Louis dan Eleanor sudah berangkat ke rumah Ele kemarin. Aku dan yang lain bersiap-siap hari ini untuk menghadiri acara mereka. Kedua anak Perrie,Peter dan Pezzy sudah kembali dari rumah orang tua Zayn.
Aku dan anak-anak bahagia saja selama perjalanan. Kami tertawa bersama sampai akhirnya ban mobil Zayn kempes.
Harry dan Niall juga menghentikan mobil mereka.
"Kau tidak membawa ban ganti?,"
"Ah aku lupa,aku akan menghubungi seseorang,"kata Zayn.
" Kalian pindahkan saja barang-barang kalian ke mobilku,"kata Harry. Aku membantu Perrie memindahkan barang-barang ke mobil Harry.
"Kalau begini tempatnya menjadi tidak muat,sebaiknya kalian pergi duluan,aku akan menunggu untuk perbaikan mobilku,"
"Kalian pergi saja,aku yang akan menunggu,Liam juga sebentar lagi akan datang," kataku pada mereka.
"Kau ini perempuan,bagaimana kami bisa meninggalkan kau sendiri di tempat sunyi seperti ini,"
"Ah,tidak apa,lagi pula mobilnya akan menjadi padat,nanti anak-anak tidak nyaman,"
"Kau yakin?," tanya Zayn.
"Mm!,"
"Aku akan tinggal disini,"kata Harry tiba-tiba.
" Oke!,aku akan merasa tenang jika Sydney ditemani,"
Mobil Niall meninggalkan kami. Suasana menjadi sangat sunyi,hanya gesekan rumput ilalang dan angin sepoi yang terdengar.
Aku memutuskan naik kemobil dan menyalakan pendinginnya. Ponselku berdering,Justin menghubungiku.
"Halo,"
"Kau sedang dimana?," tanyanya.
"Dalam perjalanan ke rumah Eleanor,"
"Kau bersama 1D?,"
"Ya,"
"Mengapa tidak mengajakku,"
"Kukira kau sibuk,"
"Kau bahkan belum bertanya,"
"Maaf,"
"Mm...kalau begitu sampai jumpa lagi,"
"Mm.."
Dia mematikan hubungannya. Harry naik ke mobil dan duduk di sampingku. Dia memundurkan jok kursinya lalu tidur disana.
Aku melakukan hal yang sama dan tidur disana.
Tiba-tiba aku mendengar suara anak bayi menangis. Kukira aku hanya berimajinasi saja,ternyata Harry juga membuka matanya. Aku dan Harry segera keluar dari mobil. Kami melihat sebuah kereta bayi di depan mobil.
"Anak siapa?," gumanku.
Harry melihat isi dari kereta itu,aku mengikutinya. Seorang bayi mungil yang sangat cantik sedang menangis didalam. Harry memandang ke sekitar mencoba mencari-cari pemilik bayi itu.
"Tidak ada orang," katanya.
Mobil perbaikan akhirnya datang.
"Apa kalian pemilik mobil ini?," tanya mentainernya.
"Ya,"
"Ah,hanya kempes saja,aku akan memompanya,"
Aku dan Harry memandang pekerjaan pria itu.
"Nah,sudah selesai,"dia memandang kami berdua dengan heran," bayi kalian sedang menangis,kenapa kalian biarkan di bawah terik?,"
"A ah,itu bukan bayi kami,"
"Hmm anak muda zaman sekarang,sebaiknya jangan dibuang lebih baik dititip ke panti asuhan saja,kasihan dia,"katanya sambil memperbaiki barang-barangnya.
Aku menelan ludahku,apa yang dikatakan pria aneh ini.
" Aku harap yang terbaik untuk keluarga kalian,sampai jumpa!,"katanya sambil melambaikan tangan.
"Ah,bodoh,ayo pergi mungkin ibunya sedang buang air,"
"Ya,"
Ibu mana yang buang air meletakkan anaknya ditengah jalan?. Aku dan Harry melangkahkan kaki kami dengan berat.
"Ahh!," dia berjalan menuju kereta bayi itu mengangkat anak itu.
"Gendong dia,biar aku yang menyetir," katanya sambil menyerahkan bayi itu.
Sepanjang perjalanan bayi itu menangis terus. Aku berusaha menenangkannya dalam gendonganku.Akhirnya kami tiba di rumah Ele. Kami turun dari mobil dan masuk ke rumah itu.
Seisi rumah terkejut dengan apa yang kubawa.
"Bayi siapa itu?," tanya Perrie.
"Wah,cepat sekali kalian melakukannya," kata Zayn. Semua tertawa kecuali aku dan Harry.
"Kau sudah tiba disini Liam?,"tanya Harry.
"Aku melihat kalian tertidur pulaa,jadi kulewatkan saja,"
"Benar-benar teman sejati," geram Harry.
"Dia lucu sekali," kata Perrie sambil mengambil bayi itu dari tanganku.
"Kami menemukannya di jalan,benar-benar orang bodoh yang meninggalkan bayinya disitu,"
"Jadi apa yang akan kalian lakukan?,"
"Akan kukirim ke panti,"
"Hey,tidak boleh begitu!,kami akan mencari ibunya,selama itu kalian harus menjaganya!," kata Liam. Kalau Liam sudah berbicara tidak ada yang berani menolak perintahnya.
"Ahhhh!!," kesal Harry sambil mengacak-acak rambutnya,"aku mau tidur,dimana kamar tamunya?,"
"