Chapter 1

252 31 2
                                    

-*PanDeep*-

Sejak kecil Daehwi tahu bahwa ia sudah dijodohkan dengan pangeran negeri sebrang itu. Bahkan dia dilatih menjadi seorang Ratu untuk hal itu. Tapi memikirkan bahwa ia akan segera menjalin sesuatu yang serius seperti itu, membuatnya merasa belum layak untuk ikut memerintah negeri lain.

"Aku mengerti" jawab Daehwi pelan.

Sementara itu, Guanlin hanya diam. Ia meletakkan garpu dan sendoknya. Nafsu makannya seolah menguap hanya karena memikirkan calon istrinya nanti.

Bukan hanya itu, Guanlin juga merasa bahwa apa yang selama ini ia pelajari harus benar-benar ia praktekkan mulai sekarang. Ia akan memegang kerajaan ini. Hancur tidaknya kerajaan ini di masa depan, semua bergantung pada keputusannya.

Belum lama perjamuan makan malam mereka selesai, penasihat Raja menghampiri mereka. Mereka semua sontak melirik penasihat tersebut kecuali Guanlin. Ia masih mencerna setiap kata yang dilontarkan Ayahnya.

Daehwi yang semenjak tadi disampingnya, ikut merasa gelisah dengan apa yang dipikirkan adik tercintanya itu. Namja ramping itu memejamkan mata lantas mengirimkan pesan melalui pikirannya agar Guanlin tidak perlu merasa khawatir.

Rajapun bangkit dari tempatnya mengenyangkan perut, membuat Guanlin tersadar dari lamunannya.

“Persiapkanlah diri kalian sebaik-baiknya!” Perintah Sang raja sebelum meninggalkan perjamuan makan malam itu.

"Sebaiknya kalian segera tidur" tambah Sang Ratu yang kemudian beranjak pergi mengikuti suaminya.

Guanlin dan Daehwipun segera menuju kamar masing-masing dengan kegundahan mereka. Dan saat Daehwi memasuki kamarnya, ia terkejut melihat jendela kamarnya yang terbuka dengan sendirinya. Hembusan angin kencang memasuki kamar Daehwi.

Dia tahu angin kencang ini adalah pelampiasan dari apa yang sedang dirasakan Guanlin. Apalagi dengan posisi kamar mereka yang bersebelahan.

“Linlin, kau tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja walaupun aku sendiri juga belum siap.” utar Daehwi menyampaikan ke pikiran Guanlin.

“Nde, hyung” jawab Guanlin seraya menghentikan angin kencang yang dibuatnya.

Guanlin menghela nafas berkali-kali sampai dirinya merasa tenang. Hingga Daehwi tak merasakan kegundahan pikiran adiknya itu lagi, barulah namja cantik itu bisa memejamkan matanya.

-*PanDeep*-

Cuit...cuit..!! burung-burung kecil bernyanyi membawa semangat.  Rupanya hari ini sangat cerah.

Sejuknya pagi sama sekali tidak dapat mengganggu nyenyaknya tidur si penerus kerajaan Lionesse. Jinyoung masih terlelap. Dan tanpa dia sadari, teriknya sinar matahari masuk ke kamarnya. Iapun mengernyitkan dahinya.

“Ma, jangan dibuka kordennya.” kata Jinyoung menarik selimutnya kembali.

“Ini sudah pagi, nak.”, sahut ratu Jaehwan membuka korden jendela kamar Jinyoung.

Jinyoung menguap. Dan dengan imutnya meregangkan tubuhnya kemudian berjalan menuju kamar mandinya. Selepas berpakaian rapih, Jinyoung turun ke ruang makan. Disana sudah tersedia banyak makanan di meja, membuat mata Jinyoung terbelalak. Jinyoungpun berlari dengan semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Light Strom [ Pandeep ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang