Prolog

335 43 13
                                    

-*PanDeep*-

"Oke sekarang coba tebak apa yang sedang kupikirkan" ucap seorang namja bertubuh kelewat tinggi.

Namja satunya yang lebih pendek dan ramping menatap saudaranya itu dengan serius. Kemudian tiba-tiba ia tertawa. "Kau fikir bau mulut santinel utama seperti sampah" ucapnya disela tawa.

Namja yang lebih tinggipun ikut tertawa. "Itu benar. Dia memang bau"

Namja yang lebih pendek meletakkan telunjuknya di bibir. "Ssssttt Linlin, ada banyak santinel juga disini"

Tapi namja yang dipanggil Linlin itu malah semakin terbahak. "Mereka tidak akan berani denganku, hyung. Bukankah aku adalah seorang putra mahkota sekarang? Raja Lai Guanlin"

"Pangeran" ralat kakaknya.

"Dan kau Putri Lee Daehwi" ucap si adik sambil menyeringai.

"Memang. Bukankah aku sangat cantik?" tanya Daehwi sambil menyelipkan helaian rambut ke belakang telinganya.

"Eoh. Nomu yeoppo" Guanlin mengusak rambut hyungnya dengan gemas. Membuat rambut tersebut menjadi berantakan.

"Yaaaak!" pekik Daehwi dengan bibir dipoutkan. "Kau membuatku tidak cantik lagi, Linlin!"

Adiknya itu hanya terkekeh-kekeh geli. Sepertinya ia senang sekali menjahili hyungnya.

"Putra mahkota!" seru sebuah suara tegas.

Saat Daehwi dan Guanlin menoleh, Ratu Daniel berjalan menghampiri mereka. "Bukankah seharusnya kau belajar, Putra mahkota?"

Guanlin dan Daehwi langsung tertunduk dan saling melirik. Diam-diam, mereka menautkan tangan.

"Kau juga, Putri Daehwi. Kenapa kau malah mengajaknya bermain daripada menyuruhnya belajar?" hardik Sang ratu.

"Maafkan aku, Ratu" cicit Daehwi masih dengan tertunduk.

"Harusnya kalian tahu bahwa nasib kerajaan ini berada di tangan kalian berdua. Terutama kau" tunjuk Sang ratu pada Guanlin.

"Pergilah ke kamarmu dan renungkan kesalahanmu, Putri" perintah Ratu. "Dan kau, Putra mahkota, cepat pergi ke perpustakaan untuk belajar" lanjut beliau.

"Baik, Ratu" jawab kedua anak itu serempak.

"Maafkan aku, Linlin. Belajarlah dengan giat" Daehwi mengirimkan telepati pada saudaranya.

Tapi Guanlin hanya mengangguk samar. Dia tidak bisa membalas telepati itu. Karena mereka terlahir dengan kemampuan yang berbeda.

Perlahan, namja bersaudara itu melepas tautan tangan mereka. Setelah membungkuk sopan, Guanlin pergi ke perpustakaan dimana dia harus belajar politik, strategi perang, dan lain-lain.

Sementara itu, Daehwi pergi ke kamarnya. Sejak awal dia tahu bahwa ia sebenarnya tidak boleh mengganggu jam belajar adiknya. Tapi saat ia melihat ke dalam otak adiknya, dia langsung merasa iba.

Adiknya itu sangat penat belajar dan membutuhkan sedikit refreshing. Dia bisa saja sakit jika otaknya diforsir seperti itu.

Jadi Daehwi tadi mengajak Guanlin keluar ke taman sebentar. Berniat sedikit menghibur adiknya itu.

Tapi mereka berdua ketahuan oleh ratu dan mendapat sedikit ceramahan di siang hari.

Daehwi menghela nafas. Ia sangat menyayangi adiknya. Tapi malah membuatnya berada dalam masalah.

-*PanDeep*-

Malam itu suasana makan malam sedikit sepi. Hanya terdengar suara denting sendok dan piring yang beradu. Raja dan Ratu tidak membuka obrolan sama sekali.

Bahkan Daehwi yang selalu bisa mencairkan suasana juga hanya diam. Meskipun begitu, Guanlin tetap makan dengan lahapnya, tidak menyadari suasana mencekam itu.

"Guanlin" panggil Raja setelah menotol-notol bibirnya dengan kain serbet.

Guanlin yang belum selesai makan langsung mendongak. "Nde, appa" jawabnya setelah menelan makanannya.

"Aku ingin kau mempersiapkan dirimu karena lusa kontes untuk pemilihan ratu selanjutnya akan berlangsung" ucap Raja Seungwoo.

Guanlin langsung tersedak ludahnya sendiri. Daehwi terbelalak kaget lantas menatap Ratu. Tapi Ratu masih melanjutkan makan malamnya dengan tenang dan anggun. Seolah tidak terpengaruh sama sekali.

"Maaf appa, tapi apakah ini tidak terlalu cepat untuk Guanlin?" tanya Daehwi.

Sang raja menggeleng. "Bukankah ini bagus agar mereka saling mengenal lebih lama?"

"Lagipula butuh waktu untuk mendidik calon Ratu dengan baik" dukung Ratu dengan tatapan tajam pada Daehwi.

Namja ramping itu menggigit bibirnya. Merasa tersindir karena belum bisa menjadi calon ratu yang baik.

"Dan Daehwi, mulai besok aku sendiri yang akan menjadi gurumu. Karena tidak lama lagi kau akan ditunangkan dengan pangeran negeri Lyonesse" lanjut ratu.

Daehwi ternganga. Tidak menyangka bahwa hari pertunangannya sudah semakin dekat.

TBC

LIGHT STROM [PANDEEP]
BY : Astralian ft. Titha_Putri

Jangan Lupa VOMENTnya :)

Light Strom [ Pandeep ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang