Hari Pelayaran Kami

10 1 0
                                    

Senin ini tanggal 26 november 1999.Aku dan gadis kecilku merencakan pelayaran selama satu tahun di lautan . Bukan pelayaran saja,  ini juga dalam rangka mencari ikan tuna untuk di ekspor ke kota dan juga untuk di kosumsi penduduk desa . Desa kami sangat terkenal akan stock tunanya,dan entah mengapa pada tahun ini stock tuna yang kami miliki habis.

Bukan kami berdua saja yang melakukan pelayaran ini.Adikku yang juga paman dari anakku, mengikuti pelayaran ini. Dia adalah Moris...Moris juga membawa istrinya, serta krew kapalnya.

Ngomong-ngomong soal gadis yang bersamaku,dia adalah Elma anakku . Ia sangat malu jika dipanggil sebagai gadis kecil, ia tidak ingin dikatakan manja oleh orang lain. Elma selalu marah jika aku memanggilnya demikian. Meskipun begitu, ia tetaplah gadis kecilku yang sangat kucintai.  Dia anak tunggal yang kini berusia 17 tahun,dan mirip sekali dengan ibunya...

Sebelum Moris mempersiapkan krew kapalnya yang bejumlah 6 orang itu. Seperti yang seharusnya,Elma pamit dan meminta restu ke ibunya agar kami selamat dalam pelayaran yang cukup panjang ini.

Istriku Hana ,wanita yang kucintai sejak aku duduk di bangku SMA. Hana memiliki mata yang indah,serta memiliki hati yang lembut dan bersifat keibuan.
Kopi yang ia buat ketika hujan tiba, cukup nikmat dan memberi sebuah kenangan didalamnya.

Elma sangat dekat dengan Hana, jika terjadi sesuatu dengan dirinya, pasti Hanalah tempat ia bercerita apa yang ia rasakan. Bukan ayahnya yang ia cari. Tapi itu tak masalah bagiku.

Istriku tidak bisa ikut dalam pelayaran ini. Istriku hamil sudah beranjak 3 bulan dan kondisi kandungannya sehat, Elma akan memiliki seorang adik.

Mungkin kami tidak bisa melihat kelahirannya secara langsung. Memang sangat menyedihkan bagi seorang ayah, jika tidak melihat kelahiran anaknya.
Kami berdua sepakat jika yang lahir anak laki-laki akan di beri nama Joel, dan jika perempuan akan diberi nama Jenny.

Elma sangat gembira akan soal itu,  sudah lama ia menginginkan seorang adik dan syukur sekarang telah kesampaian......
.
.
.
.
.
Martiii!! Apakah kau sudah siap?

Moris memang tidak sopan dengan kakaknya. Memanggilku  seakan ia  seumuran denganku, padahal aku ini kakaknya.
Aku tidak akan marah .Itu agar kami bisa lebih akrab sebagai adik kakak.Aku sudah terbiasa dengan hal itu.

Di jam 04.05 di pagi hari. Kami mulai menaiki kapal, dan membawa perlengkapan yang harus di bawa dalam . Perlengkapan kapal maupun penglengkapan pribadi yang harus dibawa dan tidak lupa pula kompas disini....
.
.
.

Elma sedih jika meninggalkan ibunya untuk waktu yang lama. Elma ada maksud tertentu mengikuti pelayaran ini, dan ini berhubungan dengan keluarganya.Meskipun istriku dijaga oleh adik-adiknya, Elma merasa cemas jika tidak ada ibunya disisinya. Aku meyakinkannya bahwa ibunya akan baik-baik saja selama berlayar.Elma pun menjadi agak tenang.

Hana melambaikan tangan kepada kami berdua,dengan wajah yang sedih. Sebenarnya aku turut sedih dalam perpisahan sementara ini. Demi misi pelayaran ,ku harus mulai membiasakan untuk kuat dalam segala hal dan dalam kondisi apapun, termasuk jauh dari sisi istriku. Istriku juga berpesan agar aku menjaga Elma buah hati kami.
.
.
.
.

"Kami berangkat"...

"Hati-hati ya Elma..Marti!"

Hari yang cerah untuk berlayar...

Warga desa melambaikan tangan melepas kepergian kami.

Moris sangat antusias dalam pelayaran ini.Di sangat suka memancing ikan tuna .  Ia berkata kepada krewnya sambil bercerita "aku sangat ingin menangkap ikan tuna punggung perak itu". Di dalam legenda desa kami,  ikan tuna punggung perak itu bernama Thunnini, tidak ada yang bisa menangkap Thunnini sampai saat ini.  Itu membuat aku dan moris tertarik untuk menaklukan Thunnini. Ia memiliki sirip di punggung berwarna perak dan memiliki keanehan di kepalanya. Ada benjolan besar berupa permata seperti batu opal di bagian kepalanya.Masyarakat percaya,  jika ada yang bisa menangkap ikan tersebut dengan menombaknya di bagian kepalanya tepat pada permata tersebut, maka seseorang yang menombak tersebut akan dikabulkan satu permohonannya.

Thunnini berukuran sekitar 70 kaki atau 21 meter. Ia memiliki mata merah, itu jika dilihat dari atas permukaan air. Matanya menyala bagaikan ingin menyerah, ini sebagian pengalaman nelayan yang pernah berjumpa Thunnini. Monster ini memakan segalanya ,termasuk daging manusia.Thunnini muncul di saat ombak besar di sertai badai. Thunnini memiliki yang suara aneh.
.
.
.
.

  Jauh dari desa..... kami melihat gundukan bukit  bejejeran di ujung timur. Pemandangan yang sangat indah di sertai Awan Cumulus. Awan cummulus merupakan jenis jenis awan pertama yang sering dilihat ketika langit cerah tanpa adanya mendung dari awan gelap. Awan ini berbentuk seperti gumpalan kapas yang menghampar secara horizontal dan tampak seperti permen kapas yang menampilkan pemandangan yang indah dan menawan.

Aku dan Moris mengambil peralatan pancing dengan umpan buatan atau lure dengan jenis konahead. Umpan ini berbentuk cumi-cumi yang merupakan mangsa kesukaan ikan tuna. Tuna disini cukup banyak,  ada juga tuna sirip kuning disini...
.
.
.
.
‎.

      "haaa".."pemandangan ini sudah cukup bagiku"..

.........................

2 years in root islandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang