tanya Alvin setibanya Via disebelahnya. Via melirik sinis. Sudah tau nanya! "Vi?" panggil Alvin setelah beberapa saat nggak menemukan jawaban sepatah kata pun dari Via.

Via yang tadinya kesal sekarang jengkel. Udah nunggu lama, sekarang nggak jalan-jalan pula! well! Biarin aja! gue nggak bakal mau ngomong sama Lo sebelum gue nginjakin kaki gue di sekolah! Sumpah Via dalam hati.

"Vi? Kamu kenapa sih?"

Via merengut. Kenapa nggak jalan aja sih???

"aku nggak bakal jalan sampe kamu mau ngomong sama aku!" kata Alvin kemudian lalu mematikan mesin mobil yang sedari tadi menyala.

Via duduk diam disebelah Alvin sambil memandang keluar jendela. Bingung harus apa dan bagaimana. Dia udah terlanjur nyumpah tadi. Hape dalam genggamannya nggak berhenti bergetar. Agni nelpon plus sms minta pertolongan karena dia udah sampe disekolah duluan.

Bodo amat sudah! Via membuka pintu disebelahnya dan turun, diperhatikan Alvin yang hanya diam melihatnya. Via menutup pintu kasar dan mulai masuk kembali kedalam rumah. Sebelum masuk Via membuka terlebih dahulu gerbang rumahnya.

"emang Lo doang yang punya mobil! Gue juga punya!" sungut Via. Dia berniat mengendarai mobilnya sendiri.

"kamu kenapa sih?"

Via menghentikan langkahnya yang ingin memasuki mobil dan menoleh pada Alvin yang berdiri didepan garasi mobilnya. Jangan ngomong Via! Nggak boleh ngomong!

"aku ada salah sama kamu?" tanya Alvin nggak tau diri.

Banyak banget salah Lo! masa Lo nggak tau hah?!

"Vi? Kalo aku ada salah, aku minta maaf."

Bukan kalo lagi! Lo memang ada salah sama gue!

"ngomong dong, Vi! Kalo kamu nggak ngomong gimana aku bisa memperbaiki kesalahan aku?"

Gue nggak bakal ngomong sampe Lo sadar!! Alvin Jonathan!

Via mulai menaiki mobilnya, udah telat dari jam seharusnya dia ngehadap Bu Winda berdua Alvin. Mesti cepat-cepat dan harus nemu alasan yang bagus.

"nggak ada yang boleh pergi sebelum masalah kita selesai." Alvin tiba-tiba saja mencekal pintu yang akan di tutup Via. "aku salah apa, Vi? Ngomong." Lembut Alvin meraih pipi Via agar wajah Via mau menghadap kearahnya.

Via masih bungkam. Antara takut dan masa bodo Via membungkam mulutnya mengingat janji yang dia ucapkan. Tepatnya sumpah!

"ngomong!" Alvin memaksa Via dengan menatap gadis itu tepat dimatanya.

Oke! Via mulai ketakutan, terus mesti gimana? Seperti semboyan iklan layanan masyarakat. 'Utamakan Keselamatan' Via akhirnya buka suara.

"aku pengen cepet nyampe sekolah!" jawab Via sok acuh tanpa menatap balik Alvin. Nggak berani!

PsycoLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang