SILU[part7]

64 3 0
                                    

~mungkin ini cara lebih baik untuk menjauh darimu dan tunggu aku kembali membalaskan dendam ku yg belum selesai~


William pov
"Will, ke kantin yuk bro si Marissa udah nunggu nih" kata theo ketika bel istirahat di bunyikan dan sekarang hanya mereka berdua yg ad dlam kelas



William hanya diam, dia tidak dalam mood baik hari ini, dia yg terkenal sangat ramah disekolahnya kini menjadi dingin membuat semua orang yg berada di sampingnya heran mlihat sikpanya kini tpi william tidak peduli baginya dia hidup buka untuk mendengar komentar orang lain.

"Hey, bro kenapa melamun ayo lah gue udah lapar nih lo mau buat gue mati kelaparan disini?" Tanya theo yg seketika itu saja membuyarkan lamunannya, dan pandagannya kini tertuju oada Theo yg menampakkan wajah kasihannya seperti anak kecil yg minta di belikan permen

"Iya, iya gue ikut gue gak mau di gugat gara gara lo mati kelaparan disini" ketus William dan beranjak pergi bersama Theo yg klihatan sangat senang.

Kini mereka duduk di pojok kantin, pandangan lapar para mahasiswi yg berada di kanti itu tidak mereka perdulikan, Theo yg sedang asik mengunyah makanannya tanpa sengaja mendengar obrolan dari belakangnya.

"Sttt.. Lo tau gak ayahnya william menikah dengan wanita lagi bro" kata salah satu siswa yg berada di sana

"Yg lebih mengejutkannya lagi wanita itu lebih muda dan banyak orang yg bilang klo wanita itu.."
Siswa itu menggantung kalimatnya dan mnengok kekanan dan kekiri

"Pelac*rnya" sambung siswa itu dan yg lainnya hanya melongo tak percaya

Theo yg mendengar hal itu lantas langsung melihat William dan benar saja rahang william tampak mengerasa menahan emosinya. Entah kenapa pria itu marah sedangkan dirinya sendiri sangat suka menghina Fay dengan sebutan sepertu itu. Dia juga bingung dan sekarang yg dia inginkan adalah pelampiasan.


Dia pun berdiri dan berjalan menghampiri segerombolan siswa yg tampak tengah tertawa ria
William tersenyum mengejek lalu tanpa aba aba dia langsung menarik kerah baju siswa tadi dan langsung memberikan bogem mentah. Para mahasiswa dan mahasiswi disana hanya diam dan melongo menyaksikan perkelahian yg sengit itu dan ternyata siswa yg dihajar tadi melawan dan berusaha memukul perut william tpi william sudah dibekali ilmu beladiri dan dengan sigap dia menarik tangan siswa itu dan memutarnya kebelakang

"Jika lo berani menyebut dia pelac*r lagi akan kubakar rumah dan keluarga lo" ancam William dengan nada berbisik membuat siswa tadi hanya bisa menelan ludahnya sendiri.

Orang yg melihat perkelahian itu hanya menonton saja tidak ad yg berusaha membantu.
Willam pun melepaskan cekalannya dan mulai meninggalkan kantin tersebut diikuti oleh sahabatnya theo.

Di dalam kelas
Theo kaget keberadaan Marissa yg kini berlari lari kecil menghampiri mejanya dengan nafas ngos2sa.lalu dia menatap William dan mengelengkan kepalanya,dia tau apa yg sudah terjadi. Marissa memang kini menjabat sebagai ketua Osis Sma Nusa Bangsa dia dikenal sebagai sosok yg dingin tapi entah kenapa dan bagaiman bisa Theo dapat meluluhkan hati sekeras batu itu.


"Theo teman lo dpat panggilan dari ruang BP tuh"kata Marissa lalu pergi begiti saja


"Waduh gawat ini Will, sekarang lo masuk ke ruang BP bagaimana endingnya ya lo masih hidup apa kagak ya" ucap Theo khawatir melihat hal itu William hanya diam dia memang sengaja melakukan hal itu

Lalu dia beranjak dari duduknya dan pergi menuju ruang BP dengan gaya yg cukup santai.

Author pov
"Kau dasar anak nakal, sudah berapa kali ayah katakan padamu jaga sikapmu" bentak ayahnya dan ditanggapi santai oleh William

"Kau hampir saja membunuhnya"teriak ayahnya lagi dan kini Joseph memegang dadanya seperti menahan rasa sakit Fay dengan sigap membantu Joseph berdiri ,tapi hal itu tidak membuat William merasa kasihan , dia pun berdiri dan pergi begitu saja

Tapi belum sempat dia menaiki tangga ayahnya kembali berkata
"Kau harus kembali ke amerika, lebih baik kau tinggal disana daripada kau membuat kekacauan disini" memdengar perkataan ayahnya William pun tersenyim sinis

"Baik" katanya singkat
Fay hanya melongo kaget, Dulu William selalu menentang keras keputusan ayahnya tpi kini pria itu hanya mengiyakan saja.

"Kau yakin Will?" Tanya Fay ragu dan berharap bahwa William bisa menarik kata2nya kembali entah kenapa hatinya belum siap untuk kepergian William nanti

"Ya, saya akan pergi dan inilah yg anda inginkan bukan, menikmati seluruh harta yg ad dirumah ini"ejek william dan segera berbalik pergi menuju kamarnya

"William jaga bicaramu" tegas ayahnya tapi Pria itu masih berjalan tanpa mempedulikan triakan ayahnya, dan klian mau tau apa yg terjadi pada Fay selanjutnya Ya Fay hanya bergeming, air matanya lolos begitu saja di pelupuk mata indah itu.

"Sudahlah sayang, jangan kau ambil hati perkataan anak itu"kta Joseph berusaha menghibur Fay..

Sorry, I Love YouWhere stories live. Discover now