Seusai semua detik waktu yg terlewat, benar benar hanya melewati saja.
Tiba saat aku , merasa tak cukup memperjuangkanmu. Kamu hilang bersama kalimat yg belum pernah aku ucap kepadamu.
Meski sebenarnya diruang hati paling pangkal,
Kamu-lah darah yg mengalir pada jantungku,
Urat yg berdenyut pada nadiku, Tulang yg akan kembali pada rusukku.
Tak akan ku bagi celah pada yg bukan dirimu.
Bersabarlah,
Aku sedang belajar cara mengungkapkan perasa-an.
Hanya saja tak siap untuk mendengar jawabanmu, karena aku ingin mengungkapkan, bukan bertanya apa perasa-anmu terhadapku juga.
Bukan itu.
Aku takut.
Takut kau salah paham.
Mungkin akupun akan begitu.
Lainkali kita perlu bertemu, hanya berdua,dengan empat mata,dan ; sering.
Yg sebelumnya kita hanya bertemu sesekali walaupun tanpa ada obrolan asik hanya tentang main mata semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIMANG RASA
Short StoryMenahan rasa hingga Menahun. Meski banyak cinta bersandar, Selalu ada ruang untuknya.
