part 2

13 0 0
                                    

Happy reading guys 😊.....

         Bel pulang sekolah pun berbunyi semua siswa pun berhamburan untuk pulang. Kecuali Kezia, Mika dan Raihan. Mereka bertiga menunggu halaman sekolah sepi, mereka tidak ingin berdesak-desakan keluar gerbang.

        Setelah menunggu beberapa menit mereka pun bergegas pulang ke rumah masing-masing.

" lho gak mau pulang sama kita?." Tanya Mika kepada Keiza.

" gak usah, gue pulang sendiri aja." Jawab Keiza.

" kan dia udah terbiasa sendiri." Celetuk Raihan dengan nada mengejek.

         Mendengar perkataan Raihan, Mika langsung menyenggol tangan Raihan.

" apaan sih lho kadal bengek." Ujar Keiza dengan menjitak kepala Raihan.

" awww, sakit tau." Jerit Raihan dengan menggosok baguan kepala yang di jitak Keiza.

" emang enak." Ucap Keiza. " Mik,  gue pulang duluan, daripada gue terus disini, ntar gue tambah gila ngadepin nih cacing panas." Ujar kembali Keiza.

" terus aja ledekin gue, ntar lho jatuh cinta sama gue, mampus lho." Kata Raihan dengan lantang.

     Keiza tidak merespon perkataan Raihan, ia lebih memilih untuk pulang saja.

" emangnya kalo Keiza suka sama lho, lho mau ngapain dia?." Tanya Mika dengan tatapan sinis.

      Pertanyaan Mika membuat Raihan melongo dan ingin menarik kata-katanya.

"  ng..nggak kok, kan aku sukanya sama kamu." Jawab Raihan yang sedikit terbata-bata.

" kita pulang." Ujar singkat Mika lalu masuk ke dalam mobil Raihan.

     Raihan hanya bisa garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dan ia pun mengantar Mika pulang.

*****

        Di perjalanan Keiza lagi-lagi di hadang oleh seseorang dengan menggunakan motor.

" gue anter mau?." Tanya orang itu.

" jelas." Ucap Keiza dengan senyum sinis. " gue nggak mau. Puas lho." Tegas Keiza dengan penuh penekanan. Yah orang itu adalah Daniel.

         Keiza pun meninggalkan Daniel dengan Rahang atasnya mengeras, karena ia sangat kesal dengan sikap dan sifat dinginnya Keiza kepadanya.

        Kezia berjalan menuju kompleks perumahannya, selama ia SMA ia harus hidup mandiri seperti ini, walaupun ia seorang anak tunggal, Kezia bukanlah sosok yang manja.

         Selama ayahnya kerja di luar negeri, ia harus berjalan kaki, karena mamahnya tidak pandai mengemudi. Dan bundanya tidak menyewa sopir.

        Setelah beberapa menit ia pun sampai di rumahnya, ia di sambut hangat oleh bundanya.

" assalamualaikum bunda." Ucap Keiza sambil mencium punggung tangan bundanya.

" walaikumsalam sayang. " jawab bundanya dengan lembut.

" gimana sekolahnya?." Tanya bundanya yang duduk di sofa.

" B aja." Jawab Kezia singkat.

" masih ngambek?. " tanya bundanya dengan senyum jahil.

" nggak tau." Jawab Keiza singkat.

" yaudah deh bunda minta maaf." Ujar bundanya, yang sedikit bersalah kepada anaknya itu.

       Melihat bundanya yang meminta maaf dengan tulus, Keiza iba. Ia pun tak tega jika bundanya meminta maaf seperti itu, walaupun ia masih jengkel dengan bundanya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang