terbawa cinta

9 0 0
                                    


"Zah ada pr fisika lo,kok kamu santai santai aja gitu." Karina memperlihatkan buku fisika yang belum terisi oleh jawaban dan hanya soalnya saja yang masih setia tampil di sana.

"Biarlah." Jawabku santai sambil membaca novel online di handphone.pagi pagi buta tadi aku teringat jika pr fisika yang harus ku kumpul sekarang juga,dan bodohnya aku,aku lupa dengan semua itu. Akibatnya aku terlambat masuk sekolah untung saja Buk Nur sekaligus guru Bp masih memberiku toleransi.

"Kamu udah belum."

"Udah selesai aku ni rina."

tanganku meraih buku yang masih bersembunyi di balik ransel pink lalu mengeluarkannya.
Jemarik lentikku membuka lembaran kertas yang terdapat serentetan angka yang kadang juga belum paham dengan isi di dalamnya.
Dan ku letakkan di atas meja yang menghadap ke arah karina.
"Ni udah tuh."

Bola mata hitam pekat itu mulai mengisyaratkan untuk mencoba memberitahu jika sang empunya ingin melihatnya.
Aku yang mengerti hal itu lalu mengangguk saja.
"Makasih zahir cantik."

"Yeee...iya sama sama cantik."

******

Hari ini . Di kamis siang pelajaran Aswaja,pak guru yang bersangkutan berhalangan hadir karna sakit.Aku dan karina memutuskan untuk pergi ke kantin mengisi perut kosong kami berdua.

Saat hendak berjalan ke arah kantin.Aku menabrak sesuatu yang empuk namun sedikit keras,karna aku sibuk membenarkan dasi hitam ketimbang memperhatikan jalan yang ku lewati.

"Aduuuuuh.."
Aku terjungkal ke belakang dengan posisi duduk,tentu saja bokongku ini sakit karna terbentur lantai yang cukup keras.

"Jalan liat liat,pake mata."
Haaa suara itu.Aku mendelik ke arah suara tadi.dan benar saja seseorang itu yang kemarin mengajakku untuk pulang bersama dengannya.

"Jalan itu pake kaki bukan pake mata."
Jawabku tak kalah ngotot.

"Ceroboh." Tuturnya Datar dan cukup dingin.

"Suka suka aku lah,ngapain juga kamu jalan di depanku."
Wajahnya masih sama datar tanpa ekspresi dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam celana kain warna hitam.tidak bisa dipungkiri  dia memang tampan.

Sedangkan karina hanya tersenyum menahan ketawanya agar tidak tertawa melihat tingkahku.
Kedua teman dari pria tersebut hanya memandangku dengan heran .

"Bego."

"Iiihhhhhh,,,.."
Cepat cepat ku pergi dari hadapannya,sebelum kepala ku pusing dengan harus menjawab pertanyaan karina yang di lontarkan terus menyudutkanku.

Belum selesai ku berspekulasi,karina mengejutkanku dengan pertanyaan anehnya.
"Tadi itu pacarmu.."
Sontak tenggorokanku terasa tercekat,aku tersedak minuman yang ku minum sendiri,
"Astagfirullah,ya gak mungkin lah."

"Ah masa...tapi orang tadi ganteng lo.pake banget malah."

Emang ganteng,tapi songongnya gak ketulungan.batinku.

"Mana ada.benci ia."

"Ihhh...itu ntar malah jatuh cinta gimana.."

"Semoga aja bukan."

******

Bibir pink itu terus saja berceloteh kesana kemari,menceritakan apa yang berhubungan dengan kehidupannya,dia merasa aku belum mengetahui sisi kepribadian yang ada pada diri gadis manis yang tengah duduk berdampingan bersamaku di taman belakang sekolah.
Tak ada salahnya jika aku bertanya padanya soal percintaannya kan siapa tau dia mau jujur dengan perasaannya.semoga saja.

"Eh rin kamu pernah pacaran gak?."
Tuturku seolah olah aku tidak tau isi hati karina saat itu.

Namun tiba-tiba matanya menatap langit biru seakan akan ia menahan air mata yang hendak jatuh di pipi gembil gadis manis itu.
"Gak pernah kok zah.."

"Pernah suka sama cowok gak..?"

Kini dia menatapku dalam.dan mulai menceritakan semua yang dulu saat terjadi ke salah pahaman antara mereka.
"Aku dulu pernah suka sama seseorang dia teman kecilku kalo gak salah namanya Muhammad Revandi,.dia kakak kelas kita zah kelas XII IPA 2 cuma dulu itu aku masih seusia kamu, tau gak dia manggil aku Lili karna dulu dia bilang 'aku manggil kamu Lili aja ya,soalnya kalo aku manggil kamu larasati itu susah kepanjangan,itu panggilan sayang buat kamu' gitu zah lucu banget yah."
Air mata kini sudah tak bisa lagi terbendung,meski karina menyekanya setiap kali menetes.
Ku ulurkan tanganku tuk mengusap punggungnya seraya menguatkan.

"Terus."

"kami berdua selalu bermain bersama,berangkat sekolah bersama bahkan dia itu jahil banget.masa waktu kecil dulu sepedaku itu di kempesin bannya biar aku pulang nya bareng sama dia.waktu terus berlalu zah kayaknya cepet banget.dan tiba saatnya aku kelas 6 sd dan dia kelas 1 SMP,aku harus ikut orangtua ku ke luar negri dan katanya aku akan menetap di sana.mau gak mau aku harus ikut ke sana,sepanjang perjalanan ke bandara aku nangis gak berhenti berhenti,,,sampe ibuku ngerasa pusing harus gimana lagi supaya aku gak nangis lagi,,,sampe aku bilang ke ibuku aku gak pernah mau ikut kesana.dan pada akhirnya aku harus tinggal di rumah eyangku di aceh selama 3 tahun dan pindah sekolah ke sini,kamu tahu aku seneng banget karna aku bisa ketemu sama dia waktu itu.tapi sayang pas aku mau ketemu sama dia,tanpa sengaja kedua mataku liat dia udah bahagia sama cewek lain."

"Tapi kenapa kamu diem aja kenapa gak ngomong sih rin..?"

"Setelah kejadian hari itu,aku cuma bisa liat dia kejauhan zah..dia gak pernah tau kalo aku Lili,,karna lilinya yang dulu bukan yang sekarang..Aku mengubah diriku menjadi cupu dengan kacamata silinder yang terus ku pakai kemanapun aku pergi.."

"Kamu masih cinta..?"

"Aku juga belum tahu zah.seandainya jika aku tahu dia jodoh ku,cinta ini pasti lah ada artinya..tapi bila dia bukan yang di takdirkan tuhan,apa artinya sebuah cinta untuk seorang penanti yang tak berarti."

Terik matahari di siang itu menjadi saksi untuk kami berdua.dan aku sudah menemukan jawaban yang sejak semalam menjadikanku sulit tidur hanya dengan memikirkannya.

*********

Aku dan Doa(ku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang