Song by James Bay - Us
Vote dan komennya jangan lupa ya :) ini sampe tengah malam lho ngetiknya :") thankyou😚
Enjoy this chapter...
***
Semua murid terlihat sibuk memperbaiki toga mereka sebelum naik keatas panggung, untuk memberi kesan dan pesan. Hari ini adalah acara kelulusan SMA Nusantara Jakarta. Gedung utama sekolah itu, telah disulap dengan berbagai dekorasi yang sangat megah, bernuansa hitam dan putih.
Untuk kali ini, Adel akan berusaha mengikuti acara kelulusan dengan tenang. Ia terlihat berbeda dari biasanya. Tubuh gadis itu dibalut kebaya berwarna biru, dengan sedikit riasan diwajah bulatnya. Mata kelabu Adel terlihat serasi dengan polesan eyeshadow dikelopak matanya. Rambut pendek Adel tersanggul sedemikian rupa, yang membuat dirinya terlihat sangat cantik.
Dibalik penampilan cantik Adel hari ini, ada seorang Viona yang berjuang membujuk gadis berambut pendek itu. Awalnya tentu saja Adel menolak ajakan Viona untuk bertransformasi ke penampilan yang menurutnya sangat aneh ini.
Namun setelah Adel diiming-imingi alamat email Zafran oleh Viona, akhirnya dengan berat hati gadis itu setuju dan pasrah untuk didandani. Sementara Viona, tersenyum puas dengan persetujuan sahabatnya itu.
Selepas acara kelulusan, semua murid mulai heboh foto bersama, terkecuali Adel. Ia lebih memilih memisahkan diri dari kerumunan, menaiki tangga menuju atap sekolah. Adel butuh udara segar saat ini.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 siang, dengan langit cerah tanpa awan. Terik matahari sama sekali tak mengusik Adel yang kini sibuk berdiri melamun. Pemandangan dari atas sana membuatnya lebih baik dibandingkan harus berada ditengah keramaian.
Ia merasa puas sekarang setelah lulus dari sekolah ini. Beberapa bulan kedepan ia akan disibukkan dengan berbagai kegiatan sebagai mahasiswa kampus. Kemarin pagi, surat dari salah satu kampus negeri Jakarta tiba dirumah Adel. Ia dinyatakan lulus dijurusan hubungan internasional, dan bukan sesuatu yang membuatnya bahagia.
Gadis berkebaya biru itu menghembuskan nafas pelan. Besok ia tak akan menginjakkan kakinya disekolah ini lagi, yang artinya segala kenangannya tentang Zafran akan ia tinggalkan. Bukan kah memang itu yang terbaik?
Jujur, walaupun sekolah ini sedikit menyebalkan bagi Adel, tak akan ia pungkiri bahwa suatu saat ia akan merindukan sekolah barunya ini. Ia akan rindu es susu cokelat di warung Ibu Ida, ia juga akan merindukan taman sekolah, dan juga akan merindukan Viona.
Tentang Viona, gadis periang itu akan melanjutkan pendidikannya dikota Bandung. Sedikit lega, bagi Adel kota itu tak terlalu jauh dari kota Jakarta. Setidaknya mungkin mereka bisa sesekali hangout bersama dalam seminggu atau sebulan.
Namun, Adel sedikit khawatir dengan kehidupan kampus. Ia mulai berpikir bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan yang baru lagi. Sungguh, ia lelah harus bertemu orang-orang baru apalagi harus mencari teman.
Tiba-tiba sebuah telapak tangan menutup kedua mata Adel. Pandangannya mendadak gelap, tubuhnya sedikit menegang. Siapa yang berani-berani menutup kedua matanya seperti ini. Awas saja!
"Sial! Lo siapa sih? Tangan lo mau dipatahin? Hah?" Adel mulai menjerit, sesekali berusaha melepaskan tangan yang menutup matanya.
Detik berikutnya, pandangan Adel kembali jelas. Ancamannya berhasil membuat orang itu melepaskan tangannya. Dan diikuti suara tawa seorang lelaki, membuat mata Adel seketika terbelalak kaget.
Lihatlah sosok yang berada dihadapannya kini. Ini bukan mimpinya lagi kan? Atau ini hasil delusinya selama ini? Oh tidak, Adel merasa ia mulai gila. Bagaimana bisa Zafran berdiri dihadapannya saat ini, dengan tawa renyahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluto
RomanceWARNING⚠️⚠️⚠️ DILARANG COPAS CERITA??? HARGAI USAHA SETIAP ORANG⚠️ CERITA 15+ **************************************** "Semakin aku berusaha melupakanmu, semakin sakit rasanya" -Zafran "Gue bukan Pluto Zaf! Yang bisa seenaknya lo lupain gitu aja. Di...