Bulan hari ini sendiri. Bintang yang katanya selalu ada menemani bulan mengisi langit malam pun hilang. Entahlah. Mungkin dia ikut lenyap ditelan dunia yang serakah.
Setelah kuperhatikan baik-baik. Aku sadar, bulan memang bukanlah wujud nyata dari sesuatu yang disebut kuat atau hebat. Alih-alih dikatakan kuat, dia lebih tepat disebut benalu. Karena sinarnya saja dia menumpang; disinari oleh cahaya matahari yang lelah harus bersinar siang dan malam lalu memberikan mandatnya pada sang bulan. Kalau bukan karena matahari, mungkin orang-orang tak akan bersusah payah hanya untuk melihat sinar ditengah gelapnya angkasa.
Namun setidaknya, bulan bukanlah apa yang disebut dengan pesimistis. Ia pejuang. Pejuang yang terus berusaha agar tetap bersinar, meski sinarnya pun pinjaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Rindangnya Pohon Kehidupan
PoetryHanya ini yang dapat kuceritakan tentang aku, kamu, dan takdir yang begitu penuh dengan permainan. Kuucapkan selamat untukmu, semoga kau baik-baik saja saat menyusuri lembah kehidupan.